Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(755)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.
Gandewa dan anak panahnya telah tersedia lebih dari cukup. Mereka membuat sendiri dari bahan bambu.
Sedangkan di alun-alun utara hampir semua warga Mataram ikut berlatih olah kanuragan. Mereka bertekad akan mempertahankan bumi Mataram sampai titik darah penghabisan. Tanah yang sebelumnya adalah hutan yang lebat kini telah menjadi sebuah negeri karena perjuangan mereka yang tidak kenal lelah. Apapun yang terjadi, tanah ini harus dipertahankan.
Para pengawal Mataram sedang membangun perkemahan di Randu Gunting. Mereka dibantu oleh warga kademangan Karanglo. Perkemahan yang terbuat dari bambu dan atapnya dari pelepah daun kelapa. Di tempat itu mengalir sungai kecil yang airnya jernih dan bersih. Sungai itu bermuara ke kali Opak. Tempat yang tidak jauh dari jembatan kali Opak di Prambanan.
Besuk pagi rencananya pasukan Mataram mulai berdatangan ke perkemahan di Randu Gunting itu.
Sementara itu, pekerjaan yang dikerjakan di Kali Bulus telah benar-benar selesai. Bahkan yang dikerjakan di kali Wedi pun telah hampir rampung pula. Para murid dari perguruan Kaliangkrik, dari Bukit Tidar, dari Lembah Merapi Merbabu serta warga pedukuhan Cangkring telah bekerja keras. Persahabatan mereka dengan Mataram telah terjalin erat. Mereka pun tidak rela jika Mataram diserbu oleh musuh darimana pun datangnya.
Ki Juru Martani dan Panembahan Senopati ketika kembali berkunjung ke tempat itu merasa puas. Semoga kerja keras mereka tidak sia-sia.
“Yang di kali Wedi sebagian besar memakai gedebok pisang, Ki Juru. Toh tidak dipakai lama….!” Berkata Ki Singa Dangsa.
“Tidak apa-apa, paling tiga atau empat hari. Dan itu lebih mudah…..!” Jawab Ki Juru Martani.
“Kami sudah menyusur sampai di tempat yang akan digunakan untuk berkemah pasukan Pajang, Kanjeng…..!” Berkata Ki Sura Patil.
“Baiklah….., semoga semua sesuai dengan rencana. Laporan yang kami Terima, Pajang memang mengirimkan pasukan yang sangat besar. Oleh karena itu, cara seperti yang kita rencanakan itu adalah bagian dari gelar perang…..!” Jawab Panembahan Senopati.
“Jaga agar jangan sampai diketahui oleh telik sandi lawan…..!” Pesan dari Ki Juru Martani.
“Baik Ki Juru, mereka bisa kami percaya…..!” Ki Singa Dangsa yang menjawab.
Sementara itu, pasukan dari bang wetan yang dipokok-i oleh pasukan Purubaya telah hampir sampai di Pajang. Para prajurit bersenda gurau di perjalanan. Mereka sama sekali tidak terkesan sebagai sebuah pasukan yang akan maju ke medan laga. Mereka telah mendengar perbandingan kekuatan prajurit antara Pajang dan Mataram. Pasukan ini saja sudah lebih dari limaribu prajurit. Dan kabar yang mereka dengar, di Pajang telah berkumpul sepuluhan ribu prajurit. Sedangkan pasukan Mataram tidak lebih dari seribu prajurit.
“Kita nanti bisa melihat candi-candi di sekitar Prambanan yang cukup banyak dan bisa melihat agungnya gunung Merapi…..!” Berkata salah seorang prajurit yang pernah lewat sampai Prambanan.
“Aku pernah mendengar dongeng tentang candi Ratu Baka dengan Bandung Bandawasa. Aku ingin melihat candi Ratu Baka yang katanya di atas bukit itu…..!” Sahut salah seorang prajurit sambil terus berjalan.
“Heee…..! Itu bukan dongeng, tetapi sungguh-sungguh terjadi…..!” Sanggah prajurit yang lain.
“Candi di atas bukit…..?” Bertanya prajurit yang lain.
“Yaa…., ceritanya seperti itu. Besuk kita buktikan…..!” Berkata prajurit lainnya.
Mereka, para prajurit itu berjalan sambil berbincang tentang berbagai hal. Namun mereka sama sekali tidak berbincang tentang perang itu sendiri. Mereka sudah sangat yakin akan dengan mudah menggulung pasukan Mataram. Bahkan seandainya yang maju hanya pasukan dari bang Wetan itu sendiri.
Ketika sampai di Pajang, pasukan besar itu disambut dengan gembira oleh para senopati dan prajurit yang telah terlebih dahulu tiba. Di alun-alun Pajang telah berkumpul para prajurit yang sangat banyak. Lebih banyak dari prajurit bang Wetan yang baru datang.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
** Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…