Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1012
Mataram.
Sedah Merah.
Dalam pada itu seorang senopati dan seorang prajurit Blambangan segera memacu kudanya menuju hutan di luar kotaraja. Mereka ingin segera menyampaikan titah Prabu Siung Laut agar tidak terjadi pertempuran yang berkepanjangan.
Beberapa saat kemudian, dua orang prajurit sandi Mataram yang berada di sekitar kaputren juga telah bertemu dengan Raden Mas Jolang. Raden Mas Jolang telah memerintah agar pasukan berkuda menahan diri untuk tidak menyerang pasukan Blambangan. Dua orang prajurit sandi itu juga segera memacu kudanya pula.
Sementara itu, Raden Mas Jolang telah diterima oleh Putri Sedah Merah di bagian dalam kaputren. Para mbok emban pun telah diberi tahu tentang Raden Mas Jolang yang sesungguhnya adalah putra mahkota dari negeri Mataram. Raden Mas Jolang yang telah dipertunangkan dengan Putri Sedah Merah. Yu Darsem sudah bisa menerima orang muda yang sebelumnya mengaku keponakannya yang bernama Darmin.
Sementara itu, pasukan Blambangan yang mengepung pasukan Mataram telah bersiap untuk menyerang dari segala arah. Kali ini mereka harus berhati-hati jangan sampai menjadi korban karena kelengahan mereka. Para prajurit berilmu tinggi berada di barisan paling depan. Mereka didampingi oleh pasukan bertameng untuk melindungi diri dari serangan anak panah. Perintah menyerang pun telah disampaikan secara berantai untuk seluruh pasukan yang membentuk lingkaran besar itu. Diperintahkan agar pasukan Blambangan tidak secara tiba-tiba menyerbu, namun melangkah setapak demi setapak. Dan harus diyakini bahwa setiap langkah adalah aman dari jebakan lawan. Mereka – pasukan Blambangan itu telah mulai melangkah, langkah demi langkah.
Dalam pada itu, pasukan Mataram yang terkurung di dalam lingkaran besar pasukan Blambangan selalu bersiaga. Mereka pun menunggu dan tidak ingin dijebak oleh pasukan lawan jika menyerbu terlebih dahulu.
Senopati Prastawa ada kegelisahan karena sampai saat itu Raden Mas Jolang belum kembali. Namun ia telah menerima kabar dari prajurit sandi bahwa Raden Mas Jolang telah masuk ke dalam kaputren. Tetapi belum menerima kabar selanjutnya. Kabar yang diterima sebelum pasukan Mataram dikepung. Jika saat sekarang, tentu prajurit sandi dari Mataram akan kesulitan untuk menerobos lingkaran besar pasukan Blambangan.
Jika nanti terjadi pertempuran dan pasukan Mataram berhasil unggul, namun jika Raden Mas Jolang tidak selamat tentu merupakan kegagalan yang besar. Kanjeng Panembahan Senopati tentu akan murka.
Kini pasukan Mataram tetap bersiaga dengan menempatkan para prajurit yang berilmu tinggi di barisan depan. Demikian pula pasukan tameng yang berilmu tinggi pula. Tanpa direncana, kedua pasukan menyiapkan di barisan depan hampir sama. Jika terjadi bentrokan, tentu akan terjadi pertempuran yang sengit. Para prajurit Blambangan yang berilmu tinggi akan bertarung melawan para prajurit Mataram yang berilmu tinggi pula.
Dalam pada itu, pasukan Blambangan yang melangkah perlahan telah begitu dekat dengan pasukan Mataram. Namun langkah mereka tiba-tiba terhenti. Ada perintah dari senopati utama untuk menghentikan langkah mereka. Bahkan para prajurit di barisan depan itu kecewa karena perintah itu disusul dengan perintah untuk menarik mundur seluruh pasukan.
“Aaach….., sungguh perintah gila….!” Gerutu salah seorang senopati Blambangan yang berilmu tinggi. Ia sangat kecewa karena gagal untuk unjuk gigi memamerkan kedigdayaannya. Namun demikian, ia tak mungkin menyerbu seorang diri. Ia dengan terpaksa ikut mundur menarik diri.
Pasukan Blambangan memang terpaksa harus menarik mundur karena mendapat perintah langsung dari Prabu Siung Laut melalui prajurit kepercayaan sang Prabu.
Walau senopati utama di medan perang tersebut belum tahu alasannya, namun tidak berani menentang perintah Raja.
………
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.