Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#318

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(319)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Kanjeng Ratu Kalinyamat kemudian menjawab lagi; “Ya benar, tiga atau empat ekor kuda…..! Mereka hampir pasti ke tempat ini, karena tidak ada tujuan lain lagi…..!”
“Semoga bukan orang-orang yang bermaksud jahat…..!” Berkata Mbok Emban sepuh.
“Dalam keadaan seperti ini, kita hanya bisa pasrah kepada sang penguasa kehidupan, Mbok…..!” Sahut Kanjeng Ratu Kalinyamat.
“Benar, Gusti Ratu…..! Kuda-kuda itu sudah semakin dekat…..!” Berkata Mbok Emban sepuh.
Sementara itu, yang di dapur juga sudah mendengar derap kaki-kaki kuda.
“Heee….., ada derap kaki-kaki kuda….! Siapa yang datang ya….?” Berkata Kingkin sambil merajang sayur.
“Yang pasti bukan Kang Prana, prajurit yang dahulu naksir Mangkin…..!” Goda Semangkin.
Mangkin yang merasa tak tertarik kepada Prana itu kemudian mencubit Semangkin sambil cemberut.
Kingkin dan Semakin justru tertawa kecil.
“Apa mungkin Gusti Pangeran Timur yang hadir lagi….? Sudah lebih setengah tahun belum berkunjung ke tempat ini lagi….?” Berkata Kingkin bersungguh-sungguh.
“Ya……, kita menunggu kiriman garam dan gereh petek yang sudah menipis…!”
Sahut Semakin.
Pangeran Timur memang pernah berkunjung ke pertapaan itu. Ia telah membawa garam dan gereh petek yang cukup banyak. Ia tahu bahwa para penghuni pertapaan itu tidak mungkin keluar dari tempat itu. Bumbu dapur yang paling dibutuhkan adalah garam yang tentu tidak ada di hutan itu.
Namun perbincangan para gadis di dapur itu terhenti ketika suara derap kaki-kaki kuda sudah sedemikian dekat.
“Mbok….., biarlah para inang itu menyongsong tamu-tamu kita, siapapun mereka…..!” Berkata Kanjeng Ratu Kalinyamat.
“Baik Gusti Ratu…..!” Jawab Mbok Emban sepuh.
Mbok Emban sepuh segera minta kepada para gadis itu untuk menyongsong tamu-tamu yang datang.

Mereka, para gadis itu segera menyongsong tamu yang belum tampak di ujung halaman depan.
“Sembah bakti Gusti…..!” Berkata tiga orang gadis itu hampir bersamaan setelah para tamu di ujung halaman. Mereka tahu bahwa yang hadir salah satunya adalah Sultan Hadiwijaya.
Mereka bertiga, Sultan Hadiwijaya, Ki Juru Martani dan Ki Pemanahan pun segera berloncatan turun dari kuda. Kuda-kuda kemudian diikat di pagar di luar halaman yang berumput hijau.
“Katakan kepada Kangmbok Ratu bahwa aku yang datang bersama Kakang Juru Martani dan Kakang Pemanahan…..!” Berkata Sultan Hadiwijaya kemudian.
“Baik Kanjeng Sultan…..!” Berkata Semangkin.
“Mari kami tunjukkan pancuran di pinggir sungai itu, ada empat pancuran di sana, mungkin paduka sekalian memerlukan berbersih diri…..!” Berkata Mangkin.
Para tamu yang baru datang itu pun tanggap maksud dari inang itu. Terlebih mereka baru saja menjalani perjalanan jauh.

Semangkin telah berada di balik tirai pembatas cekungan goa tempat Kanjeng Ratu Kalinyamat berada.
“Sembah bakti Gusti Ratu…..!” Salam dari Semangkin.
“Ya aku terima baktimu. Siapakah mereka yang datang, Semangkin…..?” Bertanya Kanjeng Ratu Kalinyamat.
“Beliau Kanjeng Sultan Hadiwijaya serta Ki Juru Martani dan Ki Pemanahan…..!” Berkata Semangkin.
“Oooh….., Dimas Sultan Hadiwijaya…..! Siapkan tiga kursi di sebalik tirai ini, Semangkin…..!” Pinta Kanjeng Ratu Kalinyamat.
“Baik Kanjeng Ratu…..! Beliau sedang berbersih diri di pancuran, Gusti…..!” Berkata Semangkin.
“Siapkan pula minuman dan makanan yang pantas, Semangkin…..!” Pesan Kanjeng Ratu Kalinyamat.
“Baik Gusti Ratu….!” Jawab Semangkin.

Kanjeng Ratu Kalinyamat berdebar dengan kunjungan Sultan Hadiwijaya tersebut. Ia berharap akan mendengar kabar tentang tewasnya Harya Penangsang. Jika demikian, ia akan segera menghentikan tapa brata yang tidak lumrah itu.
Ia menunggu di balik tirai walau tetap dalam keadaannya. Bahkan ia pun membelakangi tirai itu.
Ia telah mendengar langkah seseorang memasuki goa itu.
“Sembah Bakti kami, Kakangmbok Ratu…..!” Salam dari Sultan Hadiwijaya.
…………
Bersambung……..
(@SUN)

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Sejarah Perkembangan Nanoteknologi: Dari Konsep ke Realitas

Konsep Awal Nanoteknologi Pada tahun 1959, seorang fisikawan terkemuka, Richard Feynman, mengemukakan gagasan revolusioner mengenai…

2 jam ago

Nanoteknologi: Revolusi di Skala Atom

Apa Itu Nanoteknologi? Nanoteknologi merupakan salah satu bidang ilmu yang berfokus pada manipulasi dan pengembangan…

3 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#874

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(874)Mataram. Adipati Pragola juga mendapat laporan bahwa dua orang murid orang bercambuk juga…

16 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#873

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…

1 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

4 hari ago