Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
422
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.
Nyi Tunggulwulung yang juga telah sepuh itu merasa gembira karena ada trah Majapahit yang sampai di tempat ini. Dengan sopan dan rendah hati, Nyi Tunggulwulung yang juga disebut Nyi Gadung Mlati menyapa tamunya.
“Maaf Kisanak sekalian, kami orang tua yang tak tahu diri, bakti kami haturkan….!”
“Oooh itu tidak perlu Nyi…..! Kami ini sekarang adalah petualang….!” Berkata Ki Pemanahan.
“Kamilah yang harus hormat dan bakti kepada Ki dan Nyi Tunggulwulung…..!” Ki Ageng Giring yang menambahkan.
“Ya sudah, kita tak perlu mempermasalahkan itu, sekarang saatnya makan siang bersama, mari bersama-sama…..!” Berkata Ki Tunggulwulung menengahi.
Perbincangan mereka semakin akrab, karena yang mereka bicarakan bisa sambung. Ki Tunggulwulung bisa mengikuti cerita dari Ki Pemanahan dan Ki Penjawi, sebaliknya juga demikian.
Ki Tunggulwulung tertarik dengan kisah Harya Penangsang. Harya Penangsang sesungguhnya memang memiliki hak waris keraton Demak. Namun balas dendamnya kepada trah Tranggana sudah kelewatan. Jika suatu negeri yang besar dipimpin oleh orang yang memelihara dendam tentu tidak akan pernah aman tenteram damai sejahtera.
Ki Tunggulwulung semakin memahami kedudukan Pajang saat ini serta kedudukan telatah Alas Mentaok. Ia semakin yakin bahwa mereka inilah, terutama Ki Pemanahan yang layak untuk menerima pusaka-pusaka Majapahit yang ia sembunyikan.
Ketika telah selesai makan siang, mereka masih meneruskan perbincangan. Sepertinya tidak ada habis-habisnya bahan cerita yang mereka ceritakan.
Namun ketika hari telah menjelang sore, Ki Pemanahan dan Ki Ageng Giring telah bersiap mohon diri.
Namun Ki Tunggulwulung dengan nada yang bersungguh-sungguh berkata kepada tamunya.
“Adi Pemanahan dan Adi Giring, selama berpuluh tahun kami di sini ini menunggu priyagung – trah Majapahit yang pantas kami percaya untuk mewarisi pusaka-pusaka keraton Majapahit. Kanjeng Prabu Brawijaya dahulu pernah berpesan agar pusaka-pusaka itu dipercayakan kepada trah Majapahit yang berbudi luhur. Dan itu semua kami temukan pada diri Kisanak berdua…..!”
Ki Pemanahan sesungguhnya gembira karena dipercaya untuk menerima pusaka-pusaka Majapahit yang tentu sangat besar artinya. Namun demikian, ia tidak serta-merta menerimanya.
“Maaf Ki Tunggulwulung, pasti nanti ada yang lebih pantas untuk menerima pusaka-pusaka yang tentu sangat berharga itu….!” Berkata Ki Pemanahan.
Ki Tunggulwulung semakin yakin bahwa tamunya ini sungguh rendah hati dan tidak serakah. Jika orang serakah pasti akan dengan serta-merta menerimanya.
“Aku sudah semakin pikun, usiaku sudah lebih dari satu abat. Sekarang inilah saatnya aku mewariskan pusaka-pusaka itu…..!” Dalih Ki Tunggulwulung.
“Maaf Ki…..! Pusaka-pusaka itu berwujud apakah…..?” Ki Ageng Giring yang bertanya.
“Oooh maaf…., aku belum cerita ya….? Itu tandanya aku memang sudah mulai lupa…..!” Seloroh Ki Tunggulwulung.
“Ya lumrah saja Ki…..!” Berkata Ki Ageng Giring.
“Ada beberapa pusaka, namun yang utama berupa tombak, keris dan pataka. Pataka ini juga merupakan pusaka yang bisa melindungi dari marabahaya, terutama bahaya wabah penyakit. Namun demikian, semua itu atas perkenan yang di atas – Sang Penguasa Alam…..!” Berkata Ki Tunggulwulung.
“Tentu pusaka-pusaka yang sangat berharga…..! Tetapi sekarang kami sedang mengembara dan kami juga belum mempunyai tempat untuk menyimpan pusaka-pusaka itu. Bagaimana jika suatu saat kami akan datang lagi ke tempat ini bersama putra Kanjeng Sultan Hadiwijaya yang juga anakku sendiri…..! Dialah yang pantas menerimanya….!” Dalih Ki Pemanahan.
“Baiklah jika itu merupakan yang terbaik, semoga saja aku masih diperkenankan oleh-Nya untuk bersua dengan putra Kanjeng Sultan itu……!” Berkata Ki Tunggulwulung.
…………..
Bersambung…………
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Konsep Awal Nanoteknologi Pada tahun 1959, seorang fisikawan terkemuka, Richard Feynman, mengemukakan gagasan revolusioner mengenai…
Apa Itu Nanoteknologi? Nanoteknologi merupakan salah satu bidang ilmu yang berfokus pada manipulasi dan pengembangan…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(874)Mataram. Adipati Pragola juga mendapat laporan bahwa dua orang murid orang bercambuk juga…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…