Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
414
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.
Pemimpin pengawal itu tidak segera tanggap dengan yang dikatakan oleh Ki Kamuda.
“Apa maksudnya, Ki…..?” Bertanya pimpinan pengawal itu.
“Samar-samar aku dengar di arah selatan ada orang berkelahi….!” Jawab Ki Kamuda.
“Kalian berdua berjaga di sini, aku akan tengok ke arah selatan…..!” Berkata pimpinan pengawal kepada kawannya.
“Marilah, aku juga akan menengok saudaraku….!” Berkata Ki Pemanahan.
“Kau tinggal di sini, biarlah aku bersama Ki Kamuda….!” Berkata pimpinan pengawal yang ragu karena belum mengenal Ki Pemanahan.
Tetapi Ki Kamuda yang menjawab.
“Percayalah kepada beliau ini, biarlah aku yang tetap tinggal di sini……!” Berkata Ki Kamuda.
“Baiklah….!” Sahut pimpinan pengawal yang segera pergi meninggalkan mereka.
Ki Pemanahan juga segera pergi untuk mengetahui apa yang terjadi dengan Ki Ageng Giring.
Sepeninggal pimpinan pengawal dan Ki Pemanahan, dua orang pengawal yang lain segera membangunkan kawannya yang masih lelap tertidur. Mereka menduga pasti ada ilmu sirep yang sangat kuat sehingga mereka semua tertidur. Mereka yang tidak tertidur pasti memiliki bekal ilmu yang cukup. Mereka memang sudah sedikit tahu tentang Ki Kamuda yang memiliki bekal ilmu yang cukup. Mereka pun tahu bahwa Ki Kamuda adalah saudara dari Ki Demang Taji. Mereka juga tahu bahwa orang yang telah pergi bersama pimpinan mereka tadi dengan mudah menampar orang muda yang kemudian melarikan diri.
Pimpinan pengawal itu samar-samar juga mendengar orang yang sedang bertempur. Sedangkan Ki Pemanahan sudah sejak tadi mengetahui bahwa Ki Ageng Giring sedang bertempur melawan orang setengah baya kawan dari Jaka Pradapa. Namun Ki Pemanahan tidak mengkhawatirkan keselamatan Ki Ageng Giring. Ia percaya bahwa saudara seperguruannya itu akan mampu mengatasi keadaan. Lebih-lebih setelah mengetahui tingkat ilmu Jaka Pradapa yang masih mudah diatasi.
Pimpinan pengawal dan Ki Pemanahan terkejut ketika belum sampai ke tempat yang dituju ketika tiba-tiba terdengar suitan panjang melengking.
“Swuiiiiiiit……. swuiiiiiiit…..!” Terdengar suitan memecah kesunyian malam.
Dalam pada itu, di tempat yang agak lapang, Ki Ageng Giring berdiri termangu. Sekejap setelah mendengar suitan panjang, lawannya yang mengaku bernama Ki Bacak itu meloncat melarikan diri dari perkelahian. Ia sengaja tidak mengejar dan menyerang dari belakang ketika lawannya melarikan diri. Seandainya ia mau tentu tidak mengalami kesulitan.
Ki Ageng Giring merasa tidak memiliki dendam dengan orang itu. Ia hanya ingin mencegah Ki Bacak berbuat yang tidak sepatutnya, ingin merampas barang orang lain.
Dalam pada itu, Jaka Pradapa yang melarikan diri dari perkelahiannya melawan Ki Pemanahan menuju ke arah pertempuran antara Ki Bacak melawan seseorang yang belum ia ketahui. Jaka Pradapa yang merasa tak mungkin bisa mengalahkan lawannya segera melarikan diri. Terlebih setelah mengetahui kedatangan para pengawal. Ia tidak ingin ditangkap oleh mereka. Namun ketika itu, ia berharap Ki Bacak yang merupakan kakak seperguruannya bisa mengatasi lawannya. Jika ia berdua dengan Ki Bacak berharap bisa mengalahkan lawannya tadi. Namun ketika ia sempat menyaksikan pertarungan antara Ki Bacak melawan lawannya, lawannya-lah yang menguasai pertarungan. Ki Bacak sepertinya tak mampu mengimbangi lawannya.
Maka tidak ada jalan lain kecuali mengajak Ki Bacak untuk melarikan diri sebelum terlambat. Dengan suitan seperti tadi, Ki Bacak sudah paham maksudnya, ajakan untuk melarikan diri. Maka ia dan Jaka Pradapa segera menyusup di gerumbul pepohonan di gelapnya malam. Mereka yakin tak akan ada orang yang mengejarnya.
Ketika Ki Ageng Giring sedang termangu-mangu datanglah pemimpin pengawal dan Ki Pemanahan.
“Di manakah terjadinya perkelahian itu……?” Bertanya pemimpin pengawal yang belum tahu bahwa salah seorang yang bertempur telah melarikan diri.
…………………..
Bersambung…………….
(@SUN)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tamatnya sampai part beraia
Monggo diikuti setiap hari ceritanya.
Baca sampai 125, terus penasaran, diterusin sampai 414, akhirnya kecewa karena gak ada terusannya, akhirnya males buka tulisan anda
Silahkan, Part 415 sudah terbit.