Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
413
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.
Jaka Pradapa heran orang setengah baya yang menjadi lawannya itu dengan mudah mengelakkan semua serangannya. Bahkan ia mengelak dengan gerakan yang amat sederhana. Sementara ia sendiri telah mengerahkan ilmunya ke tingkat tinggi.
Ki Kamuda pun kagum kepada Ki Pemanahan yang dengan sabar melayani lawannya yang berkelahi dengan keras dan kasar. Ia yakin bahwa Ki Pemanahan belum mengungkit ilmunya ke tataran tinggi. Ki Kamuda memang pernah mendengar dari Ki Demang Taji maupun keponakannya yang menjadi prajurit bahwa Ki Pemanahan yang mengaku bernama Ki Bagus Kacung itu adalah seorang yang berilmu tinggi. Mungkin sejajar dengan Ki Juru Martani, Ki Panjawi bahkan Kanjeng Sultan Hadiwijaya sendiri.
Ki Kamuda melihat selama pertarungan itu Ki Pemanahan belum melakukan serangan balasan. Mungkin sekali karena Ki Pemanahan merasa tidak ada yang perlu dicemaskan.
Sementara itu Ki Kamuda tidak melihat Ki Ageng Giring dan orang yang tadi diawasinya. Tetapi tadi Ki Kamuda dengan samar mendengar bahwa orang setengah baya mengajak Ki Ageng Giring untuk mencari tempat yang leluasa untuk mengadu ilmu.
Dalam pada itu, para penyeberang hutan yang semuanya tertidur itu masih terlelap. Mungkin sekali asap yang mereka hirup semakin banyak sehingga mereka semakin nyenyak.
Bahkan dua orang prajurit jaga juga masih tertidur. Di gerdu jaga yang sempit itu asap bakaran kayu gaharu yang telah diramu dengan cepat memenuhi ruang.
Jaka Pradapa semakin kesulitan untuk menyerang lawannya yang sempat mengaku bernama Ki Bagus Kacung. Apalagi ketika Ki Bagus Kacung telah mencoba melayangkan serangan balasan. Sebuah hantaman dilayangkan ke pangkal lengan tangan kanan Jaka Pradapa. Ki Bagus Kacung sengaja tidak mengarahkan serangannya ke bagian tubuh yang berbahaya.
Jaka Pradapa meloncat mundur karena lengannya serasa kesemutan. Jaka Pradapa memang tidak sempat menenteng senjata pedangnya yang ia letakkan di tempat beristirahatnya. Ia sama sekali tidak mengira jika harus bertempur melawan orang yang berilmu tinggi.
Namun tiba-tiba mereka terkejut ketika di gelapnya malam itu tiga orang berlari ke tempat itu.
“Heee….! Ada apa ini…..! Berhenti…..!” Teriak salah seorang yang baru datang.
“Kebetulan kalian datang…..! Orang tua itu akan merampok seluruh rombongan ini…..!” Jawab Jaka Pradapa dengan licik.
Namun yang tidak diperhitungkan sama sekali oleh Jaka Pradapa adalah kemarahan Ki Bagus Kacung karena difitnah. Tiba-tiba saja Ki Bagus Kacung telah menampar mulut Jaka Pradapa.
“Plaaak….!”
“Auooch…..!” Jaka Pradapa tak sempat mengelak.
Namun seketika itu juga tiga orang yang baru datang itu menyerang Ki Pemanahan yang mereka kira sebagai seorang perampok yang sesungguhnya. Ki Pemanahan hanya mengelak dan mengelak.
Namun tiba-tiba Ki Kamuda meloncat maju dan berteriak.
“Tahan….! Berhenti…..! Kalian keliru…..!”
“Ooh kau Ki Kamuda….! Ayo kita tangkap perampok ini….!” Berkata salah seorang dari tiga orang yang baru datang. Mereka yang baru datang itu adalah tiga orang pengawal yang akan menggantikan jaga pengawal sebelumnya.
“Orang muda itulah perampok yang sesungguhnya…..!” Berkata Ki Kamuda yang sudah dikenal oleh para pengawal karena sering melewati jalan itu.
Ketiga orang pengawal itu menghentikan serangannya karena percaya kepada Ki Kamuda.
Namun mereka terlengah. Orang muda yang mengaku bernama Jaka Pradapa itu sudah tidak terlihat di gelapnya malam. Mungkin sekali ia telah menyelinap dan melarikan diri masuk ke gerumbul perdu di sekitar dusun Grogol itu.
“Di mana orang itu…..?” Bertanya salah seorang dari tiga orang pengawal.
“Biarlah ia pergi dari pada menjadi beban bagi kita…..! Dan ia pun tak akan berani mengganggu kita lagi….!” Berkata Ki Pemanahan.
“Apa yang telah terjadi di tempat ini….?” Bertanya salah seorang pengawal yang rupanya pimpinan dari para pengawal itu.
“Nanti aku ceritakan, namun masih ada pertempuran di tempat lain….!” Berkata Ki Kamuda.
……………
Bersambung………..
(@SUN)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…