Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1037

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1037
Mataram.
Ki Ageng Mangir
Wanabaya.

Ketika gending pembuka telah berhenti, hampir semua orang mengangguk hormat kepada Ki Ageng Mangir. Keberadaan Ki Ageng Mangir memang mudah dilihat dari segala arah. Ki Ageng Mangir Wanabaya pun mengangguk kecil dan tersenyum tipis ke segala arah. Mereka kemudian bertepuk tangan meriah sebagai tanda hormat namun juga akrab antara sang penguasa dengan warganya. Ki Sandiguna dan kawan-kawan-nya kagum akan wibawa dari Ki Ageng Mangir Wanabaya yang masih muda itu. Demikian juga Gusti Putri Pembayun pun kagum kepada penguasa tanah perdikan Mangir tersebut. Namun sayangnya, sang penguasa tersebut belum mau menghadap kepada Kanjeng Panembahan Senopati di Mataram yang jaraknya sangat dekat. Sedangkan para adipati dari hampir di seluruh pulau ini telah menyatakan menjadi bagian dari negeri Mataram. Gusti Putri Pembayun harus selalu ingat akan maksud dan tujuan dari mbarang teledek hingga sampai di Mangir ini.
“Silahkan pertunjukan dimulai….!” Berkata Ki Ageng Mangir Wanabaya dari tepi pendapa.
“Tak tak tung blaaaang…., neng neng neng neng neng neng guuung neng neng neng neng….,” Tiba-tiba gamelan ditabuh dengan keras dan meriah, pertanda pertunjukan akan segera dimulai.
Para penonton pun bertepuk tangan dan bersorak bergemuruh.
Benar saja, setelah gending berganti dengan ladrang rujak jeruk, Gusti Putri Pembayun dan Nyi Adisara telah di tengah arena. Mereka berdua kemudian menari dengan watak yang berbeda. Kalau Gusti Putri Pembayun dengan watak lembut gemulai, sedangkan Nyi Adisara dengan watak tegas. Namun keduanya tampak serasi. Para penonton yang sebelumnya bertepuk tangan dan bersorak gemuruh, kini hening semua diam. Jumlah penonton yang jauh lebih banyak dibanding dengan ketika di halaman Ki Bayan. Mereka sungguh menikmati tarian yang dibawakan oleh dua orang yang cantik jelita. Terlebih penari yang lebih muda, sungguh seakan kecantikan yang tiada cela. Mereka tidak ada yang tahu bahwa penari teledek tersebut adalah putri dari Kanjeng Panembahan Senopati sendiri, sang penguasa Mataram.
Dari tepi pendapa, Ki Ageng Mangir Wanabaya yang masih muda itu memperhatikan dengan tak berpaling. Ia sungguh kagum dengan kecantikan penari muda itu. Ia yang pernah sebagai seorang pengelana dan mengembara ke berbagai wilayah, belum pernah melihat seorang gadis secantik dan jelita seperti penari muda di hadapannya itu. Bukan hanya paras dan wajahnya yang mempesona, namun tariannya sungguh memikat. Semakin ia memperhatikan, semakin hatinya tergetar.
Kini gending telah berganti ladrang kijing miring. Pada kesempatan itu, para penonton mendapat kesempatan untuk ngibing penari. Ki Ageng Mangir Wanabaya segera berpesan kepada salah seorang pengawalnya agar disampaikan bahwa yang akan menjadi pasangan menari dari penari muda itu adalah Ki Ageng Mangir Wanabaya sendiri.
Dan pesan itu telah disampaikan kepada Ki Sandiguna. Ki Sandiguna pun telah menyampaikan kepada Gusti Putri Pembayun bahwa yang akan menjadi pasangan menari adalah Ki Ageng Mangir Wanabaya sendiri.
Para penonton bertepuk tangan dan bersorak sorai riuh ketika tahu bahwa Ki Ageng Mangir Wanabaya akan ikut menari di arena. Mereka banyak yang sudah tahu bahwa Ki Ageng Mangir Wanabaya adalah seorang penari yang baik pula di masa remaja dulu. Ki Ageng Mangir telah melangkah turun untuk menuju ke arena. Gusti Putri Pembayun berdebar-debar karena akan berpasangan dengan sang penguasa telah ini. Ia sempat melirik ke arah Ki Ageng Mangir Wanabaya yang sedang berjalan menuju ke arahnya. Sungguh seorang penguasa muda yang gagah dan tampan, dengan kumis yang tidak terlalu tebal namun dipotong rapi. Di bibirnya yang tipis tersungging senyuman yang menawan. Sedangkan Ki Bayan Kembaran telah siap untuk menjadi pasangan menari dari Nyi Adisara.
Para penonton semakin riuh bertepuk tangan dan bersorak sorai.
………..
Bersambung………

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *