Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#418

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
418
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.

Dalam suasana hujan deras, Ki Tunggulwulung bersama istri dan beberapa kerabatnya meninggalkan keraton Majapahit. Pusaka-pusaka Majapahit ia bungkus dengan kain yang sederhana agar tidak menarik perhatian.
Mula-mula mereka menuju ke arah selatan untuk menghindari para prajurit Demak yang telah menguasai hampir seluruh bagian dalam keraton Majapahit. Namun kemudian rombongan yang tidak terlalu besar itu berbelok ke arah barat lewat jalan setapak yang kecil kemungkinan akan bertemu dengan prajurit lawan. Mereka memang harus sangat berhati-hati agar pusaka-pusaka yang sangat berharga itu tidak dikuasai musuh.
Ketika hari telah mulai petang, mereka tetap melanjutkan perjalanan. Mereka masih khawatir akan disergap oleh para prajurit Demak. Bahkan ketika malam mulai menjelang, mereka masih tetap melanjutkan perjalanan.

Dalam pada itu, saat itu Prabu Brawijaya juga meninggalkan keraton, namun tidak ada yang mengetahui ke arah mana beliau pergi.
Beberapa kerabat yang lain, dalam rombongan yang lain juga meninggalkan keraton dengan bekal yang memungkinkan mereka bawa. Namun mereka tidak saling bertemu karena arah dan waktu yang berbeda. Semua ingin selamat, tidak ingin jatuh ke tangan musuh. Walau musuh itu sesungguhnya adalah putra dari Prabu Brawijaya sendiri. Sang Putra yang telah lama pergi ke telatah seberang pulau yang kemudian kembali dan menetap di Demak.
Karena berbeda keyakinan, sang putra tadi kemudian berontak kepada orang tuanya.
Sang Prabu Brawijaya yang enggan berhadapan langsung dengan putranya sendiri itu memilih meninggalkan keraton.

Dalam pada itu, rombongan Ki Tunggulwulung berbeda arah dengan yang dituju oleh Prabu Brawijaya.
Ketika malam semakin larut dan hujan telah reda, mereka beristirahat di tepi sungai.
“Kita akan ke mana Kakang…..?” Bertanya Nyi Tunggulwulung yang bernama asli Nyi Gadung Mlati itu.
“Kita harus pergi sejauh yang dapat kita tempuh agar tidak diketahui oleh para prajurit Demak…..!” Jawab Ki Tunggulwulung.
“Baiklah jika demikian, aku dan para kerabat ini percaya Kiai….!” Berkata Nyi Gadung Mlati.
“Kita harus laku prihatin, daripada ditangkap oleh prajurit musuh…..!” Lanjut Ki Tunggulwulung.
“Ada berapa orang kita semua ini, Nyi…..?” Bertanya Ki Tunggulwulung kemudian.
“Semua ada dua puluh dua orang Ki, laki-laki dan wanita…..!” Jawab Nyi Gadung Mlati.
“Baiklah….., semoga kita bisa mengatasi keadaan jika bertemu dengan pembegal jalanan…..!” Jawab Ki Tunggulwulung.
“Ada sembilan lelaki yang bersama kita. Walau kebanyakan sudah lanjut, tetapi mereka juga pernah menjadi seorang prajurit…..!” Jawab Nyi Gadung Mlati.
“Semoga kita tidak menemui halangan di perjalanan……!” Lanjut Ki Tunggulwulung.
“Bukanlah Nyi Dakiyah juga bersama kita, dia juga pernah menjadi seorang prajurit wanita…..!” Lanjut Nyi Gadung Mlati.
“Kita semua harus berganti dengan pakaian yang sederhana agar tidak menimbulkan kecurigaan di perjalanan……!” Berkata Ki Tunggulwulung.
“Bagaimana jika nanti di perjalanan ada yang bertanya kepada kita, dari mana mau ke mana, Ki……?” Bertanya sang istri.
“Heeem….., terpaksa kita tidak jujur. Kita katakan saja, kita satu dusun dari lereng gunung Arjuna mengungsi karena tanah longsor menimpa dusun kita…..!” Dalih Ki Tunggulwulung.
“Baiklah….., kita sepakati bersama. Nanti cerita kita sama, kita pengungsi dari lereng gunung Arjuna…..!” Berkata Nyi Gadung Mlati.
Ki Tunggulwulung sempat bertanya kepada sang istri tentang perbekalan.
“Apakah bekal kita cukup untuk memulai kehidupan baru di tempat yang belum kita ketahui, Nyi……?”
“Semestinya cukup asal kita bisa berhemat dan kita mendapatkan tempat yang aman…..?” Berkata Nyi Gadung Mlati yang juga Nyi Tunggulwulung itu.
“Baiklah….., biarlah mereka beristirahat dengan tenang dan besuk kita lanjutkan perjalanan…..!” Berkata Ki Tunggulwulung.
Malam itu, mereka bisa beristirahat dengan tenang walau di alam terbuka. Mereka telah menempuh perjalanan yang melelahkan.
…………..
Bersambung……….
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#874

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(874)Mataram. Adipati Pragola juga mendapat laporan bahwa dua orang murid orang bercambuk juga…

2 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#873

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…

21 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#870

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…

4 hari ago

Dilema Library Genesis dalam Dunia yang Haus Ilmu

Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…

5 hari ago