Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1115
Mataram.
Sinuhun Hanyakrawati.
Singkat cerita, Pangeran Jaka Umbaran dan Pangeran Bagus berhasil menghimpun kekuatan dari perguruan Bukit Tidar, Lembah Merapi Merbabu dan dari Kaliangkrik. Tiga perguruan sahabat dari Kanjeng Panembahan Senopati dahulu. Ketiga perguruan itu yang dahulu didamaikan oleh Panembahan Senopati yang telah mampu mengalahkan guru-guru mereka. Namun guru-guru mereka tidak dipermalukan oleh Panembahan Senopati waktu itu, namun justru diangkat sebagai saudara. Sehingga kini para penerusnya tetap bersahabat dengan Mataram.
Pangeran Jaka Umbaran telah menyampaikan rencana dari Mataram. Bahwa rencana mereka jangan sampai terendus oleh telik sandi dari Demak. Rencananya, sepuluh hari sebelum bulan purnama bulan depan, pasukan dari perguruan-perguruan itu sudah harus berkumpul di bukit Kopeng. Mataram tidak ingin didahului oleh pasukan dari Demak. Prajurit telik sandi dari Mataram telah mendengar bahwa pasukan gabungan dari Demak akan menyerbu Mataram pada saat setelah bulan purnama. Mereka, para petinggi dari Demak terlalu percaya diri akan besar dan kuatnya pasukan gabungan mereka, sehingga merasa tidak perlu menyembunyikan besarnya pasukan mereka. Mereka justru percaya bahwa Mataram akan ciut nyali menghadapi besar dan kuatnya pasukan gabungan dari Demak. Terlebih dengan bergabungnya perguruan Alas Roban dan perguruan Bergota serta banyak lagi perguruan yang lain.
Ki Panjer percaya bahwa tidak ada yang akan mampu menandingi kesaktian dari guru dari Perguruan Alas Roban yakni Ki Gandung Luwuk yang sakti sugih ilmu. Para adipati di sekitar hutan Alas Roban pun segan kepada Ki Gandung Luwuk. Tidak ada yang berani mengusik keberadaan perguruan Alas Roban. Bahkan seakan Alas Roban bagaikan sebuah kadipaten sendiri yang tidak tunduk kepada pemerintahan manapun. Murid dari perguruan Alas Roban pun jumlahnya cukup banyak. Sehingga disegani oleh perguruan manapun. Ki Gandung Luwuk sangat senang karena mendapat kesempatan untuk pamer kesaktian dan unjuk kekuatan para muridnya. Ia ingin menghadapi orang paling sakti dari Mataram, mungkin Sinuhun Hanyakrawati sendiri atau bahkan Ki Patih Mandaraka yang kondang itu. Jika ia telah membunuh mereka, tentu namanya akan moncer dan ia berhak mendapat kedudukan tinggi. Dan nantinya para adipati mana pun akan takut kepadanya. Bahkan Adipati Demak pun tentu akan hormat kepadanya. Ki Gandung Luwuk tertawa sendiri membayangkan betapa mudah akan mendapatkan kekuasaan dan kehormatan dan tentu saja harta kekayaan yang melimpah. Ia pun tersenyum sendiri karena ia akan bebas memilih wanita cantik yang disukai untuk melayani setiap saat. Ia merasa berilmu sangat tinggi dan tak akan ada orang yang mampu menandingi.
Ki Panjer pun bangga karena bisa membujuk Ki Singa Bergota, guru dan pimpinan perguruan Bergota saat itu. Ia belum tahu seberapa tinggi ilmu dari Ki Singa Bergota. Yang Ia tahu bahwa Ki Singa Bergota adalah pimpinan bajak laut di pantai utara. Bajak laut yang ditakuti oleh awak kapal manapun yang melintas di laut utara. Dan Ki Singa Bergota telah sanggup untuk menghimpun para bajak laut untuk bergabung dengan pasukan Demak. Mereka telah diiming-imingi untuk bebas menjarah apapun milik orang Mataram setelah usai perang. Bahkan bebas pula memilih wanita untuk dijadikan rampasan perang. Bahkan para istri pangeran Mataram pun bebas untuk dijadikan rampasan perang. Ki Singa Bergota pun tersenyum sendiri membayangkan betapa mudahnya mendapatkan harta kekayaan tanpa harus mengarungi lautan. Demikian pula para bajak laut yang memiliki bayangan serupa dengan Ki Singa Bergota pimpinan mereka. Mereka pun sangat bergairah untuk segera maju ke medan perang. Mereka ingin menunjukkan tidak hanya tangguh di lautan tetapi juga akan ganas di daratan.
Ki Panjer bangga akan gairah para bajak laut itu.
Bersambung……..
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

