Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#555

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(555)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Dekatnya tempat tinggal mereka memudahkan Raden Mas Danang Sutawijaya untuk selalu berkunjung ke Pondok Ni Mas Mirah. Sedangkan Ni Mas Mirah sendiri menyambut setiap kedatangan Raden Mas Danang Sutawijaya dengan suka cita. Pandainya kedua insan mengatur waktu dan cara, membuat perbuatan mereka belum diketahui oleh siapa pun. Terlebih musim hujan seperti saat itu, seakan alam mendukung perbuatan mereka yang semestinya tidak mereka lakukan. Mereka berdua belum ada ikatan apapun, namun yang dilakukan sudah terlalu jauh. Raden Mas Danang Sutawijaya semestinya bisa menjadi contoh bagi kawula Mataram secara keseluruhan. Raden Mas Danang Sutawijaya adalah calon pemimpin di masa datang, karena ia adalah putra sulung dari pimpinan tertinggi telatah Mataram yakni Ki Ageng Mataram.
Namun sepandai-pandainya menyimpan bangkai, akhirnya tercium juga. Seorang wanita setengah baya yang bertugas di dapur dan merupakan kawan dekat dari Ni Mas Mirah curiga kepada gadis itu.
“Ni Mas sepertinya masih mengantuk, apakah semalam kurang tidur…..?” Sindir wanita setengah baya itu. Ia memang melihat berkelebatnya seorang pria yang menyelinap masuk ke pondok Ni Mas Mirah.
“Benar Bibi…..! Ada tikus masuk di kolong tempat tidur. Aku paling takut dengan tikus…..!” Dalih Ni Mas Mirah tidak jujur.
“Jangan-jangan itu tikus jelmaan seseorang…..!” Sindir wanita setengah baya itu.
“Bibi itu ada-ada saja…..!” Tukas Ni Mas Mirah.
“Ya sudah…..! Mari kita persiapkan untuk sarapan pagi bagi para pekerja seperti biasanya…..!” Ajak wanita setengah baya itu.
Sejak dini hari para wanita memang telah menyiapkan membuat sarapan bagi para pekerja yang tetap giat membangun kawasan Kotagede. Ni Mas Mirah pun selalu ikut memasak bersama beberapa wanita yang lain. Namun Ni Mas Mirah di pagi hari itu memang terlihat masih mengantuk. Ia memang semalaman tidak tidur karena melayani kedatangan Raden Mas Danang Sutawijaya.

Wanita setengah baya itu ingin meyakinkan lagi apa yang pernah ia saksikan sebelumnya. Dari jarak yang sedikit jauh, ia bisa melihat pintu masuk pondok Ni Mas Mirah. Ketika menjelang tengah malam ia kembali melihat berkelebatnya seorang pria menyelinap masuk ke pondok Ni Mas Mirah. Ia yakin bahwa pria tersebut adalah Raden Mas Danang Sutawijaya. Raden Mas Danang Sutawijaya adalah seorang yang sakti mandraguna, ia bisa merasakan jika ada seseorang yang mengawasinya. Namun gelora asmara menutupi kepekaan seseorang. Demikian juga halnya Raden Mas Danang Sutawijaya. Ia tidak menyadari bahwa seseorang mengawasinya. Bahkan ketika wanita setengah baya yang juga merupakan seorang prajurit wanita itu mendekat di balik pondok Ni Mas Mirah, Raden Mas Danang Sutawijaya tidak menyadari juga.
“Heeem….., mereka telah berbuat terlalu jauh. Apa yang mesti aku lakukan…..?” Batin wanita setengah baya itu.
Namun wanita itu tetap menahan diri untuk tidak menceritakan yang ia saksikan kepada para wanita lainnya. Karena jika ia ceritakan tentu akan terjadi kehebohan.

Dalam suatu waktu, wanita setengah baya itu berhasil menghadap Ki Juru Martani. Ia kemudian menceritakan apa yang ia ketahui tentang hubungan Ni Mas Mirah dengan Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Hamba bukan ingin mencampuri urusan orang lain, Ki Juru. Namun yang kami khawatirkan adalah jika ada orang lain yang melihatnya. Pasti akan cepat tersebar ke seluruh pemukim Kotagede ini……!” Berkata wanita setengah baya itu bijak.
“Baiklah….! Aku percaya kepadamu. Bertahan-lah untuk tidak kau ceritakan kepada orang lain. Biarlah kami orang tua yang menanganinya……!” Berkata Ki Juru Martani.
“Terimakasih Ki Juru…..! Dan hamba mohon maaf atas kelancangan ini…..!” Berkata wanita setengah baya itu.
“Kau telah bertindak benar. Akulah yang berterimakasih…..!” Berkata Ki Juru Martani.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo
Berikan like dan komentar.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *