Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1000 (edisi spesial)
Mataram.
Sedah Merah.
Tempat itu memang terpencil karena dibatasi oleh sungai agak besar dan hutan. Tempat itu hanya bisa dilalui dengan jalan setapak. Di sepanjang jalan setapak itu, pasukan Mataram telah menempatkan para prajurit pilihan dan prajurit bersenjata panah. Jika ada dari pihak lawan akan menuju ke tempat itu tentu akan diketahui dan dihalau dengan anak panah. Namun prajurit utusan yang bersama prajurit sandi yang ditempatkan di Blambangan itu lancar tanpa hambatan. Karena mereka telah dikenali sebagai prajurit Mataram.
Setelah saling berkabar keselamatan dengan Raden Mas Jolang dan para senopati yang mendampingi, prajurit sandi itu kemudian melaporkan keadaan keraton Blambangan seperti yang ia sampaikan sebelumnya kepada para prajurit utusan.
“Heeem…..! Jadi hampir setiap lelaki adalah prajurit….? Bukankah itu sama dengan keraton Mataram saat ini. Tetapi terimakasih tentu sangat berarti keterangan ini. Dan tentu saja setiap rumah di sekitar kraton menyimpan senjata yang siap untuk digunakan. Oleh karena itu kita juga harus berhati-hati. Jangan sampai kita terjebak di kandang singa…..!” Tanggapan dari Raden Mas Jolang.
Masih beberapa saat mereka berbincang terutama tentang rencana penyerbuan. Prajurit sandi itu tentu yang lebih mengetahui tentang keadaan di dalam keraton.
Masih menjadi perbincangan antara menyerbu langsung di pagi buta dengan akibat pasukan Mataram bisa dikepung dari segala arah dengan senjata panah dari balik tetumbuhan. Bahkan mereka bisa membidik dari atap-atap rumah. Atau akan perang terbuka dengan gelar perang.
“Nanti akan kita bicarakan dengan sungguh-sungguh dengan berbagai pertimbangan….!” Berkata Raden Mas Jolang.
Ketika mereka sedang menikmati minuman dan camilan yang tersedia, prajurit sandi itu berseloroh; “Yang sekarang sedang menjadi buah bibir di keraton Blambangan itu bukan tentang pasukan, tetapi tentang sekar kedaton….!”
“Heee…., apa maksudmu….?” Bertanya Raden Mas Jolang yang sepertinya tertarik.
“Yaaa…., sekar kedaton yang telah lewat akhil balik itu memang sedang menjadi perbincangan karena kecantikannya. Belum pernah kami yang setua ini melihat gadis secantik sekar kedaton keraton Blambangan itu….!” Jawab prajurit sandi.
“Apakah di Mataram tidak ada yang secantik dia….? Siapa nama dari gadis itu…..?” Bertanya Raden Mas Jolang.
“Maaf Raden, putri-putri Mataram memang cantik-cantik, tetapi gadis itu sungguh berbeda. Bahkan setiap beliau ke pasar, pasti akan menjadi pusat perhatian. Dipastikan setiap orang akan memperhatikannya. Tidak hanya para pria, tetapi para embok pun kagum akan kecantikannya…..! Nama gadis itu telah kondang, setiap orang Blambangan pasti pernah menyebutnya, namanya Sedah Merah…..!” Lanjut prajurit sandi itu.
“Sedah Merah…..!” Tanpa sadar Raden Mas Jolang mengucapkannya.
“Apakah Sedah Merah sudah bertunangan, Paman…..?” Bertanya Raden Mas Jolang kemudian.
“Heeem….., itulah yang selalu diperbincangkan pula, Raden. Konon tak ada perjaka yang berani mendekati Ni Sedah Merah justru karena kecantikannya. Dan pula karena beliau adalah putri seorang raja, Prabu Siung Laut…..!” Berkata prajurit sandi yang banyak tahu tentang Sedah Merah.
“Heeem…, membuat aku penasaran. Nanti aku butuh banyak berbincang denganmu, Paman. Sekarang beristirahatlah. Kami akan melanjutkan rencana kami….!” Berkata Raden Mas Jolang kemudian.
Dalam perbincangan itu kemudian diputuskan untuk memancing pasukan Blambangan keluar dari keraton. Caranya adalah dengan menangkap beberapa prajurit Blambangan yang sedang berjaga dan kemudian dijadikan sandera. Tugas menangkap para prajurit itu dipercayakan kepada beberapa senopati yang berilmu tinggi.
Setelah selesai berembuk, Raden Mas Jolang kemudian memanggil kembali prajurit sandi yang tadi memberikan banyak keterangan tentang putri Sedah Merah. Prajurit itu masih menambahkan cerita tentang Sedah Merah.
Raden Mas Jolang sungguh tertarik dengan cerita dari prajurit sandi itu.
Bahkan Raden Mas Jolang kemudian mengatakan rencananya.
“Aku tentu membutuhkan Paman untuk menjdi petunjuk jalan dan mengawasi aku…..!” Lanjut Raden Mas Jolang.
………….
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.