Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(271)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.
Senopati itu berharap, Pangeran Hadliri tak mengalami cedera yang parah.
Yang ditunggu akhirnya datang pula.
Pangeran Hadliri ditandu oleh empat orang prajurit Jepara. Senopati itu segera mendatangi Pangeran Hadliri.
“Pangeran……, Pangeran……! Pangeran telah aman. Di sini semuanya adalah prajurit Jepara……!” Berkata senopati itu.
Pangeran Hadliri sekejap membuka mata, namun terdengar ia mendesis dan kemudian mengerang menahan sakit.
“Ya sudah…..! Pangeran beristirahat saja, kereta akan segera tiba untuk kembali ke Jepara. Kanjeng Ratu telah tiba di Jepara dengan selamat…..!” Berkata senopati itu untuk membesarkan hati Pangeran Hadliri.
Bibir Pangeran Hadliri terlihat tersungging senyum, walau hanya sekilas.
Seperti yang diperhitungkan, beberapa saat kemudian telah terdengar derap beberapa kuda. Mereka memastikan bahwa yang datang adalah para prajurit Jepara dengan keretanya.
Benar perkiraan mereka. Enam kereta kuda dan beberapa prajurit berkuda telah datang dari Jepara.
Kereta yang paling besar diperuntukkan bagi Pangeran Hadliri. Bahkan kemudian, sekalian dengan tandunya di masukan ke dalam kereta. Tandu yang telah didasari dengan dedaunan dan kain, kini ditambah beberapa lembar kain lagi agar Pangeran Hadliri tidak terguncang-guncang terlalu keras. Seorang tabib kadipaten menyertai di dalam kereta Pangeran Hadliri, demikian pula senopati pengiring yang juga terluka.
Iring-iringan kereta dan beberapa kuda segera meninggalkan tepi hutan yang menjadi ajang pertempuran. Pertempuran singkat namun memakan banyak korban. Pertempuran akibat dendam seseorang yang tak terpuaskan.
Sementara itu, para prajurit Demak Jipang pun banyak yang tewas pula. Mereka masih bergelimpangan di dalam hutan. Senopati Demak Jipang pun sepertinya terluka parah pula.
Namun ada satu dua prajurit yang tidak terlalu parah. Mereka berusaha berjalan tertatih untuk sampai di tempat kuda-kuda mereka di tambatkan.
Akhirnya mereka berdua sampai pula di tempat kuda-kudanya.
Mereka dengan menahan sakit ingin mengabarkan ke Kudus, karena terlalu jauh jika harus ke Demak Jipang. Mereka tahu bahwa hubungan Kudus dan Jipang begitu baik karena pengaruh dari Sunan Kudus. Mereka berharap bisa bertemu dengan Sunan Kudus.
Ketika hari telah menjelang petang, mereka baru sampai di Kudus. Namun sayangnya, mereka tidak bertemu dengan Sunan Kudus yang sedang berkunjung ke Demak Jipang. Namun demikian, mereka diterima oleh prajurit Kudus dengan penuh perhatian.
Diceritakan bahwa lebih dari dua puluh prajurit Demak Jipang bergelimpangan di dalam hutan. Mereka menjadi korban pertempuran dengan prajurit Jepara. Mereka yang telah menjadi korban itu tidak mengerti, mengapa harus terjadi pertempuran. Yang mereka tahu, ini adalah perintah dari sang sultan Demak Jipang, Sultan Harya Penangsang.
Mereka perlu bantuan dari prajurit Kudus.
Prajurit Kudus segera memberi bantuan kepada para prajurit Demak Jipang.
Sementara itu, para prajurit Jepara tidak bisa memacu kereta kuda mereka karena membawa Pangeran Hadliri yang terluka parah. Dan juga beberapa prajurit yang terluka pula. Kereta yang lain mengangkut jasad-jasad para prajurit Jepara. Mereka adalah korban dari ganasnya peperangan. Mereka menjadi korban dendam hanya oleh seseorang saja, Sultan Harya Penangsang.
Di Jepara, Kanjeng Ratu Kalinyamat menunggu dengan sangat cemas. Ia telah mendengar bahwa beberapa prajurit Jepara telah menjadi korban. Bahkan beberapa dari mereka telah gugur. Tadi belum diketahui nasib dari sang suami, Pangeran Hadliri. Yang ia dengar sebelumnya, Pangeran Hadliri tidak ada di bekas pertempuran di tepi hutan. Harapannya, sang suami segera diketemukan dalam keadaan selamat. Yang menunggu kedatangan para prajurit Jepara tentunya bukan hanya Kanjeng Ratu Kalinyamat, namun hampir semua kerabat dan para prajurit menunggu dengan kecemasan pula.
…………..
Bersambung………….
Petuah Simbah: “Setiap peperangan hanya akan menimbulkan korban.”
(@SUN-aryo)
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…