Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#535

Penerus Trah Prabu Brawijaya.

(@SUN-aryo)
(535)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Alun-alun Pajang hampir dipenuhi oleh para prajurit dari berbagai kadipaten.
Demikian pula barak-barak pasukan telah ditarik pula ke Pajang. Separuh dari pasukan di bandar Semarang juga sudah tiba di Pajang. Demikian pula pasukan yang berada di Jatinom sebagian besar telah berkumpul pula. Bahkan para pengawal dari Sangkalputung telah bergabung pula dengan beberapa kademangan di sekitarnya. Putra lelaki Ki Demang Sangkalputung yang berilmu tinggi itu juga ikut bersama pasukan pengawal kademangan. Beruntung ia sudah sempat melamar kekasihnya yang berada di Menoreh. Namun demikian rencana pernikahan harus ditunda setelah nanti kembali dari bang wetan.
Sedangkan dari Menoreh juga sudah mengirim sepuluh bregada prajurit.
Pasukan yang berkumpul di alun-alun Pajang itu sungguh pasukan yang besar dan tentu saja kuat. Belum lagi nanti akan bergabung pasukan dari Jipang, dari Sukawati dan tentu saja dari Madiun yang menunggu di sana.
Adipati Rangga Jumena di Madiun juga mampu menghimpun kekuatan yang besar. Pasukan gabungan dari beberapa kadipaten di sekitarnya. Jika dua pasukan besar, dari Pajang dan dari Madiun telah bergabung tentu akan menjadi pasukan yang besar dan kuat.

Sementara itu, pergerakan dua pasukan yang besar itu tak luput dari pengawasan prajurit telik sandi dari Surabaya. Gabungan dua pasukan dari Pajang dan dari Madiun itu sepertinya jauh lebih besar dari yang bisa dihimpun oleh pasukan bang wetan.
Namun demikian, pasukan bang wetan tentu lebih mudah menggerakkan pasukan cadangan karena lebih dekat.
“Benar-benar akan terjadi perang besar, perang Barata Yudha di Lamongan nantinya…..!” Seloroh salah seorang prajurit sandi.
“Pasti akan terjadi korban yang tidak sedikit dari kedua belah pihak…..!” Sahut kawannya.
“Apakah tidak ada upaya untuk mencegah peperangan itu….?” Bertanya prajurit sandi yang lain.
“Kita tidak tahu…..! Tetapi yang sering terjadi, demi kekuasaan digunakan kekuatan…..!” Sahut yang lain lagi.
“Dan kita ini menjadi bagian dari rencana kekerasan itu….!” Berkata prajurit lainnya.
“Dua orang dari kita harus segera mengabarkan ke Surabaya. Pasukan bang wetan harus segera bersiap…..!” Berkata prajurit yang lebih tua dari mereka.
Dua orang prajurit sandi dari Surabaya itu segera memacu kudanya untuk mengabarkan kesiapan pasukan Pajang dan pasukan Madiun yang besar.

Sementara itu Kanjeng Sunan Mrapen di Giri sangat gelisah setelah menerima laporan akan adanya rencana penyerbuan pasukan Pajang ke bang wetan. Karena para adipati di kedua belah pihak itu adalah murid-muridnya sendiri. Lebih dari itu, jika nanti benar-benar terjadi peperangan, tentu korban dari kedua belah pihak akan sangat banyak. Itulah yang membuat Kanjeng Sunan Mrapen menjadi sangat gelisah. Sebelum terlambat, ia akan berbuat sesuatu agar peperangan jangan sampai terjadi.
Kanjeng Sunan Mrapen bersama beberapa muridnya segera bergegas ke Pajang. Ia berharap pasukan Pajang belum berangkat menuju ke bang wetan.
Kuda-kuda dari Giri telah berderap kencang agar tidak terlambat sampai di Pajang. Mereka berharap pasukan Pajang belum meninggalkan alun-alun Pajang.

Sementara itu, pasukan dari Pajang memang belum berangkat untuk bergabung dengan pasukan Madiun di Madiun. Kanjeng Sultan Hadiwijaya masih mengadakan pertemuan dengan para pimpinan dari berbagai kadipaten.
Kanjeng Sultan Hadiwijaya didampingi oleh Adipati Pati, Ki Penjawi. Ki Penjawi kini yang menjadi tumpuan dari Kanjeng Sultan Hadiwijaya. Sepeninggal Ki Pemanahan dan Ki Juru Martani atau Ki Mandaraka, Kanjeng Sultan Hadiwijaya merasa sendiri. Terlebih dengan tidak adanya putra angkatnya yang ia kasihi, Raden Mas Danang Sutawijaya.
Namun demikian, Kanjeng Sultan Hadiwijaya sebagai seorang raja besar tidak boleh larut dalam penyesalan. Pajang harus tetap menjadi penguasa tinggal di pulau ini.
………….
Bersambung………
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#877

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(877)Mataram. Kini Adipati Pragola telah bersiaga kembali sepenuhnya. Ia tak ingin gagal untuk…

10 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#876

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(876)Mataram. Beberapa saat kemudian telah terbentuk lingkaran arena di tempat yang cukup lapang.Adipati…

1 hari ago

Perbedaan Antara Nanoteknologi dan Teknologi Konvensional

Definisi dan Skala Operasi Apa perbedaan antara nanoteknologi dan teknologi konvensional? Teknologi konvensional didefinisikan sebagai…

1 hari ago

Proses Pembuatan Nanomaterial: Mengungkap Dunia Miniatur

Apa itu Nanomaterial? Dalam nanoteknologi ada yang disebut dengan nanomaterial. bagaimana proses pembuatan nanomaterial dan…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#875

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(875)Mataram. Dua orang senopati utusan Adipati Pragola tersebut masih terdiam setelah mendengar kata-kata…

2 hari ago

Sejarah Perkembangan Nanoteknologi: Dari Konsep ke Realitas

Konsep Awal Nanoteknologi Pada tahun 1959, seorang fisikawan terkemuka, Richard Feynman, mengemukakan gagasan revolusioner mengenai…

3 hari ago