Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(314)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.
Keempat orang itu pun kemudian masuk ke dalam warung.
Mereka buru-buru pesan makanan. Bahkan mendesak Ki Pemanahan yang sudah pesan lebih dahulu.
“Kami telah lama di halaman Mbok, kami berempat dilayani dahulu….!” Desak salah satu dari orang-orang berwajah sangar itu.
Ki Pemanahan mengalah daripada ribut masalah makanan. Dan mungkin pula orang-orang itu memang sudah lama di halaman.
“Tidak apa-apa Mbakyu…..! Layanilah mereka terlebih dahulu…..!” Berkata Ki Pemanahan.
“Terimakasih Den….., maaf….., bukan maksud kami…..!” Berkata Mbok Bakul yang tidak ingin terjadi keributan di warungnya.
“Ya tidak apa-apa, kami bertiga tidak tergesa-gesa…..!” Berkata Ki Pemanahan membesarkan hati Mbok Bakul agar tidak menjadi beban.
Keempat orang berwajah sangar itu kemudian duduk di satu meja dengan empat kursi. Mereka berbincang tidak mengekang diri. Seakan di warung itu hanya mereka berempat. Padahal di meja-meja yang lain juga ada beberapa yang jajan selain Ki Juru Martani bertiga.
“Sayang jika kuda-kuda itu sampai lepas dari tangan kita….!” Berkata salah seorang dari orang-orang berwajah sangar itu dengan sedikit ditahan.
Namun Ki Juru Martani mengernyitkan dahinya. Ia mendengar dengan jelas perkataan orang itu. Jangan-jangan kuda-kuda mereka yang diperbincangkan.
“Aku ingin yang ulesnnya putih…..!” Berkata salah seorang dari mereka.
“Silahkan Ki Lurah yang memilih, kami hanya ikut saja…..!” Berkata salah seorang dari mereka yang masih muda.
“Kau anggota paling muda harus mengalah…..!” Berkata orang yang disebut lurah tadi.
“Ya nggak apa-apa, kudaku juga kuda yang bagus…..! Lain waktu pasti kita akan mendapat yang lebih banyak…..!” Jawab dari orang yang paling muda.
“Kita cepat-cepat saja, biarlah ketiga orang itu makan, kita keluar…..!” Berkata salah seorang dari empat orang itu.
Sayangnya, perbincangan mereka ditangkap dengan jelas oleh Ki Juru Martani dan Sultan Hadiwijaya maupun Ki Pemanahan.
“Biarlah nanti aku yang mengatasi…..!” Berkata Ki Juru Martani dengan berbisik.
“Mereka jelas-jelas gerombolan perampok. Harus diberi pelajaran….!” Berbisik Ki Pemanahan.
“Tidak hanya pelajaran, tetapi dibuat kapok…..!” Berkata Sultan Hadiwijaya.
Keempat orang itu makan dengan tergesa-gesa. Seakan orang-orang yang kelaparan. Setelah membayar jajanan, mereka segera keluar dengan menenteng pedang masing-masing.
Rombongan Sultan Hadiwijaya pun telah mendapat sajian yang dipesan.
“Kami bertiga minta sendok dan garpu, Mbok…..!” Berkata Ki Juru martani.
Ki Juru Martani kemudian meminjam garpu milik Sultan Hadiwijaya dan Ki Pemanahan.
“Garpunya aku pinjam dulu…..!” Berkata Ki Juru Martani.
Sultan Hadiwijaya dan Ki Pemanahan belum tahu maksud Ki Juru Martani, namun garpu itu pun diberikannya pula.
Ki Juru Martani yang tajam pendengaran karena ilmunya, sempat mendengar salah seorang dari empat orang itu berkata; “Jika pemilik kuda-kuda itu akan macem-macem, kita habisi sekalian. Salah seorang dari kalian nanti membungkam mulut pekatik yang mengurus kuda-kuda itu…..!”
Ki Juru Martani berpendapat bahwa mereka adalah para perampok yang kejam dan pasti tidak segan membunuh korbannya.
“Mereka akan mengambil kuda-kuda kita…..!” Bisik Ki Juru Martani.
Benar yang diperhitungkan oleh Ki Juru Martani. Orang yang paling muda dari keempat berwajah sangar itu langsung meringkus pekatik dan membuatnya pingsan. Begitu mudahnya ia melumpuhkan pekatik warung itu. Pasti mereka memiliki bekal ilmu yang cukup.
“Ayo cepat kita lepas kuda-kuda itu…..!”
Berkata lurahe.
Mereka tergesa-gesa melepaskan kendali kuda-kuda teji dari patok-patok tambatan di samping warung. Sedangkan orang yang paling muda melepas kuda miliknya sendiri.
Ketika tiga orang itu baru separuh bisa mengendurkan tali kekang kendali kuda, tiba-tiba mereka menjerit hampir bersamaan.
“Auuch…. auuch….. auuch….!”
Kemudian disusul jeritan di tempat yang sedikit agak jauh.
“Auuch…….!”
………………..
Bersambung…………..
(@SUN)
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…