Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1114
Mataram.
Sinuhun Hanyakrawati.
Sementara itu, Pangeran Jaka Umbaran dan Pangeran Bagus bersama para senopati pilihan telah mendatangi beberapa perguruan.
Yang pertama dihubungi adalah perguruan Bukit Tidar yang tidak terlalu jauh dari Mataram. Ki Jayarodra penerus dari sang ayah Ki Simarodra sangat senang akan dilibatkan dalam pasukan Mataram. Ia pun pernah mendengar bagaimana perguruan Bukit Tidar pernah bergabung dengan pasukan Mataram ketika melawan pasukan Pajang pada waktu dahulu. Ia juga telah mendengar hubungan baik antara sang ayah dengan Kanjeng Panembahan Senopati waktu itu. Sang ayah juga pernah bercerita bagaimana Kanjeng Panembahan Senopati pernah mendamaikan perseteruan perguruan Bukit Tidar dengan perguruan Lembah Merapi Merbabu, bahkan juga dengan perguruan Kaliangkrik. Dan sampai sekarang perguruan-perguruan itu tetap menjalin persahabatan. Semua itu tak lepas dari peran Kanjeng Panembahan Senopati saat itu.
“Kanjeng Panembahan Senopati sering singgah ke Bukit Tidar jika sedang mengadakan perjalanan ke arah utara…..!” Berkata Ki Jayarodra kepada para utusan dari Mataram itu.
“Kami juga akan meneruskan persaudaraan itu, Ki Jayarodra….!” Berkata Pangeran Jaka Umbaran.
“Dengan senang hati kami menyambutnya, Pangeran….!” Jawab Ki Jayarodra.
Mereka pun kemudian berbincang dengan cukup akrab setelah Ki Jayarodra menyatakan kesediaannya untuk bergabung dengan pasukan Mataram.
”Alas Roban dan Bergota yang kami dengar telah menyatakan akan bergabung dengan pasukan Demak….!” Berkata Pangeran Bagus, adik dari Pangeran Jaka Umbaran.
“Heee…., kami tahu bahwa Alas Roban adalah perguruan yang besar yang dipimpin seorang guru yang berilmu tinggi. Tetapi kami memang tidak pernah berseteru dengan mereka….!” Berkata Ki Jayarodra.
“Bagaimana dengan Bergota, Paman…..?” Bertanya Pangeran Bagus.
“Yang kami dengar, Bergota adalah pimpinan dari Bajak Laut, namun juga tangguh di daratan. Wajar jika mereka mendukung Demak karena agar mendapat keleluasaan menjalankan kegiatannya di sepanjang pantai utara….!” Berkata Ki Jayarodra yang pernah berpetualang di pesisir pantai utara.
“Jika melibatkan para bajak laut tentu akan menjadi kekuatan yang besar pula…..!” Berkata Pangeran Bagus.
Mereka kemudian berbincang tentang banyak hal, namun tentu saja yang berhubungan dengan rencana penggalangan pasukan Mataram.
Ki Jayarodra kemudian menawarkan diri untuk menyertai para utusan itu pergi ke lembah Merapi Merbabu. Ia ingin ikut meyakinkan Ki Cluring Kuning pimpinan perguruan Lembah Merapi Merbabu yang sudah beberapa waktu tidak ia kunjungi. Perguruan Lembah Merapi Merbabu pun serupa dengan Perguruan Bukit Tidar. Kedua perguruan yang pernah berseteru nanum kemudian didamaikan oleh Panembahan Senopati di waktu dahulu. Dan kemudian kedua perguruan bergabung dengan pasukan Mataram dalam perang melawan Pajang di Prambanan. Ketika itu bersama pula para murid dari perguruan Kali Angkrik. Ketika itu pasukan Mataram berhasil mengalahkan pasukan Pajang yang jauh lebih banyak prajuritnya. Bahkan kemudian mengakibatkan gugurnya Sultan Hadiwijaya dalam perjalanan mundur kembali ke Pajang.
“Baik Paman…..! Marilah kita sekarang juga pergi ke Lembah Merapi Merbabu. Kita tidak boleh terlambat, jangan sampai pasukan gabungan dari Demak sudah menyerbu Mataram, namun kita masih tertidur…..!” Ajak Pangeran Jaka Umbaran.
“Baik Pangeran, marilah kita berangkat sekarang, dan kemudian ke Kali Angkrik sekalian….!” Ajak Ki Jayarodra.
Mereka kemudian benar-benar berangkat ke Kali Angkrik. Ki Jayarodra ingin mengunjungi sahabatnya itu. Ia berharap Ki Cluring Kuning tak berkeberatan untuk bergabung dengan pasukan Mataram. Ia pun tahu bahwa perguruan Lembah Merapi Merbabu adalah perguruan yang besar pula. Ada puluhan bahkan ratusan murid perguruan dari berbagai wilayah.
Bersambung……..
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.
