Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#575

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(575)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Beberapa saat Raden Mas Danang Sutawijaya dan Ki Juru Martani masih berbincang. Ki Juru Martani menyambut baik rencana Raden Mas Danang Sutawijaya untuk menjalin kekerabatan dengan kadipaten- kadipaten di seberang kali Praga. Mereka yang diseberang kali Praga, jika akan ke Pajang pasti akan melewati telatah Mataram.

Raden Mas Danang Sutawijaya sempat mengunjungi beberapa tempat yang sedang dibangun. Semua penghuni kawasan Kotagede bekerja keras untuk membangun wilayahnya.
“Apakah tadi pagi semua juga ikut berlatih olah kanuragan…..?” Bertanya Raden Mas Danang Sutawijaya dalam suatu kesempatan.
“Ikuuut….., kami semua ikut…..!” Jawab mereka hampir serentak.
“Bagus…..! Agar kita semakin kuat segar dan bugar…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
Raden Mas Danang Sutawijaya kemudian melanjutkan berkeliling. Setiap kali ia menyapa dengan ramah mereka yang sedang bekerja. Bahkan ia tak segan ikut membantu, terutama pekerjaan berat yang membutuhkan tenaga. Setiap kali pula mereka kagum akan kekuatan putra Ki Ageng Pemanahan itu. Setiap kali pula Raden Mas Danang Sutawijaya menanyakan tentang latihan olah kanuragan setiap pagi. Raden Mas Danang Sutawijaya selalu mendapat jawaban yang serupa, mereka serentak menjawab bahwa senang dengan adanya latihan olah kanuragan itu.
Raden Mas Danang Sutawijaya pun senang. Ia berharap mereka semua bisa memiliki kemampuan bak para prajurit. Prajurit yang bisa menjaga wilayahnya dari tindak kejahatan.

Kini telah dibangun pula rumah sebagai tempat tinggal setiap kepala keluarga dengan corak yang hampir sama. Mereka, keluarga-keluarga itu tidak lagi tinggal di barak, tetapi di rumah masing-masing. Rumah-rumah itu pun tertata rapi tak jauh dari bangunan utama.
Mereka yang semuanya adalah pendatang itu sudah merasa kerasan tinggal di kawasan Kotagede. Paling banyak mereka berasal dari Sela dan Pengging serta dari Laweyan. Namun ada beberapa dari pegunungan Sewu mengikuti Ki Ageng Giring. Dan ada pula satu dua dari sekitar telatah Mataram sendiri.

Di Malam harinya, Raden Mas Danang Sutawijaya menyempatkan diri untuk bertemu dengan Ni Mas Mirah. Mereka sedikit berbincang, dan ia sama sekali tidak menyinggung pertemuan dengan seorang wanita cantik jelita di laut selatan. Mereka lebih banyak menumpahkan rasa rindu dengan caranya, cara dua orang pria dan wanita muda. Dua orang yang sedang dilanda asmara. Mereka menjadi lebih leluasa, tidak harus bersembunyi-sembunyi karena hampir semua orang sudah mengetahui hubungan mereka. Mereka pun tahu bahwa keduanya telah mendapat restu dari Kanjeng Sultan Hadiwijaya di Pajang.
Raden Mas Danang Sutawijaya merasa ada perbedaan yang nyata antara dua wanita yang sama-sama cantik jelita. Antara wanita cantik jelita di laut selatan dan dengan wanita cantik sewajarnya yang sekarang bersamanya, Ni Mas Mirah. Namun demikian dari keduanya, ia mendapat sesuatu yang sangat indah.
“Dalam waktu dekat aku akan pergi keseberang kali Praga untuk beberapa waktu, Ni Mas…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya ketika sedang beristirahat di malam itu.
“Apakah karena ada wanita cantik yang harus dikunjungi di sana, Raden……?” Bertanya Ni Mas Mirah.
Raden Mas Danang Sutawijaya tersenyum, namun kemudian jawabnya; “Tentu bukan karena itu, tetapi Mataram harus menjalin kekerabatan dengan kadipaten-kadipaten di seberang kali Praga itu…..!”
Ni Mas Mirah mencoba mengerti, tetapi tidak ada senyum di bibirnya. Raden Mas Danang Sutawijaya mengerti perasaan seorang gadis yang baru saja lepas dari masa akil balik itu. Walau baru menginjak masa dewasa namun sudah merengguh indahnya asmara. Dan kini akan ditinggalkan untuk waktu beberapa lama.
Raden Mas Danang Sutawijaya tidak menghibur gadis itu dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan nyata.
Tidak diceritakan kemudian apa yang terjadi di antara mereka.
Ketika terdengar ayam berkokok untuk kedua kalinya, Raden Mas Danang Sutawijaya segera minta diri. Kali ini senyum mengembang dari bibir Ni Mas Mirah.
………………
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula channel saya di Youtube. Cari; St Sunaryo

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#874

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(874)Mataram. Adipati Pragola juga mendapat laporan bahwa dua orang murid orang bercambuk juga…

7 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#873

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…

1 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#870

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…

4 hari ago

Dilema Library Genesis dalam Dunia yang Haus Ilmu

Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…

5 hari ago