Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#338

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(338)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Dua orang prajurit Pajang yang salah satunya prajurit sandi segera berlari kencang untuk memastikan apakah prajurit Jipang telah tiba di sekitar jembatan yang akan menjadi sasaran. Sedangkan para prajurit yang lain menyusul tanpa berlari namun berjalan cepat.
Saat itu kira-kira tengah malam yang gelap tanpa bulan. Dua orang prajurit Pajang itu memperlambat larinya ketika hampir sampai di jembatan Masaran. Mereka harus berhati-hati jangan sampai terperangkap oleh musuh. Siapa tahu musuh telah datang terlebih dahulu dan membuat jebakan di tempat itu. Keduanya berhenti sejenak untuk mengamati keadaan. Namun keadaan lengang tak ada tanda-tanda ada orang yang berada di tempat itu.
Tiba-tiba prajurit sandi Pajang yang telah terbiasa dengan tugasnya itu melempar ranting kering di tepi kali. Ia ingin memastikan apakah ada gerakan karena adanya ranting jatuh itu.
“Krosakkk krosaaak….. bruuuk…..!” Ranting kering sebesar lengan orang dewasa itu jatuh.
Untuk beberapa saat keduanya berdiam diri. Namun tidak ada gerakan apapun sebagai tanda keberadaan orang lain di tempat itu.
Kini mereka yakin bahwa prajurit Jipang belum ada yang sampai di tempat itu. Keduanya kemudian berani melangkah mendekati jembatan dengan hati-hati.
Beberapa saat mereka mengawasi keadaan. Namun keduanya kemudian terkejut ketika sayup-sayup mendengar derap kaki kuda yang cukup banyak. Namun sepertinya derap kaki-kaki kuda itu tidak sedang berlari.
“Pasti mereka adalah para prajurit Jipang yang menuju ke tempat ini. Sebaiknya aku akan berlari kencang untuk mengabarkan kepada pasukan kita. Kau tetap di sini untuk mengawasi keadaan……!’ Berkata prajurit sandi Pajang yang kemudian berlari kencang tanpa menunggu jawaban sejawatnya.
Sedang kawannya kemudian sedikit menjauh dari jembatan namun bisa leluasa mengamati dari tempat yang terlindung.

Tak berapa lama prajurit sandi itu telah berpapasan dengan pasukan sepuluh bregada yang dipimpin oleh Ki Penjawi. Ia segera mengabarkan apa yang ia ketahui terutama tentang terdengarnya derap kaki-kaki kuda walau masih sayup-sayup.
“Terimakasih prajurit……! Ayo sekarang kita berlari namun jangan membuat gaduh…..! Semua bersiaga dengan senjata telanjang…..! Prajurit panah segera bersiap dengan busur dan anak panah…..!” Perintah Ki Penjawi.
Mereka segera berlari cepat. Raden Mas Danang Sutawijaya juga berlari cepat dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuh. Ki Penjawi segera mengejar membuntuti Raden Mas Danang Sutawijaya agar nanti ia tidak bertindak sendiri tanpa sepengetahuannya.

Prajurit yang menunggu di sekitar jembatan menunggu dengan berdebar-debar, rasanya derap kaki-kaki kuda semakin dekat. Sedangkan prajurit Pajang yang ditunggu tidak segera muncul.
Namun sesaat kemudian prajurit itu terkejut bukan kepalang ketika melihat berkelebat dengan cepat orang berlari dari arah belakang. Ia bertambah terkejut ketika sesaat kemudian telah muncul lagi seseorang dengan berkelebat pula.
“Ooh Raden….! Ooh Gusti Senopati…..!” Seru prajurit itu setelah mengenali siapa yang datang.
“Yaaa…., kami yang datang…..! Bagaimana keadaannya…..?” Berkata Ki Penjawi.
“Tidak ada seorangpun yang berada di tempat ini…..! Tetapi derap kaki-kaki kuda itu semakin mendekat…..!” Berkata prajurit itu.
“Yaaa…., aku juga mendengar…..!” Raden Mas Danang Sutawijaya yang menyahut.
“Kau yakin bahwa benar-benar tidak ada orang yang datang ke sekitar jembatan ini…..?” Bertanya Ki Penjawi untuk meyakinkan.
“Aku yakin Gusti Senopati…..! Tadi sudah kami pancing dengan lemparan ranting namun tidak ada gerakan apapun yang menandakan ada orang di tempat ini…..!” Berkata prajurit itu meyakinkan.
Namun mereka bertiga kemudian terdiam, telinga mereka, mereka sendengkan untuk meyakinkan pendengaran mereka. Mereka tidak mendengar sama sekali derap kaki-kaki kuda.
……………….
Bersambung…………
(@SUN)

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#806

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(806)Mataram. Guru orang bercambuk itu tahu bahwa Pangeran Pangiri sama sekali tidak ada…

17 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#805

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(805)Mataram. Para prajurit sandi itu juga bisa menjadi bagian pasukan tempur jika diperlukan.…

2 hari ago

Chipset A Bionic: Kenapa iPhone Selalu Lebih Cepat?

Di era teknologi yang terus berkembang pesat, kecepatan serta performa perangkat menjadi faktor penting dalam…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#804

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(804)Mataram. Senopati Wirosekti mengangguk-angguk kemudian katanya; "Baik Pangeran, saya tidak berkeberatan. Biarlah nanti…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#803

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(803)Mataram. Di barak prajurit di Jatinom, Pangeran Benawa tidak lama. Yang paling utama…

4 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#802

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(802)Mataram. Pangeran Benawa dan Senopati barak prajurit itu kemudian berbincang berdua saja. Pangeran…

5 hari ago