Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1144
Mataram.
Sinuhun Hanyakrawati.
Para murid dari perguruan Alas Roban pun berlarian menyelamatkan diri. Mereka tidak mengira sama sekali bahwa guru mereka yang dibanggakan telah menyerah. Bahkan menyerah begitu cepat. Mereka mengira bahwa tak ada orang yang mampu menandingi guru mereka. Mareka tadi menyaksikan sendiri ketika sang guru mampu mengatasi lawan ketika dikeroyok oleh empat lima orang. Namun mengapa begitu cepat dikalahkan oleh hanya seorang diri.
Dalam pada itu, Ki Panjer yang berilmu tinggi heran setelah mendengar teriak bahwa Ki Dadung Luwuk telah menyerah. Ia tahu betul bahwa sahabatnya itu berilmu tinggi. Ia mengira bahwa Ki Dadung Luwuk menyerah pasti karena dikeroyok oleh para senopati Mataram. Ia segera berlari ke arah sumber suara untuk meyakinkan. Ki Panjer di percaya oleh Kanjeng Adipati Demak sebagai salah seorang pimpinan tertinggi pasukan Demak walau ia bukan seorang prajurit. Namun karena ilmunya yang tinggi. Ia adalah sahabat dari Ki Gending yang juga berilmu tinggi. Kanjeng Adipati Demak yakin tak ada orang yang mampu menandingi kesaktian dari Ki Panjer maupun Ki Gending. Ki Panjer ingin membantai pengeroyok yang mengalahkan Ki Dadung Luwuk.
Sementara itu, Ki Gending sungguh berilmu tinggi. Ia dihadapi oleh dua orang pangeran dari Mataram. Dua orang yang berilmu tinggi pula, Pangeran Jaka Umbaran dan Pangeran Bagus. Namun permainan pedang yang dilambari dengan ilmunya tinggi dari Ki Gending sungguh mengagumkan. Dua orang pangeran itu tidak bisa segera menundukkan lawannya. Beruntungnya, pasukan Mataram di induk pasukan itu telah mampu mendesak pasukan Demak. Dengan demikian beberapa perwira telah kehilangan lawannya. Demikian pula Pangeran Juminah telah kehilangan lawannya pula. Ia sempat melihat pertarungan dua orang saudaranya melawan Ki Gending. Ia tak ingin saudaranya itu menjadi korban. Ia segera bergabung untuk melawan Ki Gending. “Bertahanlah Dimas…..!” Katanya.
“Ha ha ha ha…..! Ayo keroyok aku. Aku tahu para pangeran Mataram tak malu main keroyok…..!” Sindir Ki Gending.
“Di sini bukan tempat perang tanding. Kami para prajurit Mataram telah banyak yang kehilangan lawan. Di segala medan pasukan Demak telah terdesak….!” Balas Pangeran Juminah.
Kini tiga orang pangeran telah menempatkan diri saling berseberangan melawan Ki Gending. Keseimbangan pertempuran pun segera tampak. Ki Gending sangat kewalahan melawan tiga orang yang berilmu tinggi pula. Ketika ia sedang memburu Pangeran Bagus, saat itu pula Pangeran Juminah dari arah berbeda mampu menggoreskan pedangnya di lengan tangan kiri Ki Gending. Ki Gending pun menarik pedangnya yang hampir menggapai Pangeran Bagus. Kesempatan itu dimanfaatkan dengan baik oleh Pangeran Jaka Umbaran. Ki Gending yang membelakanginya tak mampu menghindar dari sabetan pedangnya. Ia pun hanya sempat mengaduh ketika Pangeran Juminah kembali menghujamkan pedangnya di lambung Ki Gending. Ki Gending pun terhuyung dan kemudian jatuh terlentang dengan bersimbah darah.
“Ki Gending tewas….., Ki Gending tewas….. Ki Gending tewas…..!” Teriak dan sorak sorai para prajurit Mataram.
Tewasnya Ki Gending membuat ciut nyali para prajurit Demak yang memang telah terdesak. Mereka semula masih berpengharapan bahwa Ki Gending akan mampu menundukkan lawan-lawannya. Dan akan mengubah perimbangan peperangan di pihak pasukan Demak. Namun yang terjadi justru sebaliknya.
Bahkan belum reda sorak sorai pasukan Mataram, terdengar kembali sorak sorai dari arah yang lain.
“Ki Singa Bergota tewas….., Singa Bergota tewas…., Singa Bergota tewas…..!” Tak kalah riuhnya dari sebelumnya.
Yang terjadi memang demikian, Ki Singa Bergota pimpinan para bajak laut itu tak mampu mengatasi murid orang bercambuk yang bertubuh tambun. Senjata canggah berkait tak mampu mengkait senjata cambuk lawannya. Yang terjadi justru sebaliknya, senjata miliknya yang terlepas dan kemudian sebuah ledakan cambuk menghantam dadanya.
Bersambung……..
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.