Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1250
Mataram
Sultan Agung Hanyakrakusuma.
Senopati telik sandi dan beberapa prajurit sandi segera bersiap untuk menyergap dua orang prajurit dari Pasuruhan. Dua orang prajurit yang diperkirakan akan mendahului pergi untuk menemui pasukan Surabaya. Mereka, para prajurit dari Pasuruhan itu tentu belum mengetahui keadaan pasukan Surabaya saat ini. Walaupun mereka hanya berdua, namun senopati telik sandi tidak boleh gegabah. Jika mereka berdua gagal ditangkap, kegagalan yang lebih besar dari pasukan Mataram bisa saja terjadi. Jika mereka berdua atau salah satunya berhasil lolos dan mengabarkan kepada pasukan Pasuruhan tentu mereka akan lebih bersiaga. Oleh karena itu, senopati telik sandi memerlukan satu bregada prajurit tambahan untuk ikut mengepung dua orang prajurit Pasuruhan agar tidak lolos. Di dini hari yang dingin dan masih gelap itu untuk menyelinap di kegelapan tentu tidak sulit. Yang paling dekat dihubungi oleh senopati adalah senopati prajurit dari barak prajurit di Jatinom. Dan kebetulan pula bahwa keduanya telah akrab bersahabat. Tak jarang senopati telik sandi itu singgah di Jatinom setiap kali perjalanan ke arah timur dari Mataram. Senopati telik sandi kemudian menyampaikan rencananya.
“Baik….! Aku bersama beberapa lurah prajurit akan ikut bersama prajurit sandi…!” Berkata senopati dari barak prajurit di Jatinom itu.
Mereka pun kemudian berembug tentang rencana penyergapan dua orang prajurit Pasuruhan yang diperkirakan akan menuju ke Surabaya itu.
Lurah prajurit sandi yang ditugaskan di sekitar jalur jalan Pasuruhan – Surabaya itu yang menguasai medan. Ia pula yang kemudian membeberkan rencana penyergapan termasuk tempat yang tepat untuk menyergap.
Dibeberkan, walau dalam ukuran kecil, mereka akan mengetrapkan gelar perang jurang grawah. Yakni nantinya akan membiarkan dua orang prajurit Pasuruhan itu masuk perangkap. Bagaikan singa yang masuk ke dalam gua yang dalam di sebuah jurang yang terjal. Jika singa itu sudah terlanjur masuk akan mudah untuk menangkapnya. Demikianlah rencana yang dirancang oleh lurah prajurit sandi. Mereka yang lain menyetujui rencana itu. Para prajurit dari Jatinom yang dipimpin oleh senopatinya sendiri yang akan bertindak sebagai pintu masuk gua dan dinding lorongnya. Sedangkan senopati telik sandi dan beberapa prajuritnya yang akan menyergap dua orang prajurit Pasuruhan tersebut. Tanpa banyak membuang waktu, mereka segera bertindak. Bregada prajurit dari Jatinom itu kemudian membagi diri. Sebagian di sebelah kiri jalur jalan dan sebagian lagi di jalur sebelah kanan. Mereka berderet memanjang. Mereka pun berlapis agar bisa mencegah jika seseorang menyelinap masuk dalam kegelapan. Sedangkan senopati telik sandi beserta para prajuritnya telah bersiap untuk menyergap.
Dalam pada itu, dua orang prajurit dari Pasuruhan tengah berjalan cepat dan kadang berlari-lari kecil agar segera bisa tiba di Surabaya. Kedua prajurit dari Pasuruhan tersebut adalah prajurit pilihan yang dipercaya untuk melaksanakan tugas yang penting. Dan keduanya pun menguasai medan perjalanan.
Senopati dari barak prajurit di Jatinom segera menangkap suara langkah orang yang sedang berlari-lari. Ia yakin bahwa mereka itulah sasaran yang akan ditangkap. Benar saja dugaannya. Dua orang sedang berjalan cepat melewati jalur jalan yang telah diperhitungkan. Namun senopati dari barak prajurit di Jatinom dan para prajuritnya membiarkan keduanya lewat. Namun mereka bersiaga jangan sampai keduanya atau salah satunya sempat meloloskan diri nantinya. Dengan menirukan suara burung kedasih mereka mengabarkan kedatangan dua orang prajurit dari Pasuruhan itu. Senopati telik sandi segera tanggap. Mereka pun segera bersiap untuk menyergap. Namun mereka juga tidak boleh gegabah asal sergap, karena mungkin sekali dua orang utusan itu berilmu tinggi.
Bersambung……..
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

