Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
469
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.
Namun dari jalan itu, masih tampak tanah pasir di sepanjang jalan yang mereka lalui. Itu pertanda bahwa dahulu lahar Merapi juga menutupi wilayah itu. Dan konon, kali Krasak adalah jalur utama mengalirnya lahar Merapi ke arah barat. Tetapi kini tanah pasir itu tampak subur dengan tanaman sayur-sayuran.
Mereka yang berpapasan atau didahului oleh ketiga penunggang kuda itu takjub dengan kuda-kuda yang tinggi besar. Lagi pula jalan itu amat jarang dilalui oleh penunggang kuda. Namun mereka sekedar takjub saja. Lagi pula para penunggang kuda itu ramah karena menyapa mereka.
“Aku belum tahu, apakah di wilayah ini sudah ada kademangan? Jika sudah ada, suatu saat aku akan berkunjung ke kademangan ini. Siapa tahu ada yang berminat untuk bermukim dan menjadi pengawal telatah Mataram…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Menilik sayur mayur yang menghijau di sepanjang kiri kanan jalan ini, sepertinya sudah ada pemerintah, paling tidak ada seorang bekel……!” Berkata Ki Dhandhang.
Tak terasa, perjalanan sudah sampai di pasar Tempel. Mereka memang ingin beristirahat sambil makan siang yang sudah menjelang sore. Mereka juga ingin memberi kesempatan kuda kuda mereka beristirahat serta makan dan minum.
Warung yang mereka tuju juga ada tempat tambatan kuda serta ada pekatik yang siap merawat kuda kuda itu.
“Kita ke warung rawon di sebelah warung mangut itu…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
Karena sudah lewat saat makan siang, warung itu tidak terlalu ramai, hanya ada tiga orang yang telah duduk di bangku warung.
Namun bagi Raden Mas Danang Sutawijaya tidak ada masalah.
“Marilah Den….., sepertinya Raden belum pernah singgah di warung kami…..?” Sapaan pemilik warung.
“Benar Bi….., kami adalah pengembara dari seberang bukit Menoreh…..!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Ooh yaa…., para pengembara memang sering singgah di warung ini…..!” Berkata pemilik warung.
“Apakah ada pengembara yang dari jauh, Bi…..?” Bertanya Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Dari logat bicaranya, sepertinya ada juga yang dari jauh, tetapi aku tidak pernah bertanya dari mana dan mau ke mana, Den…..!” Dalih pemilik warung.
“Yaa…., baiklah. Di sini makanan apa yang menjadi andalan, Bi…..?” Bertanya Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Ya tentu saja brongkos, Den….! Sedang minumannya wedang jahe gula aren…..!” Jawab pemilik warung.
“Sajikan itu untuk kami bertiga…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Baik Den……!” Jawab pemilik warung.
Selagi mbok bakul menyiapkan sajian, berdatangan orang-orang dari arah gunung Merapi. Mereka cukup banyak, sekitar sepuluh orang. Mereka semua bersenjata, namun kebanyakan bersenjata pedang.
“Hati-hati Den……, mereka orang-orang yang tak berhati…..!” Bisik mbok bakul
“Terimakasih Bi……! Kami akan menjaga diri…..!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya.
Sementara itu, tiga orang yang telah lebih dahulu datang memilih segera meninggalkan warung dari pada terjadi masalah dengan orang-orang yang baru datang.
“Masih tidak Yu….., brongkosnya…..?” Bertanya salah seorang dari mereka yang datang.
“Ya tentu masih, Lurahe….!” Jawab mbok bakul yang sepertinya sudah akrab.
“Dua belas piring…..! Minum juga dua belas…..! Cepat Bi, nggak pakai lama….!” Berkata orang yang dipanggil lurahe.
“Baik Lurahe……!” Jawab Mbok bakul.
Sesaat kemudian, pembantu Mbok bakul menyajikan wedang jahe gula aren kepada Raden Mas Danang dan kedua kawannya.
“Heee bodoh…..! Dibawa ke sini wedang jahenya…..!” Bentak salah seorang dari mereka.
Pelayan itu berhenti dan ragu. Ia seakan minta pertimbangan kepada tiga orang tamu yang akan ia layani.
Namun kemudian Raden Mas Danang Sutawijaya memperbolehkan untuk melayani para tamu yang baru datang itu.
Tiba-tiba mereka tertawa karena merasa ditakuti oleh pelayanan itu dan juga oleh tiga orang yang akan dilayani.
…………..
Bersambung…………
(@SUN)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(874)Mataram. Adipati Pragola juga mendapat laporan bahwa dua orang murid orang bercambuk juga…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…