Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(512)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.
Keempat orang bersenjata pedang itu heran ketika orang-orang itu menyerukan sebuah nama, Raden Mas Danang.
“Heee….. Danang siapa-kah yang mereka elu-elukan……?” Berkata salah seorang dari keempat orang penunggang kuda itu.
“Apakah Danang Sutawijaya…..?” Sahut salah seorang dari mereka. Mereka memang pernah mendengar nama bahkan cerita tentang Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Apakah ada hubungannya dengan kuda teji yang bagus ini…..?” Sahut yang lain.
“Sepertinya orang muda yang ikut mendorong itu memang memiliki kelebihan…..!” Sahut yang lain
“Dia juga tampan dan berotot, pasti bukan bagian dari para pengangkut itu…….!” Berkata yang lain.
“Baiklah…..! Kita temui ia, mumpung kita bertemu. Aku yakin dia adalah Raden Mas Danang Sutawijaya yang pernah kita dengar ceritanya itu. Dia juga putra mahkota kerajaan Pajang….!” Berkata pimpinan rombongan orang berkuda itu.
“Kita tunggu….., mereka masih me-elu-elukan dia…..!” Berkata yang lain. Mereka pun berloncatan turun dari kuda mereka dan kemudian mengikat agak jauh dari kuda teji itu.
“Jaya Raden Mas Danang……! Jaya Raden Mas Danang…..!” Seru mereka karena kekagumannya.
Gerobak ke delapan telah bersiap pula.
Sepertinya sebelumnya, mereka menempatkan diri juga seperti sebelumnya pula. Beberapa orang telah bergantian. Demikian pula Raden Mas Danang Sutawijaya menempatkan diri seperti semula.
Namun tiba-tiba pimpinan rombongan itu datang mendekati Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Raden…..! Apakah kami bisa berbincang beberapa saat…..?” Bertanya orang itu.
Raden Mas Danang Sutawijaya sejenak tertegun, sedikit bimbang. Namun kemudian ia menjawab; “Baiklah Kisanak……!” Kemudian katanya kepada para pendorong; “Maaf…..! Ada yang ingin bertemu dengan aku…..!”
“Oooh silahkan, Raden…..!” Jawab mereka yang telah bersiap untuk mendorong.
Raden Mas Danang Sutawijaya kemudian mendatangi mereka yang menunggu agak di belakang.
“Salam kami haturkan, Raden…..! Kami yakin bahwa Raden adalah putra dari Kanjeng Sultan Hadiwijaya di Pajang….!” Berkata pimpinan rombongan itu.
Raden Mas Danang Sutawijaya merasa tidak ada rasa permusuhan dari keempat orang yang bersenjata pedang itu. Maka Raden Mas Danang Sutawijaya tak perlu menutupi jati dirinya.
“Benar Kisanak……! Tetapi sekarang saya tidak di Pajang lagi. Kami sedang babat hutan Alas Mentaok…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Yaaa….., kami sudah mendengar itu. Dan kami tertarik dengan perjuangan Raden……!” Berkata pimpinan rombongan itu.
Ketika mereka sedang berbincang, rombongan orang-orang berkuda itu terkejut mendengar orang-orang yang mendorong gerobak berseru.
“Holobis kuntul baris…..! Yuuuk…..!”
“Holobis kuntul baris…..! Yuuuk…..!”
Berulang-ulang.
Mereka, orang-orang yang mendorong gerobak itu sungguh merasa berat setelah ditinggal oleh Raden Mas Danang Sutawijaya. Mereka harus mengerahkan tenaga untuk bisa mendorong naik gerobak itu. Bahkan orang yang menyiapkan ganjal kayu beberapa kali benar-benar mengganjal roda gerobak agar tidak meluncur turun.
Kini mereka benar-benar merasakan bantuan tenaga dari Raden Mas Danang itu.
“Ayo kita bantu…..!” Tiba-tiba salah seorang penonton berseru kepada mereka yang sedang menonton pula.
Orang itu ternyata cukup disegani. Beberapa orang kemudian ikut menarik dadung dari atas. Beberapa orang lagi ikut berdesakan mendorong dari samping dan dari belakang.
Gerobak pun mulai melaju naik. Namun demikian tidak seperti ketika Raden Mas Danang Sutawijaya masih iku mendorong.
Walau sudah dibantu beberapa orang, namun gerobak masih harus berhenti dan diganjal lagi di tengah tanjakan.
“Wuiiih…..! Ternyata benar-benar berat…..!” Berkata salah seorang penonton yang kemudian ikut mendorong gerobak itu.
“Benar……! Raden Mas Danang Sutawijaya benar-benar seorang yang luar biasa……!” Sahut yang lain
“Pantas saja Harya Penangsang tak mampu menandingi……!” Sahut yang lain yang pernah mendengar cerita itu.
…………..
Bersambung………..
(@SUN)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.