Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1199

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1199
Mataram.
Sultan Agung Hanyakrakusuma.

Pada malam hari itu juga, para adipati dan para nayaka praja kadipaten dari berbagai wilayah telah berangkat menuju ke Mataram. Mereka terkejut setelah mendengar khabar mangkatnya Sinuhun Hanyakrawati yang belum setengah baya itu. Bahkan gugur dengan cara yang mengenaskan, bersimbah darah di krapyak – kandang kijang menjangan. Para adipati dari bang kulon, bang tengah pun memerlukan hadir ke Mataram. Demikian pula dari bang wetan, terutama dari wilayah tengah dan selatan. Sedangkan dari pesisir utara bagian timur tidak ada yang berencana hadir. Walaupun mereka juga menerima khabar yang disampaikan oleh utusan dari Mataram. Mereka, para adipati itu tidak akan tunduk kepada Mataram siapapun yang menjadi penguasa.
Di malam hari itu pula, Ki Tumenggung Mandurareja, putra dari Ki Patih Mandaraka sedang menghadap ayahandanya itu. Mereka berbincang tentang rencana tata upacara esok hari. Tata upacara penghormatan terakhir kepada Sinuhun Hanyakrawati tentu akan dihadiri oleh banyak kawula Mataram. Dan tentu saja banyak pula utusan dari berbagai kadipaten. Namun demikian, Ki Patih Mandaraka ragu apakah mereka masih bertahan pada hari berikutnya. Oleh karena itu, Ki Patih Mandaraka merubah rencana yang semula telah dirancang.
“Semua dilaksanakan di hari yang sama saja….!” Berkata Ki Patih Mandaraka kepada putranya, Ki Tumenggung Mandurareja.
Setelah memperbincangkan beberapa saat. Ki Tumenggung bisa memahami perubahan rencana tersebut.
“Besuk Raden Mas Rangsang harus diberitahu….!” Pinta Ki Patih Mandaraka.

Sisa malam itu, Mataram diselimuti suka yang mendalam. Namun mereka yang tuguran di pendapa keraton tak berkurang, bahkan selalu bertambah. Walau demikian, para sentana yang sejak kemarin selalu duduk tepekur di samping jasad Sinuhun Hanyakrawati memerlukan beristirahat pula. Demikian pula Raden Mas Rangsang. Ia memerlukan beristirahat agar esok hari tetap bugar.
Walau betapa berdukanya negeri Mataram, namun sang mentari tidak tertidur berkepanjangan. Di ufuk timur telah semburat merah, pertanda sang mentari telah terbangun. Burung kutilang bernyanyi bersahut-sahutan yang ditimpali kokok ayam jago dari rumah-rumah warga. Mereka tidak ikut berduka atas mangkatnya sang penguasa negeri ini.
Namun demikian, pasar-pasar justru sudah mulai ramai, lebih ramai dari pada pagi hari biasanya. Mereka memerlukan pergi ke pasar lebih pagi agar nanti bisa ikut hadir dalam tata upacara penghormatan terakhir Sinuhun Hanyakrawati. Demikian pula para bakul.
Mereka yang pergi ke sawah ladang pun telah berangkat lebih pagi agar tak ketinggalan datang ke pelayatan.
Mereka pun telah mendengar bahwa setelah tata upacara pemakaman selesai, akan dilanjutkan wisuda nata. Sebuah rangkaian tata upacara yang aneh yang belum pernah terjadi. Oleh karena itu menumbuhkan minat mereka untuk hadir. Namun demikian, mereka sungguh heran, mengapa yang akan diwisuda adalah Pangeran Martapura yang sangat tidak layak. Namun hal itu justru semakin menimbulkan minat untuk menyaksikan bagaimana itu akan terjadi. Mereka belum tahu, apakah setelah wisuda nata nanti akan ada kirab bagi sang raja baru. Paling tidak berkeliling alun-alun agar disaksikan oleh seluruh yang hadir. Mereka ingin melihat bagaimana Pangeran Martapura memakai mahkota dan pakaian kebesaran seorang raja.
Walau hari itu hampir seluruh Mataram berduka, namun Garwa Selir justru terlihat ceria, senyumnya tak bisa disembunyikan. Ia telah mulai berdandan dengan pakaian dan perhiasan kemewahan. Ia telah memanggil juru rias terbaik di kotaraja Mataram ini. Ia nantinya harus tampil anggun berwibawa dan mewah. Walau yang akan diwisuda adalah putranya, namun ia merasa bahwa dialah ratu yang sesungguhnya nantinya.
Sang juru rias ternganga menyaksikan perhiasan emas intan yang sedemikian banyak terhampar di tempat tidur sang garwa selir.
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *