Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1111

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1111
Mataram.
Sinuhun Hanyakrawati.

Sinuhun Hanyakrawati teringat kejayaan masa lalu ketika menjadi senopati agung dalam perang yang menghadapi pasukan dari pesisir utara. Mungkin sekali kali ini akan berhadapan kembali. Namun kali ini tentu jauh lebih berat karena lebih banyak kadipaten-kadipaten dari wilayah pesisir utara yang akan bergabung dengan pihak lawan. Bahkan juga akan melibatkan banyak perguruan-perguruan olah kanuragan dan jayakasantikan.
“Nanti malam seluruh senopati Mataram harus berkumpul di tempat yang aman dan tidak terendus oleh telik sandi lawan….!” Berkata Kanjeng Sinuhun Hanyakrawati.
Ki Patih Mandaraka merenung sejenak, kemudian katanya; “Di sanggar kepatihan tentu aman….!”
“Baik Eyang….! Setuju pertemuan diadakan di sanggar kepatihan….!” Jawab Kanjeng Sinuhun Hanyakrawati.
“Maaf Kanjeng, sebaiknya kedatangan para senopati tersebut juga jangan sampai terendus oleh telik sandi lawan….!” Usul Ki Sandijaya.
“Aku serahkan kepada Kakang Sandijaya, bagaimana kedatangan para senopati di sanggar kepatihan itu tidak diketahui pihak lawan….!” Perintah Kanjeng Sinuhun Hanyakrawati.
“Sendika – daulat Kanjeng Sinuhun….!” Jawab Ki Sandijaya.
“Sebaiknya mereka datangnya dari arah yang berbeda-beda….!” Saran dari Ki Patih Mandaraka.
“Benar Ki Patih, dan kedatangan mereka pun dalam waktu yang berbeda-beda….!” Berkata Ki Sandijaya.
Ki Sandijaya segera mohon pamit untuk segera melaksanakan perintah raja. Bagi seorang senopati telik sandi tak ada kata menunda tugas. Seperti halnya tugas seorang prajurit telik sandi yang pantang menunda tugas.
Ki Sandijaya segera mengumpulkan para lurah prajurit sandi untuk berkumpul di rumahnya.
Dengan memukul kentongan besar dengan irama yang telah disepakati oleh kalangan prajurit sandi, para lurah prajurit sandi yang mendengar segera tanggap. Mereka tahu bahwa Senopati telik sandi mengundang mereka. Bahkan beberapa saat kemudian bunyi kentongan seperti sebelumnya terdengar kembali. Bahkan pula, para lurah prajurit sandi yang letak tempat tinggalnya jauh, telah menirukan dengan memukul kentongan dengan irama yang sama. Demikian irama kentongan itu sambung bersambung sehingga jangkauannya menjadi luas. Selain dari kalangan prajurit sandi tidak ada yang tahu arti dari irama kentongan tadi.
Benar saja, tak berapa lama para lurah prajurit telah berdatangan di rumah Senopati telik sandi.
Senopati Sandijaya segera memerintah para lurah prajurit untuk menghubungi para senopati. Mereka dibagi tugas, seorang lurah prajurit bisa menghubungi dua atau tiga orang senopati.
“Setelah petang, seluruh senopati harus sudah datang di sanggar kepatihan…..! Ingat jangan sampai terendus oleh siapa pun….!” Perintah Ki Sandijaya tanpa menjelaskan maksud dari pertempuran di sanggar kepatihan itu.
Mereka, para lurah prajurit sandi itu paham betul bahwa tugas telik sandi merupakan bagian dari gelar perang yang sering ikut menentukan kemenangan dalam sebuah peperangan.

Seperti yang telah direncanakan, menjelang malam di sanggar kepatihan telah berkumpul para senopati dan para pangeran Mataram.
Setelah saling berkabar keselamatan sesuai adat yang berlaku, Kanjeng Sinuhun Hanyakrawati itu segera menyampaikan tentang rencana Demak yang akan menyerbu Mataram dengan kekuatan yang sangat besar. Telah disampaikan seperti yang telah dilaporkan oleh Senopati telik sandi, Ki Sandijaya.
Bahkan juga tentang Demak yang akan melibatkan banyak perguruan olah kanuragan dan jayakasantikan dalam pasukan mereka.
Para pangeran Mataram yang juga sebagai adik-adik dari Pangeran Puger yang sekarang sebagai adipati Demak geram. Bagaimana tidak, Pangeran Puger yang telah mendapat kedudukan tinggi tidak berterima kasih dengan mendukung Mataram, namun kini justru ingin memberontak dengan melibatkan banyak adipati dari pesisir utara.
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *