Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1146

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1146
Mataram.
Sinuhun Hanyakrawati.

Pasukan gabungan Mataram di sisi gelar tersebut terdiri dari pasukan Banyubiru, pasukan Bagelen, pasukan Menoreh dan dari beberapa perguruan. Para pimpinan di pasukan ini adalah orang-orang yang berilmu tinggi. Meskipun demikian, mereka tidak pamer ilmu kesaktian dengan membantai lawan. Mereka lebih memilih membantu para prajuritnya yang terdesak oleh lawan. Dengan demikian akan mengurangi jumlah korban di pihak mereka. Mereka berkeliling dari satu pertempuran ke pertempuran lain. Bahkan Ki Gede Banyubiru sempat memperhatikan pertempuran antara Ki Dadung Luwuk melawan orang bercambuk. Ia sungguh kagum akan kesaktian dari orang bercambuk itu. Ia memang bersahabat dengan guru orang bercambuk yang pernah singgah di Banyubiru. Namun kini sudah tidak mendengar khabarnya. Dari perguruan orang bercambuk sekarang yang selalu muncul adalah dua orang muridnya. Dua orang yang selalu berjaya dalam setiap pertempuran. Bahkan yang ia dengar, senopati dari pasukan di Jatinom adalah murid dari orang bercambuk yang tadi melawan Ki Dadung Luwuk.
Pasukan Mataram di sisi itu berhadapan langsung dengan pasukan dari Weleri, dari Semarang, dari Keling dan beberapa perguruan. Lambat namun pasti pasukan gabungan dari Mataram berhasil mendesak pasukan lawan. Terlebih setelah tewasnya Ki Singa Bergota dan Ki Dadung Luwuk. Pasukan gabungan dari Demak benar-benar dengan cepat terdesak mundur. Dan bahkan kini telah kocar-kacir berlarian menyelamatkan diri. Pasukan dari Mataram memang dicegah untuk tidak mengejar terlalu jauh. Jangan sampai mereka terjebak di medan pertempuran milik lawan.
Yang kemudian terdengar adalah sorak sorai pasukan Mataram karena hampir sudah tidak ada lagi prajurit lawan. Yang ada adalah mereka yang terluka dan tidak bisa melarikan diri serta jasad para prajurit yang tewas
Sorak sorai yang menggetarkan padang rumput itu.
“Demak bedah….. Demak bedah…. Demak bedah….!” Teriakan mereka bersahut-sahutan. Bahkan teriakan dan sorak sorai itu terdengar sampai ke sudut-sudut kota Demak serta perkampungan di sekitarnya. Sorak sorai itu juga ditimpali dengan aneka tetabuhan seperti gendang dan suara bende yang bertalu-talu. Bahkan suara kentongan pun menggema terdengar sampai jauh. Kawula Demak memilih melarikan diri jauh ke luar kota dari pada ditangkap oleh para prajurit Mataram. Terlebih para wanita muda yang khawatir dijadikan rampasan perang. Mereka yang melarikan diri pun berusaha menyelamatkan barang-barang berharga yang bisa dibawa. Namun Kanjeng Sinuhun Hanyakrawati melarang para prajurit yang tergabung dalam pasukan Mataram untuk menjarah apapun milik kawula Demak. Karena jika itu terjadi hanya akan memperpanjang saling dendam antara Demak dan Mataram.
Dalam pada itu, Pangeran Puger sudah benar-benar menjadi tawanan pasukan Mataram. Ia hanya bisa pasrah kepada para petinggi Mataram yang adalah adik-adiknya sendiri. Sinuhun Hanyakrawati yang tak lain adalah Raden Mas Jolang, adik dari Pangeran Puger tak sampai hati untuk membunuh sang kakak walaupun ia telah berontak. Dan bahkan Pangeran Puger juga telah menimbulkan banyak korban. Dan jika sang kakak itu ditawan di Mataram tentu juga akan menjadi beban, terutama beban rasa sebagai saudara. Oleh karena itu, Sinuhun Hanyakrawati memerintahkan agar Pangeran Puger di tawan di Kudber. Selama ini Kanjeng Adipati Kudus tidak berpihak ke Demak. Namun juga tidak berpihak ke Mataram. Karena saat itu, Kudus terkepung oleh kadipaten-kadipaten yang berpihak kepada Demak. Maka hari itu juga, Pangeran Puger diantar ke Kudus diiringi oleh lima bregada prajurit berkuda dari pasukan prajurit dari barak dari Jatinom. Pangeran Puger hanya bisa pasrah. Namun di relung hatinya ada penyesalan, mengapa harus berontak terhadap saudara-saudaranya sendiri. Bahkan dalam hatinya memuji dan menghargai sikap sang adik yang kini menjadi penguasa Mataram, Sinuhun Hanyakrawati yang tak lain adalah Raden Mas Jolang.
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *