Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#300

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(300)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Soreng Rana dan Soreng Satru semakin gelisah. Mereka baru menyadari bahwa mereka telah gagal menjalankan tugas. Tugas yang besar, jika telah berhasil pasti akan menerima ganjaran yang besar pula. Sebelumnya tak terlintas di pikirannya bahwa jika gagal akan menerima akibatnya pula. Sehingga mereka berdua tak segera menjawab. Ki Soreng Rana beberapa kali menengok ke belakang, ia berharap Ki Soreng Pati sebagai pimpinan utusan segera menyusulnya. Namun yang ditunggu tak kunjung tampak.
“Heee….., ayo ceritakan bagaimana Tingkir mampus di tangan kalian…..!” Pertanyaan ulang dikatakan oleh Sultan Harya Penangsang.
Sultan Harya Penangsang memang yakin bahwa Jaka Tingkir Sultan Hadiwijaya pasti sudah tewas. Jika tidak bagaimana mungkin Soreng Rana dan Soreng Satru tetap selamat.
“Maaf Kanjeng Sultan, kami berdua masih menunggu Kakang Soreng Pati dan Adi Soreng Singaparna. Biarlah Kakang Soreng Pati yang melaporkan, karena dia adalah pimpinan kami…..!” Dalih Ki Soreng Rana.
“Ha ha ha ha….., ternyata kalian semua selamat…..! Bagus…..!” Puji Sultan Harya Penangsang yang belum tahu kejadian yang sebenarnya.
Soreng Rana dan Soreng Satru semakin basah kuyup oleh keringat dingin yang membasahi punggungnya pula. Ia sungguh heran, mengapa sampai sedemikian siang Soreng Pati dan Soreng Singaparna belum juga tampak.
“Heeem….., apakah mereka ketiduran setelah hampir sehari dua malam tidak tidur…..?” Gerutu Soreng Satru.
“Heee….., bisa jadi demikian…..!” Sahut Soreng Rana untuk membesarkan hati yang telah mengkerut.
“Ha….., biarlah mereka berdua menyusul kemudian. Sekarang kau Soreng Rana, ceritakanlah…..!” Desak Sultan Harya Penangsang tidak sabar.
Soreng Rana sungguh gemeteran, apa yang akan ia sampaikan? Tentang kegagalan? Ia sama sekali tidak bersiap untuk menyampaikan laporan tentang tugas mereka untuk membunuh Jaka Tingkir. Soreng Pati yang seharusnya melaporkan segalanya kepada Sultan Harya Penangsang. Ia mulai curiga dan mengumpat dalam hati; jangan-jangan Soreng Pati dan Soreng Singaparna melarikan diri. Namun selama dalam perjalanan, tak terungkap sepatah kata pun tentang kemungkinan mereka berdua melarikan diri.
Soreng Rana juga ada rasa penyesalan, mengapa dua orang prajurit sandi sampai terlupakan. Jika mereka pulang bersama prajurit sandi itu tentu beban perasaannya sedikit berkurang.
“Soreng Rana…..! Ayo katakan, bagaimana Tingkir mampus…..!” Desak Sultan Harya Penangsang.
Soreng Rana geragapan dan tak bisa mengelak. Ia harus mengatakan apa yang telah terjadi di keraton Pajang.

Mula-mula ia menceritakan, bagaimana semua rencana telah berjalan dengan mulus tanpa halangan apapun. Prajurit sandi telah memberi keterangan yang rinci dan sesuai kenyataan.
Ki Soreng Satru pun telah berhasil membuat seluruh penghuni keraton tertidur pulas.
“Ha ha ha ha…., aku percaya kepada Soreng Satru…..! Kau telah tuntas ilmu sirepmu…..!” Sela Sultan Harya Penangsang.
Ki Soreng Satru Hanya mengangguk-angguk, namun tidak berani mendongak menatap wajah Sultan Harya Penangsang.
Ki Soreng Rana kemudian melanjutkan, bahwa dirinya bersama Soreng Pati telah berhasil masuk ke dalam bilik Sultan Hadiwijaya yang terbaring di tempat tidur tidak bersama sang istri.
“Ha ha ha ha….., kalian memang cerdik, dan bodohnya Jaka Tingkir yang belum matang ilmunya itu. Jika ia memang berilmu, tentu akan tanggap sejak awal dan tidak akan tertidur pulas…..!” Sela Sultan Harya Penangsang yang menganggap ilmu dari Sultan Pajang itu masih mentah.
“Maaf, Kanjeng Sultan…..! Itulah yang terjadi, namun tidak seperti yang kami kehendaki……!” Berkata Soreng Rana.
“Apa maksudmu, Soreng Rana…..?!” Bertanya Sultan Harya Penangsang yang heran, karena tak tampak wajah gembira dari Soreng Rana maupun Soreng Satru.
…………….
Bersambung…………
(@SUN)

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#873

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…

2 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

1 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#870

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…

3 hari ago

Dilema Library Genesis dalam Dunia yang Haus Ilmu

Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…

4 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#869

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…

4 hari ago