Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
463
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.
Beberapa saat Ki Pemanahan membiarkan mereka bergeremang menyebut kata Kotagede. Biarlah mereka akrab dengan nama itu.
“Kotagede artinya kota besar…..! Aku yakin tempat ini di kemudian hari akan menjadi kota yang besar……!” Gumam beberapa orang yang tentu saja dengan kalimat yang berbeda.
“Yaaa….., aku juga yakin itu…..!” Sahut yang lain.
Mereka masih memperbincangkan nama calon pemukiman mereka – Kotagede, ketika kemudian Ki Pemanahan melanjutkan.
“Telatah Mentaok dari sungai Opak sampai sungai Progo, dari gunung Merapi sampai laut Kidul akan menjadi sebuah negeri, dan negeri itu namanya nunggak semi dengan nama negeri di masa lalu yang pernah berjaya…! Nama telatah ini adalah Ma…ta…ram….!” Berkata Ki Pemanahan.
Tepuk tangan kembali bergema di sekitar panggung yang sekarang telah bernama Kotagede dan telatah yang lebih luas bernama Mataram.
“Jaya Mataram……. jaya Mataram……!” Seru Ki Prengga menggelegar sambil mengepalkan tangan.
Mereka pun menyambut dengan gegap gempita.
“Jaya Mataram…. jaya Mataram…. jaya Mataram…. jaya Mataram…. jaya Mataram……!” Bersahut-sahutan sambil mengepalkan tangan pula.
Bahkan para tetua seperti Ki Juru Martani, Ki Ageng Giring, Ki Demang Karanglo, Raden Mas Danang dan yang lain ikut pula meneriakkan nama Mataram sambil mengepalkan tangan. Tak ketinggalan Ki Purwareja dan Ki Suteja pun ikut meneriakkan kata Mataram. Mereka berdua kemudian menyadari bahwa pertapaan Tunggulwulung termasuk bagian dari telatah Mataram.
Bahkan ibu-ibu yang sedang menyiapkan hidangan pun ikut mendekat dan kemudian ikut pula meneriakkan kata Mataram.
“Jaya Mataram….. jaya Mataram……!” Teriak mereka.
Setelah teriakan mereka sedikit reda, Ki Pemanahan melanjutkan sesorahnya.
“Tempat ini dan telatah Mataram ini tentu memerlukan seorang pemimpin agar segala sesuatunya ada yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, akulah yang menjadi pimpinan telah Mataram ini….!” Berkata Ki Pemanahan. Tepuk tangan kembali bergema di Kotagede itu.
“Jaya Ki Pemanahan….., jaya Ki Pemanahan……!” Teriak Ki Prengga lagi.
Mereka yang hadir di tempat itu kembali berseru-seru.
“Jaya Ki Pemanahan……, jaya Ki Pemanahan….. jaya Ki Pemanahan…..!” Sahut-menyahut penuh semangat.
Ki Pemanahan menyabut mereka yang mengelu-elukan itu dengan senyum yang lebar sambil melambai-lambaikan tangan ke arah segala penjuru.
Setelah agak reda, Ki Pemanahan melanjutkan kata-katanya.
“Aku Pemanahan karena berasal dari Manahan di Laweyan. Namun aku sekarang berada di sini di telatah Mataram, kurang pas jika aku tetap menggunakan nama Ki Pemanahan. Oleh karena aku sebagai pimpinan telatah Mataram, maka sebutlah aku dengan sebutan Ki Ageng Mataram…..!”
Berkata Ki Pemanahan atau Ki Ageng Mataram.
“Ki Ageng Mataram……, Ki Ageng Mataram….., Ki Ageng Mataram……!” Bisik mereka yang diucapkan oleh hampir semua orang yang hadir.
Sesaat kemudian, Ki Ageng Mataram mengakhiri kata-katanya.
Tepuk tangan kembali menggema di Kotagede tersebut.
“Terimakasih….., terimakasih….., terimakasih…..!” Berkata Ki Prengga untuk meredakan sambutan dari seluruh yang hadir.
“Jadi….., tempat ini adalah Kotagede, telatah Mataram yang dipimpin oleh Ki Ageng Mataram……!” Berkata Ki Prengga selanjutnya.
Ki Prengga masih melanjutkan kata-katanya.
“Telatah Mataram yang kita cita-citakan menjadi sebuah negeri yang besar, setuju…..?”
“Setuju……, setuju….., setuju…..!” Sahut mereka penuh semangat yang disambung dengan tepuk tangan meriah.
Pada saat itu juga dua orang gadis membawa tumpeng besar beserta uba-rampenya. Tumpeng besar dengan ingkung ayam jago dibawa ke atas panggung. Di panggung telah disediakan bangku untuk meletakkan tumpeng besar tersebut.
……………..
Bersambung………….
(@SUN)
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…