Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1153

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1153
Mataram.
Sinuhun Hanyakrawati.

Sementara mereka sedang menyambut kedatangan pasukan berkuda yang kembali dari Demak, dua orang prajurit sandi telah menemui Raden Mas Rangsang. Karena saat itu Ki Patih Mandaraka sedang tidak enak badan karena usia memang telah lanjut. Raden Mas Rangsang yang sesungguhnya belum dewasa sepenuhnya itu telah terlihat dewasa lebih dari umurnya. Ia pun mudah bergaul dengan siapa saja. Maka prajurit sandi tersebut memilih menemui Raden Mas Rangsang dari pada para punggawa yang lain.
“Mari silahkan…..! Pasti ada hal penting yang akan kalian katakan….!” Berkata Raden Mas Rangsang.
Kedua prajurit itu pun berbesar hati karena dihargai oleh Raden Mas Rangsang.
Dua orang prajurit itu adalah prajurit sandi yang ditugaskan di Ponorogo.
Salah seorang dari mereka kemudian melaporkan tentang keadaan di Ponorogo. Terutama tentang rencana Ponorogo yang akan berontak terhadap Mataram. Bahkan disampaikan pula bahwa Pangeran Jayaraga dari Ponorogo telah menghubungi beberapa kadipaten di telatah pesisir selatan seperti Pacitan, Trenggalek, Tulungagung dan kadipaten yang lain. Raden Mas Rangsang memperhatikan dengan sungguh-sungguh laporan dari prajurit sandi tersebut.
“Terimakasih…..! Ini laporan yang sangat penting bagi kita. Baiklah, ini tentu menjadi perhatian kami….!” Berkata Raden Mas Rangsang setelah dua orang prajurit sandi tersebut saling melengkapi laporannya.
“Ikuti terus perkembangannya dan laporkan kepada kami setiap saat….!” Lanjut Raden Mas Rangsang.
Setelah dua orang prajurit tersebut undur diri, Raden Mas Rangsang segera menemui Ki Tumenggung Singaranu dan Ki Tumenggung Mandurareja. Tentu saja mereka prihatin karena pemberontakan susul menyusul. Lagi pula pemberontakan itu dipimpin oleh kerabatnya sendiri. Selama ini wilayah sepanjang pantai selatan tidak pernah terjadi gejolak. Namun demikian, tiga orang pimpinan yang masih tinggal di Mataram itu bersepakat untuk menahan diri. Suasana suka cita karena penyambutan pasukan yang menang perang itu jangan sampai terganggu oleh laporan itu. Karena saat itu suasana di alun-alun sedang hiruk pikuk karena menyambut kedatangan beberapa bregada prajurit berkuda yang memang mendahului seluruh rombongan. Para prajurit berkuda itu sangat heran karena penyambutan yang gegap gempita dari kawula Mataram. Mereka pun heran karena persiapan penyambutan untuk kembalinya seluruh pasukan Mataram yang meriah. Mereka tadi menyaksikan di sepanjang tepi jalan tengah dipasang berbagai hiasan janur dan rontek. Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Singasari yang memimpin pasukan berkuda itu segera ditemui oleh keponakan mereka, Raden Mas Rangsang serta Ki Tumenggung Singaranu dan Ki Tumenggung Mandurareja. Raden Mas Rangsang menyambut dengan hangat kehadiran paman-paman mereka.
Mereka pun saling berkabar keselamatan sesuai adat istiadat yang berlaku di lingkungan keraton.
“Kapan Raden kembali ke keraton….?” Bertanya Pangeran Singasari kemudian. Pangeran Singasari tahu bahwa Raden Mas Rangsang telah beberapa candra pergi berguru jauh ke arah barat di pesisir pantai selatan.
“Baru beberapa hari kemarin, Paman….! Rangsang kecewa tidak bisa ikut ke Demak….! Yang bisa kami lakukan kemudian adalah mempersiapkan kepulangan para pahlawan, Paman….!” Jawab Raden Mas Rangsang.
Pangeran Mangkubumi kemudian mengatakan bahwa yang akan tiba kemudian adalah rombongan yang mengiringi jasad-jasad para pejuang yang gugur.
“Telah kami persiapan pula untuk penyambutan itu, Paman. Dan bahkan kami yang tidak ikut berjuang ke Demak telah menyiapkan pula tempat pemakaman bagi para pahlawan itu, Paman….!” Lanjut Raden Mas Rangsang.
Seluruh pasukan berkuda yang telah tiba itu kemudian disambut pula oleh Raden Mas Rangsang beserta para petinggi negeri yang tidak ikut berperang ke Demak.
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *