Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1006

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1006
Mataram.
Sedah Merah.

Orang itu masih memperhatikan pasukan yang ia yakini sebagai pasukan Mataram. Pasukan berkuda yang cukup besar. Ia tertegun ketika melihat pasukan itu dengan perlengkapan perang yang komplit. Orang setengah baya mantan prajurit Blambangan yang berpengalaman itu segera beringsut dengan hati-hati. Setelah dirasa aman, ia kemudian berlari menuju ke keraton Blambangan. Ia adalah mantan seorang prajurit yang kini masih sering keluar masuk hutan. Walau terengah-engah, namun ia segera sampai di pintu gerbang keraton yang dijaga oleh dua orang prajurit.
“Heee…., ada apa berlari-lari…..?” Bertanya seorang prajurit muda kepada orang yang masih terengah-engah itu. Orang itu tidak segera menjawab.
“Ooo….., bukankah kau Kakang Darpa….?” Bertanya prajurit yang seorang lebih tua.
“Ya benar….., aku Darpa…! Aku ingin bertemu dengan gusti senopati, ada hal penting yang akan aku laporkan…..!” Berkata Darpa.
“Tentang apa Kang….?” Bertanya prajurit jaga yang lebih tua kemudian.
Darpa kemudian menceritakan serba sedikit tentang yang dilihatnya.
“Baik….., ayo aku antar menghadap gusti senopati…..!” Berkata prajurit jaga yang sebelumnya belum mengenal Darpa.

Senopati yang mendapat laporan itu segera bertindak cepat. Ia kemudian mengajak Darpa dan beberapa senopati yang lain untuk menghadap Prabu Siung Laut.
Prabu Siung Laut murka setelah menerima laporan itu. Ia percaya bahwa Darpa yang telah dikenal dengan baik itu berkata yang sebenarnya. Sang Prabu kemudian memerintahkan kepada para senopati untuk mengerahkan pasukan yang besar dengan segala perlengkapan perang yang komplit.
“Kepung prajurit itu dari segala arah. Buktikan bahwa Blambangan mampu menumpas pasukan Mataram…..!” Perintah Prabu Siung Laut jelas dan tegas.
Perintah tak perlu diulang. Para senopati segera menghubungi para senopati yang lain.
Para senopati tidak kesulitan untuk menghimpun para prajurit dari kesatuan masing. Mereka – masing-masing kesatuan itu memiliki irama kentongan tertentu untuk memanggil para prajurit.
Benar saja, dalam waktu yang singkat, alun-alun Blambangan telah penuh dengan para prajurit yang siap untuk maju berperang. Mereka belum tahu untuk apa mereka dikumpulkan secara mendadak. Dan hampir seluruh kesatuan bregada prajurit hadir di alun-alun itu.
Para senopati yang dibantu oleh para lurah prajurit telah mengatur masing-masing kesatuan berbaris rapi di tengah alun-alun.
Seorang senopati utama telah sesorah – berbicara lantang, jelas dan tegas kepada seluruh prajurit yang memenuhi alun-alun itu. Dikatakan bahwa hari itu juga mereka akan menyergap pasukan Mataram di luar kota. “Jangan sampai para prajurit Mataram masuk ke dalam kota…..! Kepung dari segala arah, sekarang juga. Walau hari telah gelap, serbu pasukan yang berani menginjakkan kaki di bumi Blambangan…..!” Perintah senopati utama dengan lantang, tegas dan jelas.
Terdengar bergeremang di seluruh alun-alun menanggapi perintah yang mendadak namun sangat penting itu.
Dalam pada itu, seorang penjual gorengan di pojok alun-alun segera mendekati sang istri sambil berbisik; “Kau tunggu dagangan ini seorang diri. Aku akan segera mengabarkan kesiagaan pasukan yang akan menyerbu pasukan Mataram itu….!” Sang istri segera tanggap karena itu memang menjadi tugas suaminya sebagai seorang prajurit sandi dari Mataram. Orang itu segera berjalan dengan hati-hati untuk menghubungi kawannya yang memiliki kuda di rumahnya.
Derap kaki kuda tidak begitu kencang agar tidak menjadi perhatian siapapun. Namun setelah di jalanan yang ramai, ia mempercepat laju kuda agar segera tiba di tempat pasukan Mataram berada.
Senopati Prastawa segera menyiapkan pasukan berkuda itu untuk menghadapi pasukan Blambangan yang mungkin sekali akan segera tiba.
“Siapkan pasukan bertameng di barisan terdepan….! Demikian juga pasukan panah dan lembing…..!” Perintah senopati Prastawa.
Para prajurit berkuda yang pilihan itu segera mengatur diri untuk menghadapi segala kemungkinan.
…….
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi youtube : https://www.youtube.com/@stsunaryo4601 , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *