Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(382)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.
Tentu cerita orang itu berlebihan. Yang ia lihat saat itu Raden Mas Danang Sutawijaya berloncatan di antara batu ke batu, namun ia mengatakan Raden Mas Danang Sutawijaya bagai terbang di atas sungai.
Namun orang-orang yang mendengarkan percaya bahwa putra Sultan Pajang itu bisa terbang.
Di setiap sudut pasar semuanya membicarakan tentang anak muda yang rambutnya awut-awutan, namun tampan dan gagah serta tubuhnya yang terlihat kokoh kuat. Yang ternyata adalah putra Kanjeng Sultan Hadiwijaya di Pajang, Raden Mas Danang Sutawijaya.
Mereka tidak tahu mengapa putra Sultan Pajang itu sampai di Prambanan. Namun mereka yang memiliki sedikit wawasan menghubungkan dengan Alas Mentaok. Alas Mentaok di seberang kali Opak itu adalah menjadi hak dari Ki Pemanahan yang tak lain adalah ayah kandung dari Raden Mas Danang Sutawijaya. Namun itu hanya dugaan mereka.
Pemilik warung yang sebelumnya untuk singgah Raden Mas Danang Sutawijaya baru menyadari belakangan bahwa anak muda yang jajan seorang diri tadi adalah putra Kanjeng Sultan Pajang, Sultan Hadiwijaya. Ia memang tidak sempat menyaksikan perkelahian di depan pasar karena tidak mungkin meninggalkan warung.
Baru setelah beberapa orang bercerita tentang anak muda itu, bahwa dialah yang tadi jajan di warung itu.
“Ini…., di sini…..! Pangeran putra Sultan itu lenggah dan dhahar……! “ Berkata Mbok bakul pemilik warung bersemangat.
” Beruntung Yu…., warungmu akan kelarisan karena dikunjungi putra seorang Sultan…..!” Berkata salah seorang pengunjung warung.
“Ini uangnya masih aku gembol….! Tadi juga menolak uang kembalian….!” Berkata Mbok bakul itu.
“Uangnya aku tebus dua kali lipat Yu…!”
Berkata seorang pengunjung warung yang lain.
“Eeeee….! Nggak boleh…..! Sepuluh kali lipat pun tak akan aku berikan…..!” Jawab Mbok bakul itu dengan nada tinggi namun tersenyum bangga.
Di warung itu pun mereka tak henti-hentinya memperbincangkan Raden Mas Danang Sutawijaya. Bahkan mereka yang berkunjung di warung lain pun ikut nimbrung di warung itu.
Cerita tentang Raden Mas Danang Sutawijaya itu nanti pasti akan cepat menyebar ke segala penjuru di sekitar Prambanan itu. Dan cerita yang berkembang biasanya akan lebih seru dibandingkan kejadian yang sebenarnya.
Sementara itu, Raden Mas Danang Sutawijaya terus berloncatan di antara bebatuan kali Opak menuju ke arah hilir. Tetumbuhan di kiri kanan sungai itu belum terlalu pepat karena meletusnya gunung Merapi belum terlalu lama.
Letusan yang saat itu menewaskan Ki Kebo Kanigara di puncak gunung Merapi. Ki Kebo Kanigara adalah paman dari Jaka Tingkir dan juga sebagai gurunya. Letusan gunung Merapi yang mengirim pasir dan lumpur serta bebatuan melewati sungai Opak itu. Namun banjir lahar dingin yang berupa pasir dan bebatuan itu juga mengubur sebagian besar kehidupan di kiri kanan aliran sungai Opak.
Raden Mas Danang Sutawijaya semakin tergelitik untuk menyusur kali Opak itu sampai ke paling ujung yang ia yakini bermuara di Laut Kidul. Di aliran sungai itu Raden Mas Danang Sutawijaya tidak bertemu dengan warga. Mungkin mereka memilih bertempat tinggal yang lebih jauh dengan aliran sungai Opak yang kadang ganas ketika terjadi hujan lebat. Sungai itu jika kemarau seperti saat itu airnya tidak terlalu deras. Namun jika musim penghujan air akan menerjang apa saja yang berada di aliran sungai itu. Bahkan sering pula disertai banjir lahar dingin.
Raden Mas Danang Sutawijaya terus menyusur sungai itu searah aliran sungai.
Menjelang petang Raden Mas Danang Sutawijaya sampai di dekat sebuah gumuk, gunung kecil yang tidak terlalu tinggi. Gumuk yang berada di sisi timur dari kali Opak.
Kebetulan saat itu Raden Mas Danang melihat seorang yang sudah lebih dari separuh baya sedang memikul bumbung bambu yang berisi air nira.
“Dari nderes kelapa, Paman……?” Sapa Raden Mas Danang Sutawijaya yang tahu bahwa air nira itu hasil dari menyadap manggar kelapa untuk dijadikan gula merah.
………….
Bersambung……….
(@SUN)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(874)Mataram. Adipati Pragola juga mendapat laporan bahwa dua orang murid orang bercambuk juga…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
View Comments
Matur nuwun silahkan dilanjut Maswo....... Sehat selalu
Matur nuwun
Matur nuwun silahkan dilanjut Maswo....... Sehat selalu aku nantikan seri yang ke 383