trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1025

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1025
Mataram.
Ki Ageng Mangir
Wanabaya.

Semua orang yang menyaksikan berdecak kagum. Dampar kencana yang gemerlap indah. Kerlap kerlip emas perak dan berlian. Sungguh sangat serasi dengan busana mempelai berdua. Permaisuri Blambangan puas dengan busana yang dipakai oleh sang putri. Tidak sia-sia ia menyusul putri-nya dengan membawakan busana dan aneka perhiasan untuk temanten.
“Putri kita sangat cantik, Kangmas….!” Bisik sang permaisuri kepada Prabu Siung Laut.
“Yaaa….., cocok benar dengan Raden Mas Jolang. Semoga selalu demikian hubungan antara Mataram dengan Blambangan…..!” Berkata Prabu Siung Laut.
Rangkaian tata upacara perayaan pengantin pun telah berlangsung sesuai adat istiadat keraton Mataram. Sungguh sebuah budaya yang adi luhung nan agung.
Kini mereka yang hadir disuguhi tari srimpi – Srimpi Renggawati yang terdiri empat orang penari yang cantik-cantik. Tarian lembut gemulai namun mempesona, setiap gerakan mengandung makna. Ada salah seorang penari yang sungguh cantik jelita, jauh lebih cantik dan menarik dibanding tiga penari yang lain, walau ketiga yang lain itu juga cantik-cantik. Hanya para nara praja dan kalangan dalam saja yang tahu bahwa putri yang cantik jelita tersebut adalah putri Kanjeng Panembahan Senopati sendiri, dia adalah Putri Pambayun. Namun dari bisik-bisik akhirnya menyebar dan kemudian di ketahui oleh banyak orang. Sungguh anggun setiap gerakan dari sang Putri Pambayun. Mata kocak blalak-blalak, kulit halus kuning langsat, senyuman tipis selalu tersungging. Namun demikian, setelah mereka tahu bahwa sang putri adalah putri dari Kanjeng Panembahan Senopati sendiri, tak ada yang berani menggoda. Tetapi mereka sungguh terpesona kepadanya. Tak terkecuali para pria wanita, tua dan muda. Bahkan para tamu dari Blambangan. Demikian juga Prabu Siung Laut dan sang permaisuri sungguh terpikat dengan sang penari yang cantik jelita tersebut. Sang Putri Sedah Merah pun kagum kepada sang penari tersebut, walau ia belum tahu siapa penari itu.
“Siapa-kah penari yang cantik jelita itu, Kangmas…..?” Bertanya Putri Sedah Merah kepada sang suami.
“Dia adalah saudara kandungku sendiri…..!” Jawab Raden Mas Jolang.
“Oooh….., sungguh cantik jelita…..!” Seru Putri Sedah Merah.
Tepuk tangan meriah mengiringi kembali masuknya para penari. Mereka sungguh terpesona dengan suguhan tari yang pertama itu.
Tiba-tiba gending yang rancak menghentak-hentak menggetarkan pendapa Siti Hinggil. Hentakan gendang dari tangan terampil membuat decak kagum. Para nara praja dan banyak orang telah mengenal sang pengencang. Dia adalah dalang kondang saat itu, yakni Ki Dalang Sandiguna nama lain dari Adipati Mertalaya. Beberapa saat mereka bermain kendang yang sungguh menarik. Namun tiba-tiba di panggung telah meloncat seorang penari dengan berjumpalitan. Para undangan pun bertepuk tangan meriah setelah mengenali tokoh dalam tari tersebut, Buta Cakil – raksasa kecil dengan tubuh manusia biasa namun berwajah raksasa. Wajah raksasa yang berbeda dengan gambaran tentang para raksasa pada umumnya. Yang menonjol adalah rahang bawah yang menonjol maju dengan dua taring runcing di mulutnya. Wajah yang dengan mudah, mudah dikenali.
Gerakan tangan dan kaki yang lincah namun luwes sungguh sangat menarik. Bahkan gerakan berjumpalitan berputar di udara dengan ringannya namun seirama dengan hentakan gendang. Sungguh membuat kagum mereka yang menyaksikan. Tak terkecuali mereka yang datang dari Blambangan. Mereka belum pernah menyaksikan tarian yang seperti ini. Prabu Siung Laut dan sang permaisuri pun kagum dibuatnya.
Namun mereka, para nayaka praja dan terlebih para penggemar seni tari telah mengenal penari yang lincah namun luwes tersebut, dia sesungguhnya Ki Tumenggung Jaya Supanta sendiri. Seorang temenggung yang berilmu tinggi, tak heran jika gerakannya sungguh lincah dan ringan namun luwes.
………
Bersambung………

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *