Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Ki Ageng Pengging-Part#129

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Ki Ageng Pengging.

Mereka bertujuh segera mempersiapkan diri, sedangkan Sunan Ngudung berdiri beberapa langkah dari mereka yang telah siap bertempur. Sunan Ngudung percaya bahwa para senopati andalannya akan mampu dengan cepat menangkap Ki Ageng Pengging. Bahkan jika hanya seorang senopati pun pasti akan mampu menundukkan Ki Ageng Pengging itu. Namun ia berkehendak untuk menangkap hidup-hidup orang yang ia anggap mendukung Majapahit itu. Mereka bertujuh pasti akan mampu melaksanakannya.
“Tangkap hidup-hidup, kita serahkan kepada Kanjeng Sultan…..! Sepertinya Ki Ageng Pengging itu sulit untuk diajak berembug…..!” kata Sunan Ngudung.
Mereka bertujuh sengaja tidak menghunus senjata mereka masing-masing. Mereka ingin menangkap Ki Ageng Pengging dengan tangan kosong agar tidak membuat cedera yang mematikan. Yang langsung berhadapan dengan Ki Ageng Pengging hanya seorang senopati yang telah mengenal sebelumnya. Sedangkan mereka berenam mengepung agar Ki Ageng Pengging tidak melarikan diri.
Ki Ageng Pengging juga sudah besiaga sepenuhnya, ia tidak ingin ditangkap oleh utusan dari Demak Bintara tersebut.

Sementara itu, ketika mereka telah bersiap untuk adu ilmu, ada sepasang mata yang memperhatikan mereka. Ia berusaha jangan sampai diketahui oleh mereka yang sedang berselisih itu. Orang itu berada di sebalik gerumbul perdu yang rimbun yang leluasa bisa melihat mereka. Ia serba sedikit telah mendengar perbincangan mereka. Ia pun pernah mendengar tentang siapa Ki Ageng Pengging itu. Ia telah mendengar pula bahwa rombongan orang-orang itu adalah para utusan Dari Demak Bintara dari perbincangan yang ia dengar.
Ia melihat senopati itu segera menyerang Ki Ageng Pengging dengan kekuatan penuh. Namun yang diserang adalah Ki Ageng Pengging yang telah siap dengan ilmunya yang tinggi. Ki Ageng Pengging hanya beringsut dengan sederhana namun sudah mampu menghindari hantaman lawannya. Ia tak ingin bermain-main menghadapi banyak orang itu. Maka ia ingin segera mengurangi jumlah lawannya. Ketika lawannya gagal dalam serangan, seketika itu juga sebuah pukulan menghantam lambung orang itu dan tak mampu dihindari. Orang itu memang tidak mengira bahwa Ki Ageng Pengging langsung menyerang dengan ilmunya yang tinggi. Yang terjadi membuat mereka yang menyaksikan sungguh terperangah. Senopati itu teguling kesakitan dengan memegang lambungnya. Dua orang kawannya segera menolongnya. Sedangkan tiga orang yang lain segera menyerang Ki Ageng Pengging. Sedangkan yang lain berjaga-jaga agar Ki Ageng Pengging tidak melarikan diri.
Orang yang berada di balik gerumbul perdu itu pun terkejut melihatnya. Namun ia tetap bersembunyi untuk bisa melihat kejadian selanjutnya.
Tiga orang itu menyadari bahwa Ki Ageng Pengging sungguh berilmu tinggi, mereka tak ingin lengah seperti kawannya yang menyerang sebelumnya. Mereka pun telah bersiaga dengan ilmu mereka. Mereka bertiga menempatkan diri saling berseberangan dari keberadaan Ki Ageng Pengging. Salah seorang segera mamancing serangan, Ki Ageng Pengging dengan mudah mengelak. Namun dari arah lain segera melayang hantaman dengan cepat. Ki Ageng Pengging terpaksa harus meloncat untuk menghindarinya. Namun seorang yang lain telah mengayunkan tendangan ke punggung Ki Ageng Pengging. Ki Ageng Pengging harus merendahkan tubuhnya untuk menghindari ayunan kaki lawannya. Ki Ageng Pengging sibuk menghindari serangan beruntun dari ketiga lawannya. Namun ia masih mampu mengelak sehingga belum ada serangan lawan yang mengenainya. Ki Ageng Pengging tak ingin hanya menjadi sasaran serangan lawan. Ia pun segera menyerang balik salah seorang lawannya. Namun lawannya itu pun selamat dari serangan Ki Ageng Pengging karena salah seorang kawannya melancarkan serangan. Dan kawannya yang lain pun melancarkan serangan pula. Kini Ki Ageng Pengging yang kembali sibuk menghindar.
Pertarungan sengit segera terjadi, seorang yang dikerubut oleh tiga orang senopati Demak Bintara.
…………
Bersambung………

Petuah Simbah: “Jika sudah menyangkut prinsip kehidupan, maka nyawa pun dipertaruhkan.”
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#873

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…

12 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#870

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…

4 hari ago

Dilema Library Genesis dalam Dunia yang Haus Ilmu

Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…

4 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#869

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…

5 hari ago