Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(343)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.
Ki Penjawi kemudian menceritakan apa yang terjadi di sekitar jembatan Masaran kepada Ki Juru Martani, Ki Pemanahan dan para senopati. Disampaikan pula pujian untuk prajurit sandi yang telah berhasil mencuri dengar pasukan Jipang tentang rencana perusakan banyak jembatan. Dan laporan dari prajurit sandi itu tidak meleset.
Diceritakan juga keberhasilan menjebak pasukan Jipang yang tengah bersiap merusak jembatan. Hampir semuanya sesuai rencana. Lebih dari separuh pasukan Jipang terluka dan tewas. Namun seluruh prajurit Jipang telah diberi kesempatan untuk segera kembali ke Jipang tanpa diganggu.
“Yaa…. aku setuju dengan keputusan Adi Penjawi…..!” Berkata Ki Juru Martani.
“Apakah mungkin mereka, pasukan Jipang itu akan merusak jembatan berikutnya sambil bergerak mundur….?” Bertanya Ki Pemanahan.
“Kami kira tidak. Seluruh senjata mereka sudah kami sita. Bahkan peralatan untuk merusak jembatan pun kami sita pula. Bahkan alat pemantik api juga kami sita……!”
“Bagus jika demikian……!” Berkata Ki Pemanahan.
“Lagi pula, mereka yang selamat dan tidak terluka, jauh lebih sedikit daripada mereka yang terluka dan tewas. Mereka pasti tidak akan sempat berbuat senekat itu. Mereka, terutama yang terluka pasti ingin segera sampai di Jipang untuk mendapat perawatan yang memadai…..!” Berkata Ki Penjawi.
Mereka, pasukan Pajang itu untuk beberapa saat beristirahat di tempat itu. Ki Demang Masaran dan para perangkat kademangan dan para pengawal kademangan ikut menemui para pimpinan pasukan Pajang. Masaran memang masih masuk wilayah kekuasaan Pajang. Mereka berterima kasih karena jembatan yang cukup panjang dan penting bagi warga Masaran itu selamat tidak jadi diruntuhkan oleh pasukan Jipang. Secara kebetulan, salah seorang prajurit sandi Pajang itu berasal dari Masaran. Bahkan kemudian seorang anak muda pengawal kademangan Masaran menawarkan diri untuk bergabung dengan pasukan yang besar itu.
“Ki Demang, apakah kami beberapa pengawal kademangan ini diperbolehkan ikut serta dalam pasukan ini…..?” Berkata anak muda itu.
Ki Demang kemudian berembug dengan Ki Penjawi, Ki Juru Martani dan Ki Pemanahan.
“Ada berapa orang yang akan bergabung…..?” Bertanya Ki Penjawi.
“Ada sekitar limabelasan pengawal kademangan yang menyanggupkan diri……!” Berkata Ki Demang.
“Bisa…..! Nanti bergabung dengan pasukan gabungan beberapa kademangan…..! Namun kalian harus menyadari akibat suatu peperangan. Bisa unggul, namun juga bisa kalah. Bahkan taruhannya adalah nyawa…..!”
Berkata Ki Penjawi kepada para pengawal kademangan Masaran.
Setelah cukup beristirahat, mereka kemudian melanjutkan perjalanan. Mereka mesti menginap lagi dua atau tiga malam di perjalanan. Menurut perkiraan, mereka nanti akan bermalam di daerah Mantingan. Para prajurit sandi dan beberapa prajurit telah mendahului pasukan besar itu untuk menyiapkan tempat bermalam. Yang paling mungkin adalah di sekitar pinggiran sungai. Di pinggiran sungai akan lebih mudah untuk berbersih diri dan keperluan lainya.
Sementara itu, perjalanan pasukan Jipang yang membawa para prajurit yang terluka, bahkan terluka parah dan mereka yang tewas tidak selancar seperti ketika mereka berangkat. Mereka harus beberapa kali berhenti untuk merawat mereka yang terluka parah. Namun sebagian telah mendahului mereka untuk mengabarkan keadaan pasukan Jipang yang gagal melaksanakan tugas.
“Kita menemui Gusti Harya Mataram saja yang sareh. Jika kita langsung kepada Gusti Sultan Harya Penangsang bisa habis riwayat kita. Kita memang telah gagal, namun tidak seharusnya kita dihukum seperti para soreng yang gagal membunuh Jaka Tingkir itu…..!” Berkata salah seorang prajurit Jipang yang mendahului.
“Baik….., aku setuju. Jangan banyak orang yang menghadap agar tidak menarik perhatian……!” Berkata salah seorang prajurit.
……………..
Bersambung………..
(@SUN).
Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(868)Mataram. Senopati Retna Dumilah yang sebelumnya dengan pongah ingin menundukkan Panembahan Senopati dengan…
View Comments
Terima kasih sudah boleh ikut membaca, ceritanya semakin asyik dan memikat...
Terima kasih pak...