Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
409
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.
Saudara dari Ki Demang Taji itu cukup memiliki pengetahuan. Ia pun banyak terlibat membantu Ki Demang. Lagi pula anak Ki Demang adalah seorang prajurit, sehingga ia banyak mendapat pengetahuan dari prajurit itu pula.
“Menurut cerita, jalan itu diperlebar oleh pasukan Bagelen dan pasukan Menoreh ketika menuju ke Demak dahulu dan juga ke Pajang kemudian. Demikian pula jembatan-jembatan di sepanjang jalur menuju penyeberangan kali Progo. Maksudnya agar gerobak maupun kereta bisa lewat….!” Berkata Saudara Ki Demang yang cukup masuk akal.
Ki Pemanahan mengangguk-angguk memahami cerita saudara Ki Demang Taji.
“Pasukan itu tidak hanya sekedar lewat tetapi juga meninggalkan jalan untuk lewat siapapun termasuk kita…..!” Berkata Ki Pemanahan yang sesungguhnya juga tahu karena ia adalah salah satu senopati agung negeri Pajang, bahkan sampai saat ini.
Ki Pemanahan menduga bahwa saudara dari Ki Demang Taji ini juga memiliki bekal yang cukup dalam olah kanuragan.
Mereka memang saling berbincang di antara mereka. Demikian pula di barak yang diperuntukkan untuk wanita. Di sana juga terdengar orang berbincang.
Namun mereka sedikit terganggu dengan banyaknya nyamuk yang berdenging mengusik telinga.
Sementara itu, Ki Ageng Giring sedikit heran dengan dua orang yang duduknya sedikit menyendiri. Yang seorang seusia dengan Ki Ageng Giring sendiri, sedangkan yang seorang seorang perjaka yang telah lebih dari dewasa. Ia seorang perjaka yang tampan.
Ki Ageng Giring sedikit curiga karena keduanya jika berbincang hanya berbisik seakan khawatir didengar oleh orang lain.
Ki Ageng Giring yang curiga mencoba bergeser ke tempat yang lebih dekat dengan kedua orang itu namun jangan sampai ia sendiri yang dicurigai. Ia sempat berbisik kepada Ki Pemanahan tentang hal itu. Ia berpesan agar Ki Pemanahan tetap berbincang dengan saudara Ki Demang Taji. Sementara itu pengawal yang berjaga hanya tampak dua orang, ia tidak tahu di manakah yang tiga orang lagi.
Akhirnya Ki Ageng Giring bisa berbaring di antara rombongan itu dan tak jauh dari orang yang ia curigai.
“Dua gadis itu sungguh cantik Paman. Aku sudah lebih dari selapan tidak bersinggungan dengan wanita…..!” Bisik orang yang lebih muda namun didengar oleh Ki Ageng Giring.
“Apa dikira yang tua ini juga tahan melihat wanita cantik seperti itu…..?” Jawab yang lebih tua dengan berbisik pula.
“Menjelang tengah malam akan kita coba…..! Mungkin juga ada mas berlian dari rombongan ini yang bisa kita bawa. Baru kemudian dua wanita itu kita bawa ke hutan Alas Tambakbaya yang lebih lebat…..!” Berkata orang yang lebih tua.
Ki Ageng Giring berdebar mendengar niat dari kedua orang itu. Namun demikian ia tidak tahu dengan cara apakah niat mereka itu akan dilakukan.
Bahkan Ki Ageng Giring kemudian berpura-pura tidur mendengkur.
Ketika malam telah semakin dalam, perbincangan sudah semakin berkurang, namun banyak dari mereka yang sibuk mengibaskan sarung untuk mengusir nyamuk yang mengganggu.
“Maaf kisanak sekalian, saya ingin membakar kayu gaharu yang telah kami ramu untuk mengusir nyamuk….!” Tiba-tiba salah satu dari dua orang yang lebih tua tadi berkata dengan sedikit lantang.
“Terimakasih…., terimakasih….., terima kasih……!” Jawab mereka hampir berbarengan.
“Tentu dengan senang hati kami terima….!” Jawab yang lain.
“Ya….., nanti aku bakar tidak hanya di satu tempat…..!” Lanjut orang tadi.
Ki Ageng Giring belum tahu maksud dari orang itu. Tindakan itu tentu tindakan yang baik yang bisa membantu orang-orang itu bisa tidur nyenyak tanpa diganggu oleh nyamuk.
Ki Pemanahan yang mendengar perkataan orang itu tidak merasa curiga, demikian pula saudara dari Ki Demang Taji, justru berterimakasih kepada orang itu.
Sebelum tengah malam orang tersebut benar-benar telah membakar yang dikatakan sebagai kayu gaharu untuk mengusir nyamuk. Bahkan di cakruk jaga para pengawal juga telah dibakar kayu yang dikatakan untuk pengusir nyamuk tersebut.
“Maaf Den….., aku bakar kayu gaharu yang telah ditambah ramuan ini untuk mengusir nyamuk…..!” Berkata orang yang lebih muda membantu kawannya yang lebih tua.
……………
Bersambung…………
(@SUN)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(868)Mataram. Senopati Retna Dumilah yang sebelumnya dengan pongah ingin menundukkan Panembahan Senopati dengan…