Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(308)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.
Sultan Hadiwijaya kemudian bertanya kepada prajurit itu; Di dalam sanggar ada siapa sajakah….?”
“Beliau hanya berdua, Kanjeng Sunan Kudus dan Kanjeng Sultan Harya Penangsang…..!” Jawab prajurit itu.
“Baiklah….., aku akan menghadap seorang diri…..!” Berkata Sultan Hadiwijaya.
Sebelum Sultan Hadiwijaya melangkah menuju ke sanggar yang telah ditunjukkan, Ki Juru Martani menggamit dan kemudian berbisik; “Dimas Sultan harus sangat berhati-hati. Sejak masuk ke dalam sanggar harus sudah dalam kesiagaan tertinggi. Termasuk mata batin agar bisa mengenali sesuatu yang tidak wajar…..!”
“Apakah harus sedemikian tinggi kesiapsiagaan di hadapan Bapa Kanjeng Sunan….?” Bertanya Sultan Hadiwijaya.
“Sepertinya Sultan Harya Penangsang bisa menggunakan segala cara untuk mewujudkan niatnya. Ingat…., para soreng yang gagal itu tentu membuat malu Sultan Harya Penangsang. Untuk menutup malu hanya dengan melenyapkan orang yang membuat malu itu…..!” Lanjut Ki Juru Martani.
“Baik Kakang….., terimakasih…..!” Berkata Sultan Hadiwijaya.
“Kami berdua menunggu di pringgitan ini, jika ada sesuatu yang perlu keterlibatan kami berdua, berilah tanda, dan kami akan segera menuju ke sanggar…..!” Berkata Ki Juru Martani.
“Baiklah Kakang…..!” Berkata Sultan Hadiwijaya yang kemudian menuju ke sanggar seorang diri.
Tak ketinggalan Sultan Hadiwijaya membawa empat bilah keris milik para soreng untuk dikembalikan lewat Sultan Harya Penangsang.
Ki Juru Martani dan Ki Pemanahan menunggu di pringgitan dengan hati yang tidak tenang. Namun keduanya tidak banyak berbincang di pringgitan itu.
Sementara itu, Sultan Harya Penangsang mondar-mandir di dalam sanggar, ia tidak sabar menunggu masuknya Jaka Tingkir ke dalam sanggar.
“Apakah nanti, begitu Jaka Tingkir masuk langsung aku tusuk dengan keris Setan Kober ini saja, Bapa…..?” Bertanya Sultan Harya Penangsang sambil menghunus keris Kiai Setan Kober.
“Jangan….! Jika gagal pasti akan terjadi kegaduhan di sanggar ini. Aku tidak ingin itu terjadi. Seperti pesanku, tunggu setelah Hadiwijaya duduk di kursi itu, ia pasti tidak akan berdaya…..!” Berkata Sunan Kudus.
“Heeem….., Penangsang tidak sabar, Bapa……!” Berkata Sultan Harya Penangsang.
“Sekarang sarungkan keris itu ke dalam warangka. Kita terima kedatangan Hadiwijaya dengan sewajarnya……!” Berkata Sunan Kudus.
“Baik Bapa…..!” Berkata Sultan Harya Penangsang sambil menahan gejolak perasaannya.
Sultan Harya Penangsang langsung berdiri dan meraba keris pusaka di punggungnya ketika terdekat salam dan ketokan pintu sanggar. Ia yakin bahwa yang datang adalah Jaka Tingkir Hadiwijaya.
Namun yang menyahut salam adalah Sunan Kudus sendiri. Dan ia sendiri yang membukakan pintu.
“Sembah bakti kami haturkan untuk Bapa Kanjeng Sunan Kudus….!” Berkata Sultan Hadiwijaya tidak meninggalkan sopan santun dan unggah ungguh seorang raja. Dalam keadaan masih berdiri, namun Sultan Hadiwijaya membungkukkan badan dalam-dalam.
“Baik Anakmas Hadiwijaya, aku terima dengan senang hati. Sebaliknya doa restuku untuk Anakmas Hadiwijaya…..!” Balas Sunan Kudus.
“Terimakasih yang tak terhingga, Bapa……!” Jawab Sultan Hadiwijaya singkat.
Sultan Hadiwijaya yang lebih muda itu tak lupa menghaturkan sembah bakti kepada Sultan Harya Penangsang.
“Hadiwijaya menghaturkan sembah bakti kepada Kakangmas Harya Penangsang…..!” Berkata Sultan Hadiwijaya.
“Ya…., aku terima…..!” Jawab Sultan Harya Penangsang singkat. Ia tidak terbiasa berbasa-basi seperti itu. Terlebih hatinya yang memang telah membenci Jaka Tingkir Hadiwijaya itu.
“Tidak pantas kita berbincang sambil berdiri. Mari kita duduk di kursi yang telah disiapkan oleh Bapa Sunan…..!” Berkata Sultan Harya Penangsang.
Ia kemudian mempersilahkan Sultan Hadiwijaya untuk duduk di kursi yang telah dipesankan oleh Sunan Kudus sebelumnya.
……………
Bersambung………..
(@SUN)
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…
View Comments
Cerita hariannya terlalu pendek
Mungkin bisa diperpanjang bapak pengarang yg kami hormati dan banggakan