Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(299)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.
Ki Soreng Pati pun mengamati siapa yang datang. Ternyata dia adalah Ki Soreng Singaparna.
“Lhooh….., mengapa Adi Singaparna sudah sampai di sini….? Mengapa tidak pulang…..?” Bertanya Ki Soreng Pati yang heran karena Ki Soreng Singaparna datang ke rumahnya di tengah malam itu.
“Aku diusir istri dan mertuaku, karena istriku dilabrak istriku yang ketiga…..!” Keluh Ki Soreng Singaparna.
“Ooh….., bukankah kau sudah menikah lima kali…..?” Seloroh Ki Soreng Pati.
Ki Soreng Singaparna tidak menjawab, tetapi justru bertanya karena melihat Ki Soreng Pati sepertinya akan pergi jauh.
“Mengapa membawa bekal begitu banyak, Kakang…..?” Bertanya Ki Soreng Singaparna.
Ki Soreng Pati tidak ingin berbohong kepada Ki Soreng Singaparna. Karena bagaimana pun nanti akhirnya tahu juga.
“Heeem…..! Aku tak ingin menghadap Kanjeng Sultan Harya Penangsang…..! Jika aku menghadap, itu artinya soroh pati….!” Jawab Ki Soreng Pati.
” Heee…..! Jika demikian, aku juga tidak akan menghadap ke keraton. Kakang akan pergi ke mana….?” Bertanya Ki Soreng Singaparna.
“Aku juga belum tahu tujuanku, yang terpenting tidak akan terendus oleh prajurit Jipang…..!” Berkata Ki Soreng Pati.
“Jika demikian, aku akan pergi sejauh-jauhnya yang tidak mungkin diketahui oleh prajurit Jipang pula…..!” Berkata Ki Soreng Singaparna.
“Baiklah, jika demikian kita tidak harus bersama-sama, namun sama-sama pergi dari Jipang…..!” Berkata Ki Soreng Pati.
“Dari pada tewas di tangan Harya Penangsang, lebih baik kita pergi mempertahankan hidup kita masing-masing…..!” Jawab Ki Soreng Singaparna.
“Kita tidak perlu pamit kepada siapa pun…..!” Sahut Ki Soreng Pati.
Akhirnya Ki Soreng Singaparna pergi meninggalkan Ki Soreng Pati. Ia juga akan pergi jauh meninggalkan Jipang.
Namun mereka sama-sama menuju ke arah matahari terbenam, walau tidak pergi bersama-sama.
Mereka pun sama-sama membawa keris yang bertereteskan emas dengan ukiran yang indah.
Ketika matahari belum naik sepenggalah, Ki Soreng Rana telah sampai di teras pendapa keraton Demak Jipang. Sesaat kemudian, Ki Soreng Satru juga sudah datang.
Prajurit jaga sudah mengenal kedua orang soreng tersebut, mereka berdua adalah kepercayaan dari Sultan Harya Penangsang.
“Apakah saya beritahukan kepada Kanjeng Sultan Harya Penangsang sekarang juga….?” Bertanya prajurit jaga itu.
“Sebentar lagi, kami masih menunggu Kakang Soreng Pati dan Adi Soreng Singaparna…..!” Jawab Ki Soreng Rana.
“Oh ya, silahkan…..!” Sahut prajurit jaga singkat.
Beberapa saat Soreng Rana dan Soreng Satru menunggu kedatangan Soreng Pati dan Soreng Singaparna.
Namun yang ditunggu tak kunjung datang. Namun mereka terkejut yang datang adalah Sultan Harya Penangsang yang heran atas kedatangan kedua soreng di pagi itu.
“Heee…., kalian begitu cepat melaksanakan tugas…..!” Sapa Sultan Harya Penangsang yang belum tahu kejadian yang sesungguhnya.
“Ooh maaf, Kanjeng Sultan…..! Kami menghaturkan sembah…..!” Berkata Soreng Rana yang kemudian diikuti oleh Soreng Satru.
“Baiklah…., silahkan ke pendapa…..!” Berkata Sultan Harya Penangsang yang kemudian melangkah ke pendapa keraton.
Soreng Rana baru menyadari kemungkinan yang paling buruk ketika Soreng Pati dan Soreng Singaparna tak kunjung datang. Terlebih sepertinya Sultan Harya Penangsang mengira bahwa mereka telah berhasil menjalankan tugas. Keringat dingin mulai mengembun di jidat Soreng Rana. Demikian pula yang dirasakan oleh Soreng Satru.
“Di mana Soreng Pati dan Soreng Singaparna…? Apakah mereka tewas…? Jika tewas itu adalah akibat dari suatu perjuangan…..!” Berkata Sultan Harya Penangsang.
Soreng Rana dan Soreng Satru semakin berdebar-debar, bagaimana ia mesti melaporkan kejadian yang sebenarnya.
“Ha ha ha……, ceritakan bagaimana Tingkir tewas di tangan kalian……!” Berkata Sultan Harya Penangsang tidak sabar.
……………..
Bersambung………….
(@SUN)
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…