Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Ki Ageng Pengging-Part#138

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Ki Ageng Pengging.

Namun tak ayal ada beberapa prajurit yang tersulut kobaran api. Mereka segera meloncat terjun ke sungai. Namun naas, ketika terapung di air, hujan anak panah melanda mereka. Mereka yang terjebak di atas jembatan pun mendapat serangan anak panah. Korban pun berjatuhan. Terlebih mereka yang terjebak di seberang jembatan, mereka sama sekali tak bisa menghindar dari hujan anak panah dari tiga arah. Sedangkan kobaran api benar-benar memutus ujung jembatan Kali Wareng itu.
Semalam, para prajurit Majapahit sempat menumpuk dedaunan dan kayu kering yang kemudian disiram dengan minyak jarak di bawah ujung jembatan. Dan ketika terjadi kegaduhan, anak panah api diluncurkan ke dedaunan kering yang telah disiram dengan minyak jarak, maka segera berkobarlah api di bawah ujung jembatan itu.

Sultan Trenggono yang masih berada di barisan belakang pasukan besar itu marah bukan kepalang mengetahui banyak korban prajurit yang terjebak siasat lawan.
“Akan aku hancurkan mereka, Kanjeng Sunan…..!” seru Sultan Trenggono.
“Sabar Kanjeng Sultan….! kita jangan sampai terjebak untuk kedua kalinya……!” nasehat Sunan Kudus.
“Heeem…..! Ini adalah hinaan dan tantangan yang tidak boleh dibiarkan….!” lanjut Sultan Trenggono.
“Kitalah yang harus siaga sepenuhnya, jangan remehkan lawan dan terlalu percaya diri. Akibatnya sudah terjadi, kita lengah, korban sudah berjatuhan…..!” lanjut Sunan Kudus.

Beberapa senopati dari pasukan Demak pun berusaha untuk menyeberangi Kali Wareng untuk melawan para pembidik yang berlindung di balik pepohonan. Namun mereka tak menemukan seorang pun yang mereka cari. Para pembidik adalah tiga bregada prajurit Majapahit dan mereka yang mahir memainkan anak panah. Mereka segera berlarian menuju kuda-kuda yang mereka tambatkan.
Mereka merasa berhasil mengurangi jumlah prajurit lawan. Walaupun itu terhitung kecil jika dibandingkan dengan jumlah prajurit lawan yang puluhan ribuan itu. Namun demikian, keberhasilan itu akan mengangkat semangat mereka untuk melawan musuh yang besar jumlahnya.

Adipati Majapahit berbangga kepada para prajuritnya yang telah berhasil me memukul dengan telak pasukan lawan. Dari pihak lawan banyak jatuh korban, sedangkan dari pihaknya sama sekali tidak ada korban.
Adipati Majapahit telah mendapat laporan bahwa jumlah pasukan lawan jauh lebih banyak dari pasukan Majapahit. Dan pasukan lawan terdiri dari para prajurit pilihan dari beberapa kadipaten. Namun demikian, dengan keberhasilan itu menunjukkan bahwa siasat perang ikut menentukan menang atau kalahnya pertempuran.
Adipati Majapahit kemudian berunding dengan para senopatinya untuk menentukan gelar perang yang akan mereka pasang.
“Jumlah kita masih kalah banyak dari pasukan lawan, namun kita tuan rumah di negeri sendiri. Kitalah yang harus menguasai medan pertempuran…..!” kata Adipati Majapahit.
Seorang senopati kemudian mengatakan bahwa ia bersama bregada prajuritnya telah menyiapkan salah satu siasat perang yang termasuk kuna. Namun siasat kuna yang sederhana itu diharapkan bisa menghambat laju pasukan lawan. Dan sedikit bisa mengurangi jumlah prajurit lawan pula. Senopati itu sejak semula bersama bregada prajuritnya telah menyiapkan rencana itu. Mereka telah menyiapkan barang yang diperlukannya karena banyak terdapat di pekarangan yang banyak ditumbuhi tanaman rambat gembolo dan gembili yakni ri kemarung.
“Heeem….., siasat yang baik. Aku pernah mendengar siasat itu…..! Laksanakan rencana itu, dan kalian harus bekerjasama dengan senopati pasukan panah dan senopati pasukan lembing…..!” perintah Adipati Majapahit.
“Kita tunggu saja pasukan lawan di hutan yang jarang itu saja. Di sana tempat yang cocok untuk menjalankan siasat kalian……!” lanjut Adipati Majapahit.

Para senopati Majapahit itu segera menyiapkan siasat perang kuna dan sederhana yang telah direncanakan.
……………
Bersambung…………

Petuah Simbah: “Dalam setiap melakukan pekerjaan, kita harus bisa secara efektif dan efisien, dengan tepat guna dan tepat sasaran.”
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#873

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…

25 menit ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

1 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#870

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…

3 hari ago

Dilema Library Genesis dalam Dunia yang Haus Ilmu

Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…

4 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#869

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…

4 hari ago