Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#577

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(577)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.

Mereka senang dengan kegiatan latihan bersama di pagi buta hari itu. Mereka tidak merasa terpaksa.
Banyak di antara mereka yang luwes menirukan setiap gerak yang dilakukan oleh Ki Dhandhang Wisesa, namun tak sedikit yang terlihat kaku. Walau demikian, mereka semuanya senang.
Kini Ki Dhandhang Wisesa telah menyisipkan gerakan untuk bertahan dari serangan lawan. Baik gerakan tangan maupun gerakan kaki dan badan. Namun kebanyakan dari mereka tidak menyadari bahwa itu adalah salah satu dari gerakan bela diri.
Berulang-ulang Ki Dhandhang mengulangi gerakan itu.
Mereka dengan senang hati menirukan setiap gerak dari Ki Dhandhang Wisesa karena mereka melihat para tetua pun mengikuti dengan gerak yang sama pula. Bahkan para wanita dan para remaja pun senang mengikuti pula.
Tak kalah senangnya ketika mereka kemudian beristirahat bersama untuk minum minuman hangat jahe sere gula aren. Makanannya adalah gembolo godog yang pulen.
“Waaah mantap gembolonya…..!” Seloroh salah seorang di antara mereka.
“Kami kemarin dulu yang mencari di hutan…..!” Sahut yang lain.
“Ada gembili atau tidak di hutan itu….?” Bertanya yang lain.
“Tidak kami temukan gembili…..! Kami kemarin juga membawa banyak buah kweni…..! Bisa untuk buah nanti siang….!” Sahut yang lain.
Mereka makan minum sambil berbincang tentang berbagai hal. Demikian pula Raden Mas Danang Sutawijaya sempat berpamitan kepada para tetua bahwa pagi hari itu ia akan pergi ke Menoreh untuk berkunjung kepada Ki Gede Menoreh.
“Apakah Raden memerlukan kawan…?” Bertanya Ki Ageng Giring.
“Tidak Paman…..! Danang akan pergi seorang diri saja…..!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Ooo ya, baiklah, semoga lancar dalam perjalanan…..!” Berkata Ki Ageng Giring.
Ki Ageng Giring yang sudah beberapa kali berkelana ke seberang kali Praga kemudian menceritakan jalur jalan dan tempat penyeberangan yang bisa dilewati. Bisa lewat Karangwaru kemudian Berja dan kemudian lewat penyeberangan Ngapak. Atau lewat jalur selatan melewati Alas Beringan kemudian gunung Gamping dan kemudian lewat penyeberangan Bantar.
“Danang akan mencoba lewat jalur selatan, Paman. Jalur yang belum pernah Danang lewati……!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Di Alas Beringan yang masih sepi, tetapi jika sudah di gunung gamping akan ramai…..!” Lanjut Ki Ageng Giring.
“Terimakasih Paman, Danang kemudian akan melanjutkan perjalanan ke Bagelen dan Banyumas dan jika lancar terus akan ke Kedu pula…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Berhati-hatilah Danang, itu adalah perjalanan yang jauh dan panjang…..!” Berkata Ki Ageng Mataram.
“Baiklah Bapa, Danang akan berhati-hati….!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya.

Pagi itu, sebelum para penghuni kawasan Kotagede melanjutkan pekerjaan membangun kawasan, Raden Mas Danang Sutawijaya telah meninggalkan tempat tinggalnya. Ia tidak perlu berpamitan kepada Ni Mas Mirah, karena sudah memberitahukan tadi malam.
Ia menunggang kuda yang biasa saja, bukan kuda yang teji tinggi besar agar tidak menarik perhatian di perjalanan. Ia juga hanya membawa bekal secukupnya saja. Demikian juga, ia tidak membawa senjata pedang atau tombak yang panjang agar tidak menarik perhatian pula. Raden Mas Danang Sutawijaya cukup membawa sepasang belati yang ia sisipkan di pelana kuda yang tidak semata-mata kelihatan. Ia pun berdandan layaknya seorang pengembara yang bepergian jauh.
Derap kaki kuda melangkah sedang, tidak kencang dan tidak terlalu lambat. Raden Mas Danang Sutawijaya memang tidak perlu tergesa-gesa. Menoreh yang berada di seberang kali Praga tidaklah terlalu jauh.
Kali ini Raden Mas Danang Sutawijaya tidak melewati Karangwaru dan kemudian Berja, tetapi melewati jalur selatan seperti yang diceritakan oleh Ki Ageng Giring. Namun ia akan melewati Alas Beringan dan kemudian lewat sisi utara dari gunung gamping. Ia akan menyeberang sungai Praga di Bantar. Di tempat penyeberangan itu sungainya lebar namun tidak deras.
………………..
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Proses Pembuatan Nanomaterial: Mengungkap Dunia Miniatur

Apa itu Nanomaterial? Dalam nanoteknologi ada yang disebut dengan nanomaterial. bagaimana proses pembuatan nanomaterial dan…

16 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#875

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(875)Mataram. Dua orang senopati utusan Adipati Pragola tersebut masih terdiam setelah mendengar kata-kata…

16 jam ago

Sejarah Perkembangan Nanoteknologi: Dari Konsep ke Realitas

Konsep Awal Nanoteknologi Pada tahun 1959, seorang fisikawan terkemuka, Richard Feynman, mengemukakan gagasan revolusioner mengenai…

1 hari ago

Nanoteknologi: Revolusi di Skala Atom

Apa Itu Nanoteknologi? Nanoteknologi merupakan salah satu bidang ilmu yang berfokus pada manipulasi dan pengembangan…

1 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#874

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(874)Mataram. Adipati Pragola juga mendapat laporan bahwa dua orang murid orang bercambuk juga…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#873

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…

2 hari ago