Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1023
Mataram.
Ki Ageng Mangir
Wanabaya.
Adipati Pasuruhan senang bersama Prabu Siung Laut dan permaisuri beserta para pengiringnya. Mereka semua berkuda, tidak naik kereta agar lancar dalam perjalanan. Namun demikian, Prabu Siung Laut telah mengirim dua prajurit utusan untuk pergi mendahului. Mereka supaya mengabarkan kepada rombongan yang telah berangkat terlebih dahulu dan langsung kepada Kanjeng Panembahan Senopati juga.
Di hari berikutnya di keraton Mataram telah bersiap sepenuhnya untuk menyambut kedatangan rombongan Raden Mas Jolang beserta para pengiringnya. Dan di pagi hari itu pula Kanjeng Panembahan Senopati telah menerima utusan dari Prabu Siung Laut yang mengabarkan bahwa Prabu Siung Laut dan Kanjeng Adipati Pasuruhan beserta para pengiringnya akan hadir pula. Kehadiran mereka akan berbarengan dengan rombongan Raden Mas Jolang. Walau keberangkatan Prabu Siung Laut berselisih satu hari, namun bisa menyusul rombongan yang berangkat terlebih dahulu.
Kini yang kembali dibuat sibuk adalah mereka yang menyiapkan penerimaan para tamu undangan. Karena kehadiran Prabu Siung Laut dan Kanjeng Adipati Pasuruhan beserta para pengiringnya. Namun hal tersebut segera bisa diatasi.
Rombongan Raden Mas Jolang sengaja berhenti di Prambanan untuk menunggu rombongan Prabu Siung Laut yang telah dikabarkan oleh dua orang prajurit utusan.
Ki Patih Blambangan beserta para pengiringnya sempat mengagumi candi Prambanan yang menjulang tinggi. Ukiran dan patung-patung yang ditatah rumit dan indah sungguh mengagumkan. Mereka yang sempat berkeliling semakin kagum karena begitu luasnya area percandian di sekitar Prambanan. Namun demikian disayangkan pula karena tak sedikit candi-candi yang runtuh dan sebagian tertutup pasir. Konon hal itu karena pernah terjadi lindu – gempa bumi yang dahsyat melanda wilayah itu. Dan juga karena pernah terjadi meletusnya gunung Merapi yang dahsyat pula.
“Besuk ketika kita pulang bisa lebih leluasa menikmati indah dan agungnya candi Prambanan ini…..!” Berkata Ki Patih Blambangan yang menyadari bahwa rombongan Prabu Siung Laut pasti akan segera tiba.
“Baik Ki Patih, kami sangat senang jika nanti mendapat kesempatan ketika kembali…..!” Jawab salah seorang senopati yang juga mengagumi keberadaan candi Prambanan tersebut. Bangunan yang indah dan agung yang tidak terdapat di Blambangan. Hal tersebut tentu bisa menjadi oleh-oleh cerita ketika kembali di Blambangan.
Belum puas mereka menikmati keindahan dan keagungan candi Prambanan ketika rombongan Prabu Siung Laut telah tiba. Sang permaisuri Prabu Siung Laut pun kagum ketika sekilas melihat candi Prambanan yang menjulang tinggi itu.
“Kangmas Prabu, apakah kita tidak beristirahat di sekitar candi ini terlebih dahulu…..?” Bertanya sang permaisuri.
“Tentu tidak sekarang Diajeng, besuk ketika kita pulang bisa lebih leluasa. Sekarang kita tentu sudah di tunggu oleh Kanjeng Panembahan Senopati…..!” Dalih Prabu Siung Laut.
Akhirnya rombongan yang menjadi semakin besar itu meninggalkan candi Prambanan menuju keraton Mataram yang sudah tidak jauh lagi.
Sementara itu, siti hinggil keraton Mataram telah mulai di penuhi oleh para tamu undangan. Para nayaka praja Mataram juga menjadi bagian dari para tamu undangan. Demikian pula para adipati banyak pula yang telah hadir. Walau undangan mereka sangat mendadak, namun para adipati dan para demang memerlukan untuk bisa hadir di perhelatan yang agung tersebut. Mereka yang telah tampak hadir adalah; Ki Gede Menoreh, Ki Ageng Giring, Adipati Pajang, Adipati Demak, Adipati Kudus, Adipati Rembang, Adipati Bagelen beserta para pengiringnya. Dan masih banyak dari para adipati dan para demang yang masih ditunggu kehadirannya. Bahkan Senopati Utama dari Jatinom pun telah hadir pula. Demikian pula dua orang murid orang bercambuk yang kini menjadi pengawal Kanjeng Adipati Pajang telah hadir pula.
………….
Bersambung………
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.