Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#498

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(498)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Semua menyambut gembira gagasan dari Ki Ageng Mataram. Semua penghuni pemukiman Kotagede harus dibekali dengan ilmu orah kanuragan. Bahkan nantinya para remaja pun juga akan dibekali ilmu bela diri.

Sementara itu, setelah sore hari, Raden Mas Danang Sutawijaya telah selesai mengunjungi kelompok-kelompok yang sedang menebang pohon-pohon besar. Tepian calon alun-alun sudah terlihat bentuknya. Besuk tinggal melanjutkan penebangan pohon, sehingga calon alun-alun pasti akan semakin tampak.
Dan hari itu semua berjalan lancar. Dan bahkan lebih lancar dari yang diperkirakan. Itu semua karena keterlibatan Raden Mas Danang Sutawijaya di kelompok-kelompok itu. Meskipun Raden Mas Danang Sutawijaya tidak bersama mereka, tetapi semangat mereka semakin berlipat. Biasanya, dengan adanya alun-alun, itu artinya di dekatnya adalah pusat pemerintahan. Mereka yakin, bangunan yang dirancang oleh Raden Mas Danang Sutawijaya di sebelah selatan alun-alun adalah rencana bangunan pusat pemerintahan.

Di malam hari, mereka tidak segera pergi tidur. Tetapi memilih berbincang bergerombol walau tidak satu kelompok dalam mengerjakan penebangan pohon tadi siang. Karena berbeda kelompok, maka perbincangan menjadi semakin seru. Mereka menjadi tahu apa yang telah diperbuat oleh Raden Mas Danang Sutawijaya di kelompok lain.
Mereka menjadi tahu bahwa Raden Mas Danang Sutawijaya tidak hanya membantu menebang pohon dengan kapak, tetapi juga memanjat pohon, menggotong gelondongan batang kayu, memotong ranting dan dahan, mendorong kayu gelondongan, menarik tali dadung. Dan semua itu dilakukan dengan cara yang tidak sewajarnya, jauh dari kemampuan orang biasa. Yang semestinya dikerjakan oleh sepuluh orang, tetapi Raden Mas Danang Sutawijaya mampu mengerjakan seorang diri. Raden Mas Danang Sutawijaya seperti membuat pangeram-eram – suatu tindakan yang sangat mengagumkan. Dan mereka pun memang menjadi semakin kagum kepada Raden Mas Danang Sutawijaya.
Mereka menjadi semakin berbesar hati karena para pimpinan mereka adalah orang-orang yang berilmu tinggi. Mereka adalah Ki Juru Martani, Ki Ageng Mataram, Ki Ageng Giring dan Ki Demang Karanglo.
Mereka merasa aman. Tidak mungkin gerombolan perampok akan berani mengganggu mereka.

Malam itu, Raden Mas Danang Sutawijaya teringat kepada Ki Ageng Giring yang memimpin pembuatan jalan dari Papringan menuju ke kawasan Kotagede.
“Jalan itu juga harus cepat selesai agar pengangkutan baru bata dan genteng bisa lancar…..!” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya.
Ia berencana besuk pagi akan membantu pengerjaan jalan itu.
Pagi hari itu, Raden Mas Danang Sutawijaya bersama Ki Dhandhang menuju ke tempat pengerjaan pembuatan jalan.
Tentu saja Ki Ageng Giring dan seluruh pekerja pembuatan jalan itu senang dengan kehadiran Raden Mas Danang Sutawijaya.
Namun Raden Mas Danang Sutawijaya tidak hanya datang sebagai peninjau, tetapi ia dan Ki Dhandhang juga ikut bekerja keras bersama mereka. Pekerjaan yang paling utama adalah meratakan tanah agar menjadi jalan yang datar dan rata.
“Aku pinjam pacul yang paling besar…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Jangan Raden……! Raden cukup menunggui kami bekerja saja sudah senang…..!” Berkata salah seorang pemimpin para pekerja itu.
“Aku hanya ingin mencoba, apakah aku bisa memegang pacul……!” Dalih Raden Mas Danang Sutawijaya.
Dengan ragu pimpinan kelompok itu menyerahkan pacul besar yang masih baru kepada Raden Mas Danang Sutawijaya.
Raden Mas Danang Sutawijaya kemudian bergabung dengan mereka yang sedang mencakup.
Sekali cangkul, bilah cangkul besar yang masih baru itu langsung menghujam seluruhnya. Tanah yang penuh itu segera dilempar dengan entengnya ke tempat yang lebih rendah.
Sekali dua kali belum ada yang memperhatikan. Namun setelah beberapa kali, baru disadari bahwa tenaga Raden Mas Danang Sutawijaya itu sangat kuat. Hujaman bilah pacul itu ternyata jauh lebih dalam dari mereka yang sudah terbiasa mencangkul. Demikian pula tanah lemparan itu jauh dari mereka yang sudah terbiasa.
………….
Bersambung……….

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

One thought on “Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#498

  1. TRI Widodo 11/11/2023 at 13:48

    Maturnuwun pak maswo, salam sehat selalu

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *