Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#552

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(552)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Kanjeng Sultan Hadiwijaya tersenyum, perang besar benar-benar telah urung terjadi. Jika perang besar itu sungguh terjadi, orang yang paling bertanggung jawab adalah Kanjeng Sultan sendiri. Bisa jadi ia akan tercatat dalam sejarah yang menimbulkan korban paling besar selama ini.
“Terimakasih tak terhingga kami haturkan kepada Kanjeng Sunan atas kegigihan dan tentu kebijaksanaan dan kewibawaannya. Lebih dari itu kita layak bersyukur kepada Gusti Pangeran yang meridhoi niat baik dari Kanjeng Sunan…..!” Berkata Kanjeng Sultan Hadiwijaya jujur dan tulus.
“Bagaimana pun kekuasaan tertinggi di tanah ini adalah Kanjeng Sultan. Tanpa kerendahan hati Kanjeng Sultan, semuanya bisa gagal….!” Berkata Kanjeng Sunan yang rendah hati itu.
“Benar apa yang disampaikan oleh Kanjeng Sunan, bahwa urungnya sebuah peperangan lebih berarti dari sebuah kemenangan dalam sebuah peperangan…..!” Berkata Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
“Perang adalah pilihan terakhir jika sudah tidak ada kemungkinan lain. Misalnya menumpas kejahatan seperti dalam perang Alengkadiraja – Pancawati atau perang Baratayuda…..!” Lanjut Kanjeng Sunan Mrapen.
“Benar Kanjeng…..! Semoga selalu terjalin kekerabatan yang erat antara Pajang dengan kadipaten-kadipaten di seluruh negeri ini…..!” Berkata Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
Setelah berbincang beberapa lama, Kanjeng Sunan beserta para pengiringnya dijamu oleh Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
“Pasukan besar itu akan kami songsong sendiri di Madiun, Kanjeng…..!” Berkata Kanjeng Sultan Hadiwijaya setelah selesai bersantap.
“Sikap dan tindakan yang luhur, Kanjeng Sultan…..!” Jawab Kanjeng Sunan Mrapen.

Sementara itu, keadaan di Mataram tidak terpengaruh dengan yang terjadi di Pajang dan bang wetan yang mengerahkan pasukan. Semua orang siang malam giat gotong royong membangun negeri. Bangunan rumah bagi kerabat Ki Ageng Mataram pun telah jadi. Masing-masing keluarga menempati satu bangunan rumah. Demikian pula untuk Ki Juru Martani dan keluarganya.
Raden Mas Danang Sutawijaya juga menempati bangunan rumah yang indah di kasatrian seorang diri. Dahulu Raden Mas Danang Sutawijaya memang pernah memiliki putri boyongan dari Jipang, selir dari Harya Penangsang. Namun putri itu tidak bersedia ikut babat Alas Mentaok yang pasti menderita. Ia memilih tetap tinggal di keraton Pajang yang nyaman.

Alkisah, kisahnya kembali ke belakang agar bisa memahami latar belakang.
Ketika Kanjeng Ratu Kalinyamat bersumpah setia kepada Pajang atas gugurnya Harya Penangsang, ia pun menghadiahkan beberapa wilayah kuasanya kepada Pajang. Kanjeng Ratu Kalinyamat juga menghadiahkan harta pusaka kepada adik iparnya itu. Saat itu, Kanjeng Ratu Kalinyamat juga menyerahkan putri boyongan kepada Kanjeng Sultan Hadiwijaya. Salah satu putri boyongan adalah seorang gadis kecil yang cantik jelita. Namun gadis itu telah yatim piatu karena ayah ibunya menjadi korban keganasan para prajurit Jipang utusan Harya Penangsang saat lalu.
“Aku serahkan gadis kecil yang cantik jelita ini, Dimas Sultan. Agar ia ikut mukti wibawa di Pajang……!” Berkata Kanjeng Ratu Kalinyamat saat itu.
Gadis itu pun kemudian diboyong ke Pajang. Namun di keraton Pajang belum ada keluarga yang bisa menerima gadis kecil itu untuk merawat. Maka gadis kecil itu dititipkan di keluarga Ki Pemanahan di Laweyan yang sudah mapan.
“Biarlah gadis ini aku titipkan kepada keluarga Kakang Pemanahan. Besuk setelah lewat akhil balik bisa aku terima di keraton Pajang…..!” Berkata Kanjeng Sultan Hadiwijaya saat lalu.
Namun, ketika keluarga Ki Pemanahan di Laweyan saat boyongan ke Alas Mentaok, gadis kecil yang belum akhil balik itu ikut boyongan ke Mentaok.
Dan kini, gadis kecil boyongan dari Jepara itu telah menjadi seorang gadis yang cantik dan tinggal di Mataram. Gadis itu dibuatkan pondok mungil yang indah. Ia menjadi seorang gadis yang cekatan mengerjakan segala pekerjaan. Namun tak mengurangi kecantikannya, bahkan semakin menarik.
……………
Bersambung………..
(@SUN-aryo)

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#806

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(806)Mataram. Guru orang bercambuk itu tahu bahwa Pangeran Pangiri sama sekali tidak ada…

18 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#805

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(805)Mataram. Para prajurit sandi itu juga bisa menjadi bagian pasukan tempur jika diperlukan.…

2 hari ago

Chipset A Bionic: Kenapa iPhone Selalu Lebih Cepat?

Di era teknologi yang terus berkembang pesat, kecepatan serta performa perangkat menjadi faktor penting dalam…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#804

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(804)Mataram. Senopati Wirosekti mengangguk-angguk kemudian katanya; "Baik Pangeran, saya tidak berkeberatan. Biarlah nanti…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#803

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(803)Mataram. Di barak prajurit di Jatinom, Pangeran Benawa tidak lama. Yang paling utama…

4 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#802

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(802)Mataram. Pangeran Benawa dan Senopati barak prajurit itu kemudian berbincang berdua saja. Pangeran…

5 hari ago