Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1215
Mataram.
Sultan Agung Hanyakrakusuma.
Pada akhirnya, seluruh kerabat dan nayaka praja mendukung sepenuhnya Sinuhun Hanyakrakusuma untuk memerintah negeri Mataram. Tak akan pernah terjadi pemberontakan dari kalangan keluarga sendiri. Bahkan Sinuhun Hanyakrakusuma kemudian menyatakan tekatnya untuk menyatukan seluruh negeri. Yang menjadi perhatian utama dari Sinuhun Hanyakrakusuma adalah telatah pesisir utara bagian timur seperti Surabaya dan sekitarnya. Demikian pula untuk kadipaten- kadipaten di Madura. Bahkan terbersit di benak Sinuhun Hanyakrakusuma untuk mengusir bangsa kulit putih dari telatah Sunda Kelapa. Oleh karena itu, Mataram harus membangun pasukan yang kuat. Hal ini akan disampaikan oleh Sinuhun Hanyakrakusuma pada saat pasewakan agung nanti. Kanjeng Sinuhun Hanyakrakusuma juga merencanakan untuk membentuk pasukan berkuda yang kuat di tiap-tiap kadipaten. Nantinya pasukan- pasukan berkuda dari tiap kadipaten itu yang harus selalu siap bergabung dengan pasukan Mataram jika diperlukan. Pasukan berkuda tentu memiliki banyak keunggulan, terutama dalam kecepatan bergerak. Nantinya, Mataram akan mengirim para pelatih pasukan berkuda. Banyak para senopati dan prajurit Mataram yang mumpuni dalam bermain kuda untuk berperang. Yang telah teruji adalah pasukan Gagak Ireng yang dibentuk oleh mendiang Panembahan Senopati sejak Mataram ini berdiri. Selama ini pula, pasukan berkuda dari Mataram menjadi andalan dalam setiap pertempuran.
Alkisah, pasewakan agung pun tengah berlangsung. Sinuhun Hanyakrakusuma bergembira karena hampir semua adipati di telatah bang tengah hadir dalam pasewakan itu. Demikian pula para adipati di wilayah bang wetan bagian barat dan selatan. Paling tidak mengutus perwakilannya. Dengan demikian, mereka tetap menyatakan menjadi bagian dari Mataram. Mereka bersedia mengirim pasukan ke Mataram jika diperlukan. Namun seperti yang sudah diperhitungkan, Adipati Surabaya dan sekitarnya tidak hadir. Demikian pula para adipati dari Madura. Ketidakhadiran mereka dianggap memberontak terhadap Mataram. Tidak hadir pula adipati Lasem dari pesisir utara bagian tengah. Dari prajurit telik sandi, kemudian diketahui bahwa Lasem lebih condong ke Surabaya dari pada ke Mataram.
Sinuhun Hanyakrakusuma berkeinginan untuk menyatukan seluruh negeri-negeri di pulau ini. Maka telatah bang wetan harus disatukan terlebih dahulu. Terlebih, pasokan berbagai keperluan dari luar pulau berpusat di dermaga Surabaya. Mataram harus memiliki dermaga yang bisa menghubungkan dengan luar pulau. Dan dermaga Surabaya yang menjadi pilihan. Namun demikian, Sinuhun Hanyakrakusuma menyadari bahwa Kadipaten Surabaya adalah kadipaten yang kuat, apalagi didukung oleh beberapa kadipaten di sekitarnya.
Sinuhun Hanyakrakusuma teringat cara berperang mendiang sang ayah dahulu – Sinuhun Hanyakrawati. Dalam setiap penyerbuan tidak langsung ke pusat kekuatan lawan. Namun dirambas dari tepiannya. Seperti halnya memakan jenang panas di cobek. Yakni dengan cara disuru dari pinggir. Cara seperti itu akan dilakukan oleh Sinuhun Hanyakrakusuma untuk melemahkan Surabaya.
Kini para adipati telah kembali ke kadipaten masing-masing.
Sinuhun Hanyakrakusuma pun benar-benar telah mengirim para pelatih berkuda untuk berperang ke kadipaten-kadipaten. Kenyataannya memang belum banyak kadipaten yang memanfaatkan kuda untuk berperang. Kuda lebih banyak untuk tunggangan biasa dan sebagai alat angkut. Maka kehadiran para pelatih berkuda dari Mataram itu disambut dengan gembira.
Para prajurit pilihan dari tiap kadipaten yang mendapat pelatihan berkuda pun bangga. Mereka bersemangat dan tekun berlatih.
Pada akhirnya, setiap kadipaten terbentuk pasukan berkuda yang siap untuk maju bertempur di pihak Mataram.
Bersambung……..
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

							