Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#376

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(376)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.

Ki Pemanahan akhirnya sampai juga di Sela. Para cantrik padepokan sangat senang dengan kehadiran Ki Pemanahan. Selama ini, mereka seakan seperti anak ayam yang kehilangan induk. Mereka tidak bisa mengembangkan padepokan Sela. Namun mereka selalu merawat makam Ki Ageng Sela. Mereka pun masih mempertahankan pertanian yang ada di sekitar padepokan itu.
Ki Pemanahan merasa adem ayem di tempat itu. Di tempat ini tidak ada intrik kekuasaan. Namun alam yang memberi ketenangan.
Namun demikian, Ki Pemanahan tetap ingat hari pisowanan di Siti Hinggil keraton Pajang. Jika saat itu tiba, ia juga harus menghadap Kanjeng Sultan.

Sementara itu, roda pemerintahan Kasultanan Pajang telah kembali pulih seperti zaman kekuasaan Demak Bintara. Kadipaten-kadipaten di bang wetan sudah beberapa yang menyatakan kesetiaan kepada Pajang. Demikian pula kadipaten-kadipaten di Jawa bagian tengah juga menyatakan kesetiaan kepada Pajang. Walau masih beberapa kadipaten di bang wetan yang belum menyatakan kesetiaan, namun tidak ada tanda-tanda untuk berontak.
Setiap kali ada pisowanan agung, para adipati pun setia menghadap di Siti Hinggil keraton Pajang.
Tak terkecuali Ki Ageng Pemanahan juga selalu hadir menghadap Kanjeng Sultan Hadiwijaya. Namun setiap kali pula Kanjeng Sultan tidak pernah menyinggung tentang telatah Mentaok yang dijanjikan kepada Ki Pemanahan. Sedangkan Ki Pemanahan sendiri juga sungkan untuk bertanya. Walau demikian, Ki Pemanahan semakin masgul hatinya. Ia semakin tidak kerasan tinggal di Pajang. Ia pun lebih sering tinggal di Sela atau Pengging. Walau setiap kali ada pisowanan ia selalu menghadap.

Sementara itu, Raden Mas Danang Sutawijaya juga lebih sering meninggalkan keraton Pajang untuk menggembleng diri. Ia mengembara seorang diri. Walau ia adalah putra angkat dari Kanjeng Sultan Hadiwijaya yang bisa saja diangkat sebagai putra Mahkota, namun Raden Mas Danang Sutawijaya lebih tertarik dengan telatah Mentaok yang menjadi hak dari ayah kandungnya, Ki Pemanahan.
Diam-diam Raden Mas Danang Sutawijaya mengembara sampai di perbatasan telatah Mentaok.
Raden Mas Danang Sutawijaya termangu-mangu ketika sampai di Prambanan. Ia melihat sendiri betapa ganasnya terjangan lahar gunung Merapi yang melewati kali Opak. Beruntungnya, kali Opak itu seakan menjadi jalur lahar Merapi sehingga lahar yang ganas itu tidak menerjang candi yang agung itu. Namun bebatuan sebesar kerbau masih terlihat di sepanjang kali Opak itu. Kali yang tidak terlalu luas namun airnya deras.
Dari tempat ia berdiri, terlihat gunung Merapi yang mengepulkan awan putih yang tertiup angin condong ke arah timur. Sedangkan lahar merah membara tampak masih mengalir ke arah kidul wetan.
Raden Mas Danang Sutawijaya pernah mendengar cerita tentang pralaya, peristiwa meletusnya gunung Merapi. Konon meletusnya gunung Merapi yang disebut pralaya itu mengubur hampir seluruh kehidupan di lereng gunung itu sampai jarak yang cukup jauh. Konon pula banyak candi yang terkubur oleh pasir yang dimuntahkan oleh gunung merapi itu di sekitar Prambanan.
Raden Mas Danang Sutawijaya tahu bahwa batas telatah Mentaok yang menjadi hak dari Ki Pemanahan adalah mulai dari seberang kali Opak itu.
Tergelitik jiwa pengembaraannya ia ingin membuktikan panjang kali Opak yang menjadi batas telatah Mentaok itu. Jika ia menyusur kali itu, ia pasti akan sampai di Laut Kidul.
Raden Mas Danang Sutawijaya tidak menyeberangi kali Opak untuk masuk ke telatah Alas Mentaok, namun ia justru akan menyusur tepian kali di sisi timur.
Raden Mas Danang Sutawijaya sengaja berdandan sederhana dan bercaping lusuh agar ia tidak menarik perhatian.
Raden Mas Danang Sutawijaya melihat bahwa denyut kehidupan di sekitar Prambanan tetap hidup. Bahkan pasar Prambanan pun terlihat ramai.
Ia sengaja mampir di warung yang sederhana namun ramai. Ia ingin mendengar apa yang diperbincangkan oleh orang-orang di warung itu.
…………
Bersambung………..
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

View Comments

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#885

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(885)Mataram. Senopati Kalingga bertempur sambil tertawa-tawa. Ia memang lincah dan gesit. Meloncat ke…

19 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#884

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(884)Mataram. Murid orang bercambuk itu terus memburu senopati Pati yang pongah itu. Sedangkan…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#883

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(883)Mataram. Senopati Darudeksa yang telah setengah baya itu berkata dengan lantang; "Akan aku…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#882

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(882)Mataram. Sementara itu, perjalanan pasukan Pati masih diikuti oleh pasukan Mataram pimpinan Raden…

4 hari ago

Beda Chromebook dengan Laptop yang Harus Anda Tahu

Perbedaan Sistem Operasi Beda Chromebook dengan Laptop - Salah satu perbedaan paling mencolok antara Chromebook…

4 hari ago

Harga iPhone 13 dan iPhone 15 Sudah Turun. Buruan Beli!

Penurunan Harga iPhone 15 dan iPhone 13 di Indonesia Pada bulan November 2024, pasar gadget…

4 hari ago