Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1168

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1168
Mataram.
Sinuhun Hanyakrawati.

Para warok yang berilmu tinggi telah mumpuni melawan musuh bersenjata apapun. Cambuk yang lentur dan panjang itu akan mampu menjangkau lawan sebelum lawan menyerang. Para warok itu ketika menghadap Pangeran Jayaraga tidak datang seorang diri dari tiap-tiap perguruan. Oleh karena itu pimpinan warok segera mengutus pengiringnya untuk memanggil murid-muridnya. Terutama para warok yang berasal dari dalam kotaraja.

Dalam pada itu, para prajurit yang mendengar suara kentongan dengan irama tanda memanggil mereka segera berlarian menuju ke alun-alun dengan pakaian seadanya namun telah menenteng senjata andalannya. Mereka berdatangan dari segala arah. Namun yang belum mereka ketahui, di alun-alun telah dipenuhi para prajurit berkuda. Banyak dari mereka semula tidak menyadari bahwa para prajurit berkuda tersebut adalah pasukan Mataram. Mereka segera mendapat serangan dari para prajurit berkuda. Bahkan ketika mereka baru muncul dari ujung jalan. Serangan yang tiba-tiba dan tak terduga itu tak mampu dihindari oleh para prajurit yang berdatangan itu. Korban pun segera berjatuhan sebelum mereka menyadari apa yang terjadi. Para prajurit Mataram bukan bagai sulung mlebu geni atau kutuk marani sunduk, tetapi para prajurit Ponorogo yang bagaikan laron yang keluar dari lubang tanah yang langsung disambar burung-burung srigunting yang lincah. Bahkan para prajurit Ponorogo yang berdatangan kemudian tidak menyadari apa yang telah terjadi di ujung jalan menuju alun-alun itu. Mereka yang baru berdatangan itu segera dilibas oleh pasukan berkuda dari Mataram. Kejadian yang hampir serupa terjadi di setiap ujung jalan menuju alun-alun. Sementara suara titir kentongan masih bertalu-talu dari segala penjuru. Sehingga para prajurit Ponorogo masih saja berdatangan menuju alun-alun.
Sementara itu, para warok yang mendengar bahwa pasukan berkuda dari Mataram telah menguasai alun-alun marah bukan buatan. Namun betapa terkejut mereka, ketika baru melangkah beberapa depa dari pendapa, mereka telah dihadang para prajurit Mataram. Namun para prajurit Mataram yang memasuki halaman keraton kadipaten itu telah mengikat kuda-kuda mereka. Mereka berlarian dan telah mengepung pendapa keraton kadipaten. Mereka yang mengepung jauh lebih banyak dari para warok. Namun para warok tidak gentar. Bahkan mereka ingin menunjukkan bahwa mereka akan mampu dengan mudah melumpuhkan para prajurit yang mengepungnya. Mereka, para warok itu segera melebar setengah lingkaran membelakangi pendapa keraton kadipaten. Mereka berjarak dua kali panjangnya cambuk. Cambuk pun segera meledak bersahut-sahutan dari para warok. Ledakan cambuk yang memekakkan telinga. Benar saja, para prajurit Mataram berlonctan mundur. Mereka menghindari lecutan cambuk yang tentu sangat berbahaya. Senjata- senjata mereka tak mampu menjangkau para warok. Para prajurit bertameng mencoba menghadapi para warok yang pertahanannya sungguh rapat.
Namun ledakan cambuk para warok itu menarik perhatian dua orang murid orang bercambuk yang bersama pasukan Mataram dari kesatuan pasukan Panjang.
“Ayo kita dekati suara ledakan cambuk itu, Kakang…..!” Berkata murid orang bercambuk yang lebih muda namun gempal perawakannya.
“Ayolah….! Kau lewat pintu sebelah kanan dan aku lewat sebelah kiri….!” Jawab murid orang bercambuk yang tinggi langsing.
Namun sebelum kedua orang murid bercambuk itu melangkah, datanglah senopati muda dari kesatuan prajurit dari barak yang di Jatinom. Ia adalah murid dari orang bercambuk yang tinggi langsing. Ia juga merupakan adik sepupunya. Ia datang bersama dua orang pengapit kepercayaannya.
“Suara ledakan cambuk itu sangat menarik perhatian, Kakang…..!” Berkata senopati yang masih muda itu. Ia kini telah terbiasa bersenjatakan seutas sabuk kulit.
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *