Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1151

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1151
Mataram.
Sinuhun Hanyakrawati.

Sinuhun Hanyakrawati meminta agar satu atau dua bregada prajurit berkuda mendahului kembali ke kotaraja Mataram. Maksudnya agar kemenangan besar dalam peperangan ini cepat tersebar ke seluruh negeri. Kemenangan ini tentu mengangkat wibawa dan kehormatan seluruh negeri. Ia belum mendengar bahwa di kotaraja Mataram telah dipersiapkan penyambutan secara besar-besaran. Namun yang dipikirkan oleh Sinuhun Hanyakrawati bukan hanya kemenangan dalam peperangan saja. Namun juga penghargaan untuk mereka yang gugur dan keluarganya. Demikian pula mereka yang terluka. Jangan sampai kegembiraan karena kemenangan dalam peperangan ini menambah luka dan sakit hati keluarga yang saudaranya gugur dalam peperangan. Kanjeng Sinuhun Hanyakrawati ingin memberi penghormatan dan penghargaan yang tinggi kepada yang gugur dan keluarganya. Mereka adalah para pahlawan yang sesungguhnya. Kanjeng Sinuhun Hanyakrawati meminta agar dibuatkan pemakaman tersendiri bagi mereka yang gurur, Pemakaman Kusuma Negeri. Jasad-jasad itu telah dibalur dengan minyak dan ditabur dengan ramuan rempah agar tetap segar paling tidak sampai empat lima hari.
Mereka yang gugur itu kemudian diberangkatkan dengan kereta-kereta tersendiri yang dikawal beberapa prajurit berkuda pula.
Demikian pula mereka yang terluka akan diberangkatkan bersama pula dalam beberapa kereta. Perhatian Kanjeng Sinuhun Hanyakrawati kepada mereka yang terluka tersebut juga membuat bangga mereka. Bahkan bisa mengurangi rasa sakit yang mereka derita. Mereka juga para pahlawan negeri.
Para prajurit yang selamat merasa bangga bahwa sejawat mereka yang telah gugur mendapat penghormatan dan penghargaan yang tinggi dari para petinggi negeri. Bahkan akan dibuatkan pemakaman tersendiri. Berbeda dengan pemakaman kerabat keraton. Juga mereka yang gugur yang berasal dari kadipaten atau perguruan di luar lingkup Mataram sendiri.
Mereka bersyukur karena tetap selamat, namun jika mereka gugur juga tidak sia-sia. Keluarga mereka pun akan ditanggung oleh negeri.
Beberapa bregada prajurit berkuda telah berangkat mendahului mereka. Kemudian disusul bregada prajurit berkereta yang membawa mereka yang gugur dan mereka yang terluka. Mereka juga diiringi oleh beberapa bregada pasukan berkuda. Baru kemudian. Baru kemudian iring-iringan pasukan yang besar menyusul dengan berjalan kaki. Kanjeng Sinuhun Hanyakrawati sendiri memilih bersama pasukan yang berjalan kaki itu. Ia tidak mau naik kereta perang yang telah disediakan. Namun memilih berjalan kaki bersama para prajurit yang lain. Para prajurit pun kagum dan bangga kepada raja mereka. Bahkan kemudian, Kanjeng Sinuhun Hanyakrawati itu diikuti oleh para bupati dan pimpinan pasukan yang lainnya. Mereka pun bersedia berjalan kaki bersama para prajuritnya. Mereka kemudian menyadari bahwa mereka senasib dan sepenanggungan.

Sementara itu, di kotaraja Mataram di Kutagede benar-benar sedang disibukkan oleh persiapan penyambutan para pahlawan mereka. Raden Mas Rangsang sendiri yang memimpin persiapan itu. Ia dibantu oleh seluruh petinggi negeri dan para kerabat dan nayaka praja yang masih tinggal di kotaraja. Di antara mereka adalah Ki Tumenggung Singaranu dan Ki Tumenggung Mandurareja.
Raden Mas Rangsang terkejut ketika menerima utusan yang datang lebih dahulu dari seluruh pasukan yang dari Demak. Utusan yang juga menyampaikan bahwa agar disiapkan pula untuk penyambutan dan penghormatan bagi mereka yang gugur. Terutama agar disiapkan tempat tersendiri untuk pemakaman mereka. Karena sebelumnya tidak terpikirkan sama sekali tentang mereka yang gugur itu. Bahkan para petinggi yang lain pun luput perhatian kepada mereka yang gugur. Yang lebih mereka pikirkan adalah kemeriahan penyambutan kemenangan.
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *