Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#430

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
430
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.

Setiap bupati melaporkan keadaan kabupaten masing-masing. Mereka para bupati itu tidak bisa berbohong karena di setiap kabupaten pasti ditempatkan beberapa orang prajurit sandi. Mereka, para prajurit sandi itu pasti telah melaporkan sesuai tugas mereka. Seperti yang terjadi dengan prajurit sandi di Jepara.
Kanjeng Ratu Kalinyamat juga melaporkan yang terjadi di Jepara. Pengusiran pasukan Portugis yang menjadi laporan dari Kanjeng Ratu Kalinyamat.
Pasewakan sempat dibuat riuh ketika Kanjeng Ratu Kalinyamat menceritakan bagaimana pasukan Jepara mengusir pasukan Portugis dengan cara yang aneh. Jika di lawan dengan adu senjata tentu akan sangat berat untuk menaklukkan pasukan Portugis. Namun dengan cara dilempar bungkusan daun pisang dan daun jati ternyata membuat kelabakan seluruh prajurit Portugis di dalam beteng. Mereka yang hadir di pasewakan itu telah paham maksud dari bungkusan daun jati dan daun pisang itu.
Pasukan Portugis benar-benar telah meninggalkan telatah Jepara dengan dua jung besar di malam hari itu juga. Mereka sungguh tersiksa dengan serangan aneh yang dilancarkan oleh pasukan Jepara.
Tak disangka ada senopati yang memulai bertepuk tangan dan kemudian disambut tepuk tangan yang bergemuruh.
Kanjeng Sultan Hadiwijaya tidak marah, justru ikut tersenyum melihat hampir seluruh yang hadir bertepuk tangan. Kanjeng Ratu Kalinyamat tidak mengira bahwa laporannya membuat riuh rendah seluruh pasewakan. Walau sesungguhnya Kanjeng Sultan Hadiwijaya telah menerima laporan sebelumnya. Ki Juru Martani dan Ki Pemanahan dan Ki Penjawi pun ikut tersenyum pula. Bahkan Raden Mas Danang Sutawijaya tersenyum lebar demikian pula Raden Mas Benawa.
Hampir semua memuji cara yang dipergunakan oleh pasukan Jepara yang tidak ada dalam ajaran gelar perang manapun.

Pasewakan kembali tenang, seluruh bupati telah melaporkan kabupaten mereka masing-masing. Demikian pula para senopati juga sudah melaporkan pasukan yang dipimpinnya.
Kanjeng Sultan Hadiwijaya juga telah menerima laporan dari senopati telik sandi bahwa beberapa negeri di belahan timur masih belum mau menghadap ke Pajang. Mereka belum mengakui kekuasaan Sultan Pajang untuk seluruh tanah Jawa.
Kanjeng Sultan Hadiwijaya pun telah menyadari hal itu. Maka kemudian Kanjeng Sultan bertitah, mulai candra depan, Kanjeng Pangeran Timur, kakak ipar dari Kanjeng Sultan Hadiwijaya yang saat itu sebagai penguasa kadipaten Demak Bintara ditunjuk untuk menjadi bupati di Madiun.
Pangeran Timur sendiri terkejut dengan penunjukan itu sebab sebelumnya belum pernah dibicarakan.
“Wibawa Kangmas Pangeran Timur pasti akan berpengaruh terhadap para bupati di bang wetan…..!” Dalih Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
Tentu saja Pangeran Timur tidak bisa mengelak atas perintah raja tersebut karena dihadapan pasewakan agung. Namun sesungguhnya Pangeran Timur belum bisa menerima dengan tulus dan lega legawa. Tetapi, Pangeran Timur tetap menerima titah raja tersebut.
Namun demikian, sebagian besar dari yang hadir setuju dengan penunjukan itu. Dengan demikian diharapkan bisa meredam gejolak di bang wetan.

Dalam kesempatan berikutnya, Kanjeng Sultan Hadiwijaya kemudian bertitah lagi.
“Pada kesempatan yang agung di pasewakan agung ini, Saya Sultan Hadiwijaya penguasa Pajang, menyerahkan bumi Mentaok kepada Kakang Pemanahan seperti yang telah aku janjikan. Walau telah tertunda beberapa waktu, namun kami harap Alas Mentaok menjadi sebuah negeri yang reja di kemudian hari…..!” Titah dari Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
Pasewakan pun hening dengan tanggapan masing-masing di batin mereka.
Ki Pemanahan yang sebelumnya telah pasrah dan tidak terlalu berharap bahwa telatah Mentaok akan diserahkan pada saat itu hanya bisa bersujud menyembah kepada Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
“Seribu terimakasih kami haturkan, Kanjeng Sultan…..!” Hanya itu yang terucap dari Ki Pemanahan.
…………….
Bersambung……….
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

2 thoughts on “Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#430

  1. TRI Widodo 03/09/2023 at 19:45

    Matur nuwun pak Maswo, lanjut seri 421, salam sehat selalu

    Balas
  2. Gede Baskoro 07/09/2023 at 14:01

    Maturnuwun mas Wo, kawula Tengga sinambunganipun wedaran punika

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *