Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1228

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1228
Mataram.
Sultan Agung Hanyakrakusuma.

Kanjeng Adipati Lasem tidak segera menjawab karena memang demikian yang terjadi. Hal itu disadari oleh Kanjeng Adipati Lasem. Ia tidak mengira sama sekali jika pasukan berkuda dari Mataram yang cukup besar tiba-tiba telah berada di depan mata. Ia sesungguhnya memang ingin bergabung dengan Surabaya yang dinilai lebih dekat dan juga 0memiliki pasukan yang kuat. Lasem sesungguhnya bisa berhubungan dengan cepat dan mudah lewat laut. Lasem juga mampu menyokong pasukan Surabaya dengan biaya dan perlengkapan. Surabaya dan sekutunya juga sudah bersedia untuk melindungi kadipaten yang mendapat serbuan dari mana pun datangnya. Namun jika sudah seperti ini, semuanya menjadi ambyar. Bala bantuan yang diharapkan tidak mungkin akan datang. Sedangkan ia sendiri sudah tidak berdaya. Dan untuk menghubungi Surabaya atau sekutunya sudah tidak mungkin.
“Bagaimana Kanjeng Adipati…..? Senopati Jaka Umbaran mengulanginya.
Kanjeng Adipati Lasem tidak memiliki pilihan lain.
” Kami menyerah Pangeran….!” Jawab Kanjeng Adipati Lasem singkat.
Senopati Jaka Umbaran yang tak lain adalah Pangeran Purbaya tersebut tak ingin berlama-lama.
“Baik….! Jika demikian, upeti untuk Mataram kami bawa sekarang….!” Berkata Senopati Jaka Umbaran.
Kanjeng Adipati Lasem tidak menjawab namun juga tidak bisa menolak. Ia menyadari hal seperti ini memang lumrah terjadi. Pasukan yang menang perang akan merampas negeri yang ditaklukkan. Itulah yang terjadi pada Lasem saat ini.
Senopati Jaka Umbaran kemudian memerintahkan kepada para prajurit Mataram untuk mengambil kekayaan keraton Lasem. Namun demikian, Senopati Jaka Umbaran melarang menyakiti para wanita dan para wanita itu dijadikan barang rampasan. Sedangkan para prajurit Lasem juga tidak memberikan perlawanan karena Kanjeng Adipati Lasem sendiri telah menyerah. Lagi pula jika mengadakan perlawanan pun juga tidak berguna. Mereka hanya bisa menyaksikan para prajurit Mataram merampas barang-barang berharga milik keraton kadipaten Lasem. Mereka pun tahu bahwa keraton Lasem adalah keraton yang kaya raya. Karena perdagangan dengan dunia luar terbuka lebar.
Senopati Jaka Umbaran tidak ingin berlama-lama dan berbasa-basi. Pasukan Mataram harus bergerak cepat. Karena hari itu juga pasukan Mataram akan segera melanjutkan lawatan ke arah timur. Mereka akan menyerbu sasaran berikutnya. Kadipaten sasaran itu juga jangan sampai sempat bersiap untuk mengadakan perlawanan.
Para prajurit pun dengan cepat menjarah harta kekayaan keraton Lasem seperti yang dipesankan oleh Senopati Jaka Umbaran. Semuanya berlangsung dengan cepat.
“Kanjeng Adipati tidak kami tahan dan kami copot kedudukan sebagai Adipati. Namun kewajiban Kanjeng Adipati adalah hadir dalam setiap ada pasewakan di keraton Mataram. Jika menolak, pasukan Mataram bisa berbuat yang lebih dari seperti sekarang ini….!” Berkata Senopati Jaka Umbaran.
“Kami hanya bisa pasrah….!” Jawab Kanjeng Adipati Lasem.
“Untuk beberapa waktu, kami akan meninggalkan beberapa bregada prajurit dari pasukan Mataram di kadipaten ini. Jangan ada perlawanan terhadap pasukan Mataram yang kami tinggalkan tersebut. Jika sampai itu terjadi, kami bisa berbuat lebih keras….!” Lanjut Senopati Jaka Umbaran.
‘Baik Pangeran, akan kami taati….!” Jawab Kanjeng Adipati Lasem dengan singkat.
Harta yang dijarah dari keraton Lasem cukup banyak. Lebih dari cukup untuk biaya perang. Adipati Lasem hanya bisa menyaksikan namun tidak mampu berbuat apa-apa. Namun tidak sedikit para wanita yang menangis karena kehilangan barang-barang berharga miliknya. Yakni emas picis raja brana dan barang berharga lainnya. Bahkan senjata pusaka yang berlapiskan emas berlian pun ikut dirampas pula.
Senopati Jaka Umbaran menetapkan bahwa rampasan perang itu bukan menjadi milik pribadi para prajurit. Tetapi menjadi hak dari negeri Mataram.
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *