Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#276

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(276)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Sementara itu, Raden Mas Danang Sutawijaya menjelang petang baru tiba di keraton Pajang. Ia berhasil membawa seekor rusa jantan yang cukup besar. Rusa dengan tanduk bercabang-cabang yang telah mati itu ia bawa dengan kuda. Ia memang berangkat berburu dengan menunggang kuda. Kuda jantan yang teji – tinggi besar. Ia bangga dengan hasil buruannya, pastilah para gurunya akan senang dengan hasil buruannya. Namun Mas Danang heran, setiap orang yang dijumpai berwajah sendu, tak ada sapaan akrab dan ramah seperti biasanya. Ia semakin heran karena keraton sepertinya lengang. Prajurit jaga yang biasanya dua atau tiga orang, kini hanya seorang prajurit. Prajurit itu pun hanya menganggukkan kepala tanpa sapaan ramah seperti biasanya.
Bahkan ketika ia menyerahkan kuda dan rusa kepada pekatik dan juru bantu, tidak ada tanggapan yang ramah, bahkan tidak terlontar rasa kagum dari mereka dengan hasil buruan rusa yang besar itu.
“Heem….., ada apa ini…..?” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya.
Raden Mas Danang Sutawijaya yang menempati ksatrian di sebelah utara Pasar Gede itu juga diberi gelar; Raden Mas Ngabehi Loring Pasar. Para abdi dalem lebih akrab memanggil Mas Ngabehi.
“Danang……!” Sapa Ki Pemanahan, ayah kandung dari Mas Danang.
“Ooh…., Bapa….! Mengapa semuanya berwajah murung, Bapa…..?” Bertanya Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Berbersih badan dahulu…..! Nanti aku ceritakan…..!” Berkata Ki Pemanahan.
“Baik Bapa…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya singkat.
Ia segera mandi dan berganti baju serta minum secukupnya. Ia tidak sabar ingin segera mengetahui gerangan apa yang terjadi.
Ia pun semakin heran karena tidak melihat Ki Juru Martani, Ki Penjawi atau Kanjeng Sultan Hadiwijaya dan Kanjeng Ratu Cempaka.

“Duduklah, Danang…..!” Berkata Ki Pemanahan.
Ki Pemanahan kemudian menceritakan apa yang ia ketahui tentang Pangeran Hadliri dalam perjalanan pulang dari Pajang ini dan kemudian mampir ke Kudus untuk menjumpai Sunan Kudus. Dan kemudian Pangeran Hadliri dicegat oleh prajurit utusan Sultan Harya Penangsang. Namun Kanjeng Ratu Kalinyamat berhasil selamat.
“Sekarang Kanjeng Sultan beserta Kanjeng Ratu dan Uwakmu serta Pamanmu diiringi dua bregada prajurit sedang menuju Jepara…..!” Berkata Ki Pemanahan.
Raden Mas Danang Sutawijaya hanya bisa menggigit bibir menahan marah.
Ia pun kemudian menarik nafas dalam-dalam dan melepaskannya. Ia seakan ingin melepaskan pepatnya dada.
“Begitu kejamnya Sultan Demak Jipang itu, Bapa…..!” Keluh kesah Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Kita belum bisa menilai sejauh itu, Danang…..! Nanti kita tunggu setelah Kanjeng Sultan kembali……!” Jawab sang ayah.
“Heeem….., apakah Harya Penangsang itu seorang yang sakti mandraguna, Bapa…..?” Bertanya Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Yang aku dengar memang demikian, konon ia memiliki banyak guru, salah satunya adalah Kanjeng Sunan Kudus sendiri…..!” Berkata Ki Pemanahan.
“Danang ingin tekun berlatih agar menjadi seorang yang sakti mandraguna pula, Bapa…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya dengan tekad yang membara.
“Kau masih terlalu muda, masih banyak waktu untuk menimba ilmu…..!” Berkata Ki Pemanahan.
“Sekarang Danang ingin ke sanggar, Bapa…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya yang kemudian berdiri dan meninggalkan ayahnya.
“Beristirahatlah dahulu, Danang……!” Saran ayahnya.
Namun Raden Mas Danang Sutawijaya telah melangkah menuju ke sanggar. Ki Pemanahan pun tak mencegahnya, ia tahu persis watak putranya itu. Jika ia memiliki tekad, sulit untuk dicegah tanpa alasan yang kuat.

Raden Mas Danang Sutawijaya yang juga disebut Raden Ngabehi Loring Pasar itu kemudian melepas bajunya di sanggar.
Ia segera berloncantan di patok-patok kayu untuk pemanasan. Ia ingin melampiaskan pepatnya hati dengan berlatih keras. Ia bertekad harus bisa menjadi seorang yang sakti mandraguna. Jika Harya Penangsang bisa, Danang juga harus bisa! Tekat Raden Mas Danang Sutawijaya.
…………..
Bersambung……………

Petuah Simbah: “Tekad menjadi modal utama untuk maju dan berkembang.”
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#873

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…

5 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

1 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#870

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…

3 hari ago

Dilema Library Genesis dalam Dunia yang Haus Ilmu

Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…

4 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#869

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…

4 hari ago