Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1007

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1007
Mataram.
Sedah Merah.

Dalam keadaan medan seperti di hutan itu, senopati Prastawa memerintahkan pasukan yang berada di paling depan bukan pasukan berkuda. Kuda-kuda mereka di ikat di pepohonan di belakang mereka. Perhitungannya, jika berkuda kuda-kuda itu justru yang mudah menjadi sasaran anak panah atau lembing lawan. Pasukan yang di garda terdepan adalah pasukan bertameng dan pasukan panah.
Kini pasukan Mataram telah bersiaga sepenuhnya untuk menyongsong pasukan lawan. Sementara itu para prajurit sandi Mataram selalu mengawasi pergerakan lawan.
Dalam pada itu, pasukan Blambangan telah bergerak dari segala arah untuk mengepung pasukan Mataram di tepi hutan yang tidak terlalu lebat. Pasukan Blambangan jumlahnya berlipat dari pasukan Mataram. Untuk mengepung sebuah lingkaran pasukan lawan tentu diperlukan jumlah pasukan yang berlipat. Pasukan pengepung lingkarannya tentu lebih lebar dengan para prajuritnya yang tersebar merata. Dalam keadaan seperti itu, sesungguhnya pasukan Mataram yang bertahan lebih diuntungkan.
“Pasukan lawan telah semakin dekat, gusti senopati….!” Lapor prajurit sandi kepada senopati Prastawa.
“Kabarkan kepada para senopati, bahwa untuk beberapa saat kita akan bertahan dengan berhemat anak panah dan lembing. Jika nanti serangan lawan telah mengendor, kitalah yang akan menyerang lawan dihadapkan bregada prajurit masing-masing. Nanti aku akan memberikan aba-aba…..!” Perintah senopati prastawa. Prajurit sandi segera berlari untuk menyampaikan perintah dari senopati utama, Senopati Prastawa.
Para senopati Mataram segera tanggap akan gelar perang yang akan mereka lakukan. Pasukan yang berada di garda terdepan juga harus tersamar dengan berlindung di balik pepohonan. Bahkan mereka menyamarkan pakaian mereka dengan dedaunan yang di selipkan. Bahkan pula, beberapa prajurit panah justru naik ke atas pepohonan yang rimbun untuk bisa membidik lawan dari atas. Mereka akan lebih leluasa melihat lawan dari pada sebaliknya.
Dalam pada itu, pasukan Blambangan di lingkaran luar telah maju setapak demi setapak untuk mendekati pasukan Mataram. Yang mereka lihat adalah kuda-kuda yang agak jauh terikat di pepohonan. Kuda-kuda itu diluar jangkauan bidikan anak panah. Namun berapa terkejutnya para prajurit Blambtergan itu. Bukan mereka yang menyerbu lawan terlebih dahulu. Namun luncuran anak panah justru berasal dari lingkaran pasukan Mataram terlebih dahulu. Para prajurit Blambangan tidak menyadari bahwa di sebalik pepohonan yang telah terjangkau oleh anak panah berlindung para prajurit Mataram. Pada gebrakan pertama itu para prajurit Blambangan sudah beberapa yang menjadi korban. Walau tak sampai ada yang tewas, namun pasti mereka tak bisa melanjutkan untuk ikut bertempur. Namun demikian terjadi kekisruhan di barisan depan pasukan Blambangan itu. Dalam keadaan seperti itu, para prajurit panah dari pasukan Mataram yang berada di atas pohon lebih leluasa untuk membidik lawan. Para prajurit Blambangan kembali banyak yang menjadi korban. Tidak boleh tidak, pasukan Blambangan harus kembali ditarik mundur agar korban tidak semakin bertambah. Para senopati Blambangan sama sekali tidak memperhitungkan bahwa pasukan lawan akan baris pendem menghadapi mereka.
“Sungguh licik orang Mataram…..!” Gerutu seorang senopati. Walau ia sendiri mengakui bahwa itu bukanlah kelicikan, tetapi kecerdikan.
Namun demikian, pasukan Mataram tidak bergerak mengikuti langkah mundur dari pasukan lawan. Garda depan pasukan Mataram yang tersamar tetap diam di tempat, namun tetap besiap untuk melancarkan serangan jika lawan berada di jangkauan anak panah. Kini tidak ada luncuran anak panah lagi, karena pasukan Blambangan ditarik mundur. Namun demikian, pasukan berkuda di barisan belakang tetap bersiaga menunggu aba-aba untuk melancarkan serbuan.
………….
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi youtube : https://www.youtube.com/@stsunaryo4601 , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *