Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#296

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(296)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Prajurit itu kemudian masuk lebih ke dalam di lingkup keraton. Ia mendengar para wanita bersenda gurau, mereka bergurau karena hampir semua tertidur di sembarang tempat. Bahkan ada yang terlentang di depan pintu. Seandainya ia tidak dibangunkan, mungkin juga belum terbangun.
Prajurit sandi itu heran, seakan di keraton itu tidak terjadi apapun.
Ia mencoba mendengarkan perbincangan para wanita itu dari balik dinding dapur yang terhalang oleh rimbunnya tetumbuhan empon-empon.
Ia tidak mendengar bahwa Sultan Hadiwijaya telah tewas terbunuh. Atau ia juga tidak mendengar perbincangan bahwa telah terjadi pertempuran antara para soreng melawan Sultan Hadiwijaya. Atau seandainya para soreng tertangkap, walau itu kemungkinan paling kecil, namun ia juga tidak mendengar para wanita itu memperbincangkan orang yang tertangkap atau terbunuh.
Prajurit sandi yang telah berpengalaman itu tidak habis mengerti dengan keadaan yang ia hadapi.
“Heem…., apa yang telah terjadi…..?” Batin prajurit sandi itu.
Namun Prajurit itu tak mungkin berlama-lama di lingkup keraton karena hari telah menjelang fajar. Jika ia sampai ketahuan, bisa tertangkap.
Ia pun segera beringsut meninggalkan dekat keraton itu untuk kembali ke alun-alun untuk menemui sejawatnya. Namun ia masih diliputi oleh keheranan yang belum terjawab, apa yang sesungguhnya telah terjadi.

Sementara itu, di dalam sanggar, para tawanan yang tidak berdaya itu berdebar-debar ketika Sultan Hadiwijaya, Ki Juru Martani dan Ki Pemanahan telah datang.
Keringat dingin mengucur deras dari jidat mereka.
Hukuman berat pasti akan mereka terima tanpa bisa melawan dalam bentuk apapun. Siksaan keji siap mereka jalani. Percobaan pembunuhan adalah kejahatan yang tak termaafkan, terlebih percobaan pembunuhan terhadap seorang raja.
Namun saat itu Sultan Hadiwijaya terlihat tersenyum, seakan tanpa dendam apapun. Tetapi bagi para tawanan, senyum itu bagaikan senyum hantu pencabut nyawa.
Mereka kemudian menunduk tak mampu menatap wajah Sultan Hadiwijaya.
“Tidak usah mengelak bahwa kalian adalah suruhan dari Adipati Jipang, Harya Penangsang…..!” Berkata Sultan Hadiwijaya tanpa menyebut Sultan untuk Harya Penangsang.
Mereka hanya menunduk tak menjawab.
“Siapa pemimpin kalian…..?” Bertanya Kanjeng Sultan.
“Dia ini, Soreng Pati….., Kanjeng Sultan…..!” Jawab Ki Soreng Satru yang paling tua.
“Sebutkan nama kalian masing-masing…..!” Perintah Sultan Hadiwijaya.
“Hamba Soreng Satru…..!”
“Hamba Soreng Pati…..!”
“Hamba Soreng Rana….!”
“Dan hamba Soreng Singaparna…..!” Kata Soreng Singaparna yang paling muda.
“Ternyata kalian dari perguruan Soreng, apakah guru kalian tidak menyertai kalian….?” Bertanya Sultan Hadiwijaya.
“Benar, kami satu perguruan, Perguruan Soreng. Bapa Guru Kiai Soreng telah sangat sepuh, beliau tetap tinggal di padepokan……!” Berkata Ki Soreng Pati selaku pimpinan.
“Yaaa….., aku pernah mendengar tentang perguruan Soreng…..!” Berkata Sultan Hadiwijaya.
“Kalian adalah utusan, tidak sepantasnya mendapat hukuman…..!” Berkata Sultan Hadiwijaya.
Para tawanan serentak mendongak, tak percaya dengan yang mereka dengar. Bahkan Ki Soreng Pati kemudian memberanikan diri bertanya; “Maksud Kanjeng Sultan…..?”
“Yaaa….., aku tidak akan menghukum kalian……!” Berkata Sultan Hadiwijaya yang telah bersepakat dengan Ki Juru Martani dan Ki Pemanahan.
Para tawanan pun saling berpandangan, seakan tak percaya dengan yang mereka dengar.
“Bahkan aku ingin memberi kalian hadiah yang pasti tidak kalian duga…..!” Lanjut Sultan Hadiwijaya.
Mereka kembali saling berpandangan, tidak mengerti sama sekali maksud dari Sultan Hadiwijaya tersebut. Bahkan Soreng Rana mengira ini hanya jebakan atau permainan untuk menyiksa batin mereka.
“Sultan Panjang bukanlah seorang penipu atau berbuat licik. Kata-kataku akan benar-benar aku wujudkan……!” Lanjut Sultan Hadiwijaya.
……………
Bersambung………….
(@SUN-aryo)

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#806

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(806)Mataram. Guru orang bercambuk itu tahu bahwa Pangeran Pangiri sama sekali tidak ada…

18 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#805

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(805)Mataram. Para prajurit sandi itu juga bisa menjadi bagian pasukan tempur jika diperlukan.…

2 hari ago

Chipset A Bionic: Kenapa iPhone Selalu Lebih Cepat?

Di era teknologi yang terus berkembang pesat, kecepatan serta performa perangkat menjadi faktor penting dalam…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#804

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(804)Mataram. Senopati Wirosekti mengangguk-angguk kemudian katanya; "Baik Pangeran, saya tidak berkeberatan. Biarlah nanti…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#803

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(803)Mataram. Di barak prajurit di Jatinom, Pangeran Benawa tidak lama. Yang paling utama…

4 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#802

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(802)Mataram. Pangeran Benawa dan Senopati barak prajurit itu kemudian berbincang berdua saja. Pangeran…

5 hari ago