Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1156

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1156
Mataram.
Sinuhun Hanyakrawati.

Pasukan Mataram dan pendukungnya kembali lewat dari arah timur.
Para petinggi Mataram yang tidak ikut pergi berperang telah menunggu di Prambanan. Mereka adalah Raden Mas Rangsang, Ki Tumenggung Singaranu, Ki Tumenggung Mandurareja dan para senopati dan nayaka praja lainnya yang jumlahnya cukup banyak pula. Sayup-sayup telah terdengar suara bende bertalu-talu dari arah timur. Mereka tahu bahwa itu adalah suara bende dari iring-iringan pasukan Mataram. Di sepanjang jalan telah berjubel warga yang ingin menyambut para pahlawan mereka. Warga telah mendengar sejak pagi bahwa pasukan Mataram akan lewat di jalan itu. Bahkan mereka yang jauh di pelosok pun telah mendengar pula. Mereka pun tidak ingin melewatkan kesempatan itu karena belum tentu akan ada di lain waktu. Di sepanjang jalan menuju Prambanan itu lebih berjubel dari sebelumnya. Bahkan mereka yang berada di dalam pasar Prambanan pun berhamburan ke luar untuk ikut menyambut kedatangan pasukan yang besar itu. Terlebih setelah mereka mendengar bahwa Raden Mas Rangsang dan para punggawa Mataram tengah menunggu tak jauh dari pasar itu. Mereka pun ingin mengetahui dan bahkan melihat dari dekat sosok calon putra mahkota Mataram itu. Raden Mas Rangsang memang sering menjadi perbincangan di pasar-pasar. Konon ia berwajah tampan, berkulit bersih mirip dengan sang eyang, Panembahan Senopati. Panembahan Senopati memang sangat mereka kenal karena pernah memimpin pertempuran melawan pasukan Pajang yang dipimpin oleh Kanjeng Sultan Hadiwijaya di sekitar candi Prambanan itu. Bahkan peristiwa banjir bandang kali Opak pun tak akan pernah mereka lupakan. Terutama oleh mereka yang ikut menyaksikan saat itu, walau mereka kini telah berusia lanjut. Dan kini mereka ingin melihat dari dekat sang cucu yakni Raden Mas Rangsang. Lebih dari itu, mereka juga ingin menyaksikan kedatangan pasukan Mataram yang menang perang yang dipimpin langsung oleh sang raja, yakni Sinuhun Hanyakrawati. Mereka pun mengagumi raja mereka yang mewarisi kewibawaan dan kejayaan sang ayah, Panembahan Senopati.
Candi Prambanan yang sebagian bangunannya runtuh akibat peristiwa gempa bumi jauh sebelum masa itu. Namun puncak candi yang menjulang tinggi masih kokoh berdiri. Candi itu menjadi saksi bisu setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Kali ini pun demikian. Seandainya candi itu bisa melihat, betapa berjubelnya orang-orang di sekitarnya. Seandainya candi itu bisa mendengar, betapa hiruk pikuknya suara tetabuhan dan sorak sorai orang-orang. Ketika ujung iring-iringan itu sampai di sebelah selatan candi Prambanan, sorak sorai dan aneka tetabuhan memang bergemuruh seakan menggetarkan batu candi.
Raden Mas Rangsang segera berlari kecil menyongsong sang ayah, Sinuhun Hanyakrawati. Ia pun kemudian bersimpuh menghaturkan sembah. Namun sang ayah kemudian meraih tangan anaknya itu untuk berdiri. Bahkan kemudian Sinuhun Hanyakrawati merangkul putra yang sangat ia kasihi itu. Mereka yang menyaksikan terharu karenanya. Namun sesaat kemudian tepuk tangan meriah mengiringi perjumpaan ayah anak penguasa telatah Mataram. Mereka bangga kepada raja mereka. Mereka pun banyak berharap kepada sang putra untuk menjadi pewaris di kemudian hari. Tak banyak percakapan di antara mereka. Dan bahkan acara penyambutan pun tak banyak sesorah. Wajah-wajah cerah serta gegap gempitanya penyambutan sudah melebihi sesorah yang menggebu-gebu sekalipun. Mereka semua bergembira, bahkan mereka yang terluka pun tersenyum lebar dan melambai-lambaikan tangan kepada mereka yang menyambutnya. Bahkan beberapa diantaranya memamerkan tangannya yang terluka dibalut dengan kain putih dengan bercak darah. Demikian pula yang terpincang-pincang karena luka di kakinya. Mereka terluka, namun bangga.
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *